SMP Negeri 8 Surakarta “Kebakaran”, Siswa Terjebak di Ruang IPA

Spread the love

SOLO, POSKITA.co – Seluruh warga SMP Negeri 8 panik, sebab sekolahnya “kebakaran” saat ada kegiatan belajar mengajar (KBM).

Kejadian itu membuat warga sekolah mengalami kebingungan. Ada yang berteriak minta tolong, ada juga yang memanggil ayah dan ibunya. Banyak juga yang menangis karena takut kejatuhan benda-benda yang ada di atas.

Meskipun panik siswa yang masih ada di dalam kelas bersama guru langsung berlindung di bawah meja. Mereka menyelamatkan diri dengan teratur.

Begitu terdengar sirine dan lonceng berbunyi, guru dan kepala sekolah pun keluar dari ruangan masing-masing menuju ke titik kumpul yang sudah disiapkan. Walaupun jalur evakuasi sudah disiapkan sedemikian rupa, ternyata masih ada siswa dan guru yang terjebak dalam gedung, karena akses jalan tertutup kabut.

Mereka pun panik mencari pertolongan, hingga akhirnya datang pertolongan dan dievakuasi oleh petugas. Namun di ruang IPA, ada seorang siswa yang terluka pada sebagian tubuhnya karena terkena kobaran api, hingga tidak bisa menyelamatkan diri. BPBD pun menyelamatkan siswa ini dengan cara mengirimkan tandu.

Itulah suasana simulasi yang telah disiapkan BPBD bersama sekolah. Bukan hanya siswa dan guru, Kepala Sekolah pun juga terlibat menjadi peserta simulasi, mengikuti jalur keselamatan yang sudah dibuat oleh BPBD.

“Sekilas, kita lihat tadi keren, niat banget alias serius sekali,” kata Barli dari PMI.

Simulasi ini digelar Selasa, 30 April 2019, Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman MPd, bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta, PMI Surakarta, dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Surakarta mengerahkan seluruh warga sekolah mengadakan simulasi bencana alam.

Simulasi merupakan metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya. Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan sekelilingnya.

Triad Suparman dalam sambutannya mengungkapkan tujuan diadakan simulasi bencana alam untuk memberi pengetahuan tentang bahaya bencana alam, meningkatkan kewaspadaan akan bencana alam, mengurangi jumlah korban bila bencana alam sebenarnya terjadi.

“Tujuan utama simulasi bencana alam, seperti dijelaskan petugas dari PMI, untuk memberi pengetahuan dan meningkatkan kewaspadaan tentang bahaya bencana alam. Karena apabila suatu masyarakat tidak mengetahui tentang resiko bencana alam yang ada di wilayahnya, maka masyarakat tersebut tidak akan melakukan persiapan menghadapi resiko bencana. Kemudian saat bencana terjadi, tanpa adanya persiapan akan timbul kepanikan dan banyak korban,” ujar Triad Suparman.

Singkirno dari BPBD, menjelaskan simulasi ini merupakan latihan atau simulasi bencana digunakan untuk melatih kesiapan dalam keadaan darurat yang akan diantisipasi. Simulasi ini dirancang untuk memberikan pelatihan, mengurangi kebingungan dan memastikan kesiapan prosedur dan peralatan tanggap darurat.

Simulasi yang dilakukan di SMP Negeri 8 Surakarta, simulasi bencana alam berupa simulasi kebakaran. Selain simulasi bencana alam karena kebakaran juga diadakan demo cara memadamkan api yang berasal dari kompor gas.

“Simulasi yang dilakukan di SMP Negeri 8 Surakarta ini merupakan yang pertama dilakukan di Kota Surakarta, semoga menjadi contoh untuk sekolah yang lainnya. Untuk membidangi tentang karakter siswa dalam hal ini tentang bahaya bencana alam dan kebakaran. Ini Simulasi dari Damkar yang pertama kali dilakukan, sangat mendukung sekali kepada Kepala Sekolah dan warga SMP Negeri 8 Surakarta dalam menghadapi kesiapsiagaan bencana. Semoga menjadi contoh untuk sekolah-sekolah yang lainnya,” kata Syaefudin, petugas dari Damkar yang didampingi Agus, Aris dan Ferdi.

Triad Suparman memberikan apresiasi terhadap aksi para petugas dari BPBD, Damkar dan PMI dalam melakukan simulasi ini.

“Menyenangkan juga menyedihkan kalau hal ini sungguh-sungguh terjadi. Sayangnya masih ada siswa dan guru yang tidak sungguh-sungguh dalam simulasi ini. Kegiatan seperti ini harus rutin kita lakukan, mudah-mudahan kesiapsiagaan tetap terjaga,” kata Triad.

Simulasi penanggulangan bencana alam dengan pengerahan semua warga sekolah yang dilaksanakan oleh BPBD Kota Surakarta diharapkan membuat warga sekolah mengerti cara menyelamatkan diri saat bencana terjadi. Korban yang timbul tidak banyak karena ada kesiapan dalam menghadapi bencana alam.

“Simulasi ini merupakan bagian dari karakter warga sekolah agar selalu tanggap terhadap lingkungan dan memberikan edukasi tentang kesiapsiagaan kita terhadap geografis Indonesia yang rawan bencana. Simulasi ini sekaligus melaksanakan himbauan dari Dinas Pendidikan,” kata Ngateman SPd, Waka Humas SMP Negeri 8 Surakarta. (COSMAS)