Perpustakaan ISI Surakarta Gelar Seminar Nasional “Eksistensi Perpustakaan: Masa Silam, Era Kekinian & Masa Depan”

Spread the love

SOLO (poskita.co) – Menghadapi tantangan peran perpustakaan perguruan tinggi di masa depan, perpustakaan ISI Surakarta mengadakan seminar nasional dengan tajuk “Eksistensi Perpustakaan: Masa Silam, Era Kekinian & Masa Depan”, di Ruang Seminar ISI Surakarta, Rabu (27/9).

Di lingkungan akademik, kehadiran perpustakaan sebagai sumber informasi, panduan, dan rujukan dalam penelitian atau penulisan ilmiah lainnya menjadi satu hal yang vital. Tata kelola perpustakaan dari waktu ke waktu terus berkembang beserta tantangannya di setiap era sampai sekarang. Untuk menghadapi tantangan tersebut maka perlu kegiatan pembekalan dan pengembangan perpustakaan untuk pustakawan, pengelola perpustakaan, dan pemerhati perpustakaan.

“Selain sebagai pembekalan dan pengembangan pustakawan dan pengelola perpustakaan, kegiatan ini sebetulnya juga sebagai wahana untuk menambah pengetahuan dan gambaran bagi pustakawan, pengelola perpustakaan, mahasiswa dan pemerhati perpustakaan tentang tantangan dan peluang perpustakaan sekarang dan di masa depan,” jelas ketua pelaksana, M. Ali Nurhasan Islamy, S.Sos kepada poskita.co (27/9).

Seminar nasional perpustakaan ini menghadirkan tiga narasumber, Safirotu Khoir, Ph. D  (UGM Jogjakarta), Chandra Pratama S.IIP. , M.Sc (Univ. Kristen Petra Surabaya), dan Aris  Setiawan, S.Sn., M.Sn (ISI Surakarta). Safirotu Khoir dalam makalahnya yang berjudul “Past, Present, and Future: Menuju Perpustakaan yang Terhubung” menjelaskan tentang proses perkembangan tata kelola perpustakaan dan tantangan ke depan di tengah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seperti sekarang ini.

“Pustakawan perlu mempersiapkan kemampuan untuk selalu berinisiatif, beradaptasi, dan berkolaborasi secara internal maupun eksternal. Memiliki kemampuan untuk terbuka dan bergandengan dengan bidang ilmu lain yang terkait dan saling mendukung. Untuk menghadapi era masa depan, penyelenggara perpustakaan dapat mempersiapkan, kepemimpinan dan pengelola perpustakaan yang visioner, fleksibilitas kebijakan pengelolaan perpustakaan, responsifitas terhadap perubahan socio-culture, dan adaptifitas terhadap perkembangan teknologi,” papar Safirotu Khoir kepada peserta seminar.

Pembicaranya lainnya, Aris  Setiawan lebih banyak menyoroti tentang perpustakaan ISI Surakarta yang harus segera menyiapkan perpustakaan digital.  Sedangkan Chandra Pratama memaparkan gagasannya tentang eksistensi perpustakaan di masa silam sebagai library as place yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menghadapi tantangan yang ada di depan.

Kegiatan seminar nasional ini, selain kegiatan seminar sebagai pokok kegiatannya, juga menerbitkan proseding.

“Selain melibatkan peserta seminar,  kami juga mengajak para pustakawan, pengelola & pemerhati perpustakaan  menjadi pemakalah pendamping  dalam bentuk terbitan proseding seminar nasional,” jelas Ali.

Acara seminar nasional ini dibuka secara resmi oleh WR 1, Dr. Guntur  dan menampilkan hiburan musik keroncong mahasiswa etnomusikologi ISI Surakarta. (sat)