Jelang Pemilu, Ujaran Kebencian Rusak Persatuan

Spread the love

Jakarta, Poskita.co

Menjelang pelaksanaan pilkada serentak 2018, disinyalir ujaran kebencian semakin marak di media sosial. Persaingan yang tak sehat melalui ujaran kebencian dapat merusak persatuan bangsa.

“Semua ini tak lepas dari era keterbukaan, dimana  media sosial tumbuh subur dan informasi bisa diterima dengan mudah. Tantangan yang harus dihadapi menjelang pemilihan umum (pemilu), adanya persaingan tidak sehat lewat ujaran kebencian yang dapat merusak persatuan,” kata Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Kepresidenan Eko Sulistyo di Unika Atma Jaya, Semanggi, Jakarta Pusat, Rabu (21/2/2018).

Dalam diskusi publik bertajuk “Pilkada 2018: Pesta Politik dengan Semangat Kebangsaanyang” ini Eko menjelaskan, secara teori, saat ini masyarakat sedang memasuki masa post truth. Maksudnya adalah masa ketika fakta tidak lagi menjadi satu-satunya hal yang bisa membentuk opini.  Sekarang yang membuat opini itu justru persepsi, sehingga ranah ujaran kebencian dan fake news itu banyak.  Eko memastikan negara hadir untuk melawan ujaran kebencian lewat berbagai regulasi.

Untuk itu, butuh komitmen para kandidat bersama-sama menjaga kedamaian selama pemilu. Dia melihat kondisi ini sebagai tantangan bagi media konvensional. Salah satu tantangan untuk media konvensional, memberikan suatu fakta yang bisa mempengaruhi opini masyarakat. Tantangan lainnya, agar media supaya tidak terbawa arus partisan.

Walau mengikuti kontestasi politik, bukan berarti mengorbankan kepentingan masyarakat banyak.

“Meskipun melalui kontestasi politik, tapi ada kepentingan yang lebih besar untuk menjaga keutuhan masyarakat agar tidak terbelah,” ujar  Eko.

Kombes Sri Suari dari Divisi Humas Polri mengatakan Polri telah membuat pasukan siber yang khusus menangani masalah itu.  Dari 11 variabel yang mengancam yang  diidentifikasi oleh kepolisian, salah satu yang mengancam adalah ujaran kebencian dan hoax.

“Kepolisian  sudah punya pasukan siber  yang mengamati mengenai hal itu. Dari pengamatan, ujungnya ke pilkada dan pemilu,”  ucap Sri Suari dikutip dari detik.com. Foto: Biro Pers Setpres

COSMAS