Gayeng, Festival Batik Jarum Bayat

Spread the love

KLATEN (poskita.co) – Sejumlah 50 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang terbagi 5 kelompok program kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Klaten, turut meramaikan Festival Batik Jarum, Jumat-Sabtu (24-25/8).

Salah satu mahasiswa, Anggit Dwi Prayoga (20 th), mengaku senang dan antusias bisa meramaikan agenda festival batik ini. Mulai dari pembentukan panitia sampai pelaksanaan yang dirancang selama tiga minggu dan sejumlah UKM (Usaha Kecil Menengah) di Jarum turut membuka bazar.

Mahasiswa UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) Yogyakarta yang baru KKN tampak mendampingi Kades Jarum, Hj Suratmi, sukseskan festival batik Jarum, Jumat pagi (24/8/2018).

Anggit dan temannya mahasiswa UMY dapat tugas KKN di Jarum sejak 1-31 Agustus (1 bulan). Meskipun hanya sebulan, mahasiswa UMY ingin all out berkreasi dan berinovasi bagi warga Desa Jarum.

“Selain fashion show untuk SMA/SMK, ada lomba desain batik SD dan SMP, membatik gratis sepanjang 50 meter, pameran batik dan potensi jarum. Bisa terlibat dalam festival batik ini memang menyenangkan dan kita tetap punya kesan bagus selama KKN di Jarum ini,” ujar Anggit.

Kepala Desa Jarum, Hj Suratmi menambahkan, gelaran festival batik sudah empat kali digelar sejak 2014 dan festival batik kelima ini Bupati Klaten berkenan hadir. Warga berjualan aneka produk lokal, seperti batik, es dawet, gatot, klepon, tiwul, gethuk dan makanan khas lainnya.

“Warga Desa Jarum sangat bersyukur, sebab sejak empat tahun lalu festival batik diadakan, baru kali ini Bupati kerso rawuh. Matur nuwun Bu Bupati Hj Sri Mulyani atas kerawuhanipun, semoga batik Jarum semakin muncar dan maju berkembang,” ujar Suratmi pada wartawan, Jumat siang (24/8).

Bupati Klaten Hj Sri Mulyani didampingi Staf Ahli Abdul Mursyid, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten Pantoro, Kepala Bappeda Klaten Sunarno, Paguyuban Camat se Klaten dan sejumlah pejabat lainnya, datang menyaksikan festival batik Jarum ini.

Rombongan Bupati sampai lokasi pukul 10.15 WIB dan langsung menikmati es dawet yang ada di pintu masuk. Bupati Sri Mulyani mengambil sendiri es dawet Bayat sambil mengajak masyarakat untuk mencintai produk Klaten.

Mahasiswa UMY Yogyakarta kompak jualan gethuk, tiwul, klepon dan menu wong nDeso lainnya di ajang festival batik Jarum ini.

“Ayo beli es dawet Bayat. Gimana takaran buat dawet ini. Pesen saya, cintai produk dalam negeri Klaten, seperti es dawet khas Bayat ini, laris manis,” ujar Sri Mulyani.

Setelah itu, Bupati dan pejabat lainnya membubuhkan tulisan, tanda tangan atau karya lewat goresan canting batik tulis di kain putih yang telah disiapkan. Penyambutan semakin meriah dengan lantunan gejog lesung warga Jarum.

Agenda festival batik Jarum ini, harap Sri Mulyani, bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Jarum dan membeli berbagai produk batik Jarum. Kalau di Solo atau Jogja, harga batik mahal, tapi kalau di Jarum lebih murah.

Untuk pengembangan batik, Bupati minta empat desa yang kondang home industri batik bisa duduk bersama. Baik Jarum, Kebon, Banyuripan dan Beluk untuk membuat showroom batik. Soal anggaran, Bupati Sri Mulyani siap memberikan pemihakan demi batik khas Bayat semakin muncar. (aha)

Caption Foto:
Bupati Sri Mulyani didampingi Pantoro dan Sunarno siap bubuhkan kanvas ke kain putih sebelum saksikan fashion show di Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Klaten, Jumat pagi (24/8).