Klaten Kebanjiran, Anggota Dewan Harus Peduli..!!
KLATEN (poskita.co) – Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah Kadarwati turut prihatin dengan kondisi perkampungan yang ada di Klaten bagian selatan yang terkena imbas banjir luapan sungai Dengkeng. Bersama anggota DPRD Kabupaten Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, melakukan aksi bakti sosial bekerjasama dengan BPBD Provinsi Jawa Tengah dengan memberikan bantuan, Rabu malam (29/11/2017).
Usai mengikuti kegiatan kedinasan di Semarang, Kadarwati yang tinggal di Desa Jatipuro, Kecamatan Trucuk ini, langsung meninjau sejumlah titik banjir dan menyerahkan bantuan di wilayah Kecamatan Trucuk dan Bayat. Bantuan diserahkan ke warga di kampung Modran, Desa Planggu, Kecamatan Trucuk, kampung Talang Wetan, Desa Talang, Kecamatan Bayat, dan lainnya.
Banjir ini dipandang sangat mengkhawatirkan dan tepat sekali jika Bupati Klaten Sri Mulyani mengeluarkan surat nomor 361/418 tahun 2017 tentang Status Tanggap Darurat Bencana Banjir, Tanah Longsor dan Angin Puting Beliung di Kabupaten Klaten tertanggal 28 November 2017.
“Banjir ini sungguh memprihatinkan, karena intensitas hujan yang tinggi, selama dua hari, akhirnya sungai Dengkeng meluap. Selain itu, memang ada sejumlah titik tanggul yang jebol, seperti di Desa Japanan, Kecamatan Cawas. Sekitar 30-an meter tanggul sungai Dengkeng jebol dan banjir menerjang kampung di Japanan dan Desa Bogor,” jelas Kadarwati.
Diharapkan, semua anggota dewan atau wakil rakyat, jangan hanya berpangku tangan. Setidaknya bisa memberikan bantuan dan rasa empaty kepada masyarakat yang terkena dampak banjir ini. Baik di wilayah Kecamatan Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas, Karangdowo, dan Trucuk.
Hamenang memandang banjir ini menjadi ujian bagi masyarakat dan satu sisi menjadi bukti semangat kepedulian elemen masyarakat. Banjir ini surutnya memang lama, tak hanya butuh sehari atau dua hari, seperti banjir di wilayah Kecamatan Cawas tanahnya rendah dan areal pertaniannya digenangi air.
“Musim hujan yang dengan intensitas tinggi yang berakibat banjir, harus dicari solusinya. Jangan sampai ke depannya terulang lagi dan membuat masyarakat susah. Tanggul sungai Dengkeng yang jebol, juga harus dibikin tanggul yang kuat atau semacam parapet yang layak tak mudah ambrol,” harap Hamenang. (aha)