Presiden Jokowi : Kebudayaan Panggung Toleransi Berinteraksi
JAKARTA (poskita.co) – Presiden RI Jokowi berharap agar kebudayaan tidak hanya berfungsi sebagai panggung ekspresi, tapi juga merupakan panggung toleransi dalam berinteraksi. Hal itu dikatakan Jokowi dalam sambutannya, usai menerima naskah strategi kebudayaan, hasil rumusan Kongres Kebudayaan Indonesia, yang berlangsung di gedung Kemendikbud, Jakarta 5-9 Desember 2018.
Presiden menyatakan, kebudayaan tidak cukup hanya sebagai panggung ekspresi, tapi juga harus mampu menjadi panggung toleransi dalam berinteraksi. Kebudayaan itu intinya adalah kegembiraan.
“Orientasi kebudayaan tidak boleh keluar dari etos. Kontestasi tanpa toleransi. Misalnya saling mencela, politik bisa menghalalkan segala cara untuk menang. Itulah yang perlu dihindari,” ujar Jokowi di hadapan para peserta kongres yang hadir, di panggung Kubah Bambu, halaman Kemendikbud, Minggu (9/12).
Menurut Jokowi, kita sedang menghadapi lalu-lintas kebudayaan yang sangat kompleksitas. Dan kita harus teguh menghadapi semua itu. Naskah strategi kebudayaan, buah kerja bersama para seniman, budayawan dan stakeholder yang berkompeten di bidang kebudayaan.
Naskah strategi kebudayaan ini tentu saja akan memberi angin segar bagi pelaku kebudayaan, karena negara akan lebih menjamin, memberi prioritas perhatian untuk kebudayaan di Indonesia.
Dalam acara itu juga, Presiden Jokowi menyempatkan memberi penghargaan kepada 4 tokoh seniman dan budayawan, yaitu tim pemugar candi Borobudur, Ismiono dan Hubertus Sadirun, sutradara penulis naskah serta aktor teater dan film I Gusti Ngurah Putu Wijaya dan sastrawan D. Zawawi.
Acara ini dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Efendy, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, para peserta kongres, seniman serta budayawan dari berbagai daerah di Indonesia. (Endang Paryanti)