FX Rudy Akui Dinasihati Megawati Untuk Suport Anak Muda

Spread the love

Solo,Poskita Ada berita yang tidak diberitakan saat ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo absen dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP di JI-Expo Kemayoran, Jakarta yang dibuka, Jumat (10/1) lalu.

Saat Rudi menemui Megawati, dan menerima nasihat terkait dinamika politik di Pilkada Solo beberapa hari sebelum Rakernas digelar.

Pada pertemuan itu, Rudy mengaku mendapat wejangan dari Megawati setelah putri Proklamator RI itu memintanya dibawakan serabi Notosuman, kegemarannya. Adapun wejangan Megawati terkait dengan dinamika politik di internal PDIP menjelang Pemilihan Wali Kota Solo.

“Cuma ditanya soal Solo. Statement-mu di media ya sudah itu saja. Enggak usah emosi, dukung anak muda dimana salahnya?” kata Rudy meniru ucapan Megawati, Senin (13/1) di ruang kerjanya.

Rudy menerangkan, pernyataan yang dimaksud Megawati yaitu mengenai DPC yang sudah menjalankan penjaringan sesuai Peraturan Partai (PP) 24 tahun 2017. Di pasal 10, pengurus partai tingkat daerah yang dalam pemilihan umum sebelumnya mendapat lebih dari 25 persen suara atau 20 persen kursi legislatif berhak mengadakan penjaringan secara tertutup di internal partai.

Solo, kata dia, memenuhi kriteria tersebut dengan perolehan kursi hingga 65 persen dari total kursi legislatif di Solo. Menurut Rudy, Megawati terus memantau dinamika politik di Kota Solo terkait dengan basis massa PDIP yang kuat. Ia diminta bersabar menunggu rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP.

“Saya diminta menunggu keputusan ketum. Enggak ada yang lain,” katanya.

Seperti diketahui, DPC PDIP menggelar penjaringan di internal partai terkait Pilkada Solo 2020 Dari proses penjaringan yang dilaksanakan sejak pertengahan 2019, muncul pasangan Achmad Purnomo – Teguh Prakosa. Purnomo saat ini aktif menjabat Wakil Wali Sota Solo, sementara Teguh masih menjadi anggota DPRD Solo dari PDIP.

Namun demikian, di tengah kepastian rekomendasi untuk Achmad Purnomo-Teguh Prakosa, muncul nama putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. DPP PDIP memberi sinyal untuk memberi restu Gibran masuk bursa bakal calon dari PDIP, meski Gibran tercatat sebagai kader baru PDIP.

Meski santer kabar akar rumput PDIP bergolak, namun Rudy telah membantah jika ketidakhadirannya di Rakernas PDIP di Ji-Expo, Kemayoran, Jakarta sebagai bentuk perlawanan kepada DPP.

Ia menegaskan absennya dari agenda rutin partai itu disebabkan karena saat ini Kota Solo dalam keadaan siaga bencana. Sebagai wali kota Solo, Rudy harus siap terjun ke lapangan jika sewaktu-waktu terjadi bencana.

Spanduk Achmad Purnomo sebagai kader PAN

Sementara itu, di Kota Solo sudah marak poster-poster calon kepala daerah. Terdapat juga spanduk dukungan untuk pasangan Achmad Purnomo – Teguh Prakosa, dengan narasi yang menyebut Achmad Purnomo sebagai kader terbaik Partai Amanat Nasional.

Ini yang membuat Rudy kecewa, ada permainan apa Purnomo dengan PAN?

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Solo, Achmad Sapari membantah pihaknya memasang spanduk tersebut. Sapari menduga spanduk itu dipasang oleh pihak tak bertanggung jawab yang ingin memperkeruh suasana politik di Kota Solo.

Tapi JANGAN HANYA melempar statemen tuduhan TANPA BISA MEMBUKTIKANNYA. Atau PAN sengaja bermain untuk MEMECAH BELAH PDIP di Solo?

“Itu justru mengadu domba saya dengan Pak Amien Rais sebagai Dewan Penasehat di PAN. Saya curiga itu dipasang oleh oleh pihak lain,” katanya, Senin (13/1).

Sebutkan pihak lain itu siapa?
Asal nuduh tanpa melakukan penyelidikan itu namanya WATON JEPLAK!

Sapari MENGAKUI banyak kader yang menyampaikan dukungan untuk Purnomo.

PAN memang pernah mengusung Purnomo sebagai Calon Walikota Solo melawan Jokowi di Pemilihan Wali Kota Solo tahun 2005. Namun Purnomo tidak pernah terdaftar sebagai kader partai berlambang matahari itu.

Disinilah Rudy mulai timbul kecurigaan pada Purnomo, jangan-jangan kader Purnomo sendiri yang pasang spanduk PAN tersebut?

(Dari berbagai sumber)