Ubah Plastik, Jadi Magnit Uang
Oleh: Setyasih Harini
Dosen Fisip, Universitas Slamet Riyadi
Ancaman kerusakan lingkungan akibat penumpukan sampah rumah tangga terutama plastik semakin mengkhawatirkan. Sampah rumah tangga tersebar dari dapur hingga halaman rumah bahkan tergeletak sembarangan di ruang publik. Masyarakat masih kurang memperhatikan bahwa sampah plastik baik yang tersebar maupun tertimbun menjadikan lingkungan kotor dan tidak nyaman dipandang.
Kabupaten Wonogiri menjadi salah satu wilayah dengan kualitas udara yang kurang sehat dan mengkhawatirkan hingga tercatat antara tiga hingga empat kali dari batas panduan tahunan WHO. Dalam situasi ini, ibu dapat menjadi agen perubahan: melalui pengolahan limbah plastik secara kreatif di tingkat rumah. Ibu tidak hanya membantu mengurangi sampah yang menjadi sumber polutan di atmosfer lokal. Ibu sekaligus berperan menanamkan nilai cinta lingkungan kepada generasi penerus.
Kesadaran dan kesungguhan seorang ibu dalam mengolah ulang plastik bukan hanya tindakan sederhana, melainkan langkah konkret yang mampu memperbaiki kualitas udara, serta memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat dan masa depan lingkungan di Wonogiri.
Kreativitas dan keterampilan ibu-ibu Kabupaten Wonogiri dalam pengelolaan sampah teruji sudah. Melalui kerja sama yang dilakukan oleh kader PKK Kabupaten Wonogiri dengan Tim Pengabdian Universitas Slamet Riyadi dengan mengusung tema Gerakan Perempuan Menuju Lingkngan Sehat Berkelanjutan. Tema ini dipilih sebagai bentuk kepedulian kalangan akademisi terhadap permasalahan masyarakat terutama kurangnya lingkungan sehat. Kerja sama ini dibalut dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan oleh Tim Pengabdi Universitas Slamet Riyadi Surakarta.
Dalam kegiatan sosialisasi, para ibu yang tergabung dalam kader PKK dibuka kembali wawasannya tentang kondisi lingkungan yang tercemar akibat limbah plastik, sebagian berasal dari rumah tangga. Kegiatan sosialisasi ini berdampak peningkatan pemahaman para ibu tentang peningkatan jumlah sampah yang cukup signifikan dari rumah tangga terutama saat libur. Aktivitas keluarga dalam mengisi waktu libur salah satunya dilakukan dengan menikmati makanan terutama dalam kemasan plastik. Saat libur Idul Fitri tahun ini saja, data yang dihimpun oleh media massa Solopos menunjukkan peningkatan kuantitas sampah sebesar 15 persen atau sekitar 415 ton setiap harinya. Sungguh volume luar biasa, yang mencemaskan bagi generasi mendatang.
Pemahaman ibu terhadap pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah plastik tidak hanya berhenti pada sosialisasi. Langkah berikutnya adalah pemberian pelatihan tentang pengolahan sampah plastik yang dibantu oleh para praktisi dari komunitas Tangan Trampil. Botol-botol plastik diubah menjadi vas bunga yang cantik, sedangkan plastik belanjaan dijadikan bunga yang bervariasi. Hanya dengan alat-alat sederhana seperti gunting, lem tembak, dan kawat kecil, tangan para ibu dengan terampil meggelorakan perubahan dari sampah plastik menjadi magnit yang dapat menarik uang, seperti yang tampak pada gambar di bawah ini:

Dengan cara sederhana, para ibu anggota PKK Kabupaten Wonogiri telah mengupayakan suatu perubahan kecil namun bermakna. Kecintaan pada keluarga dan lingkungan, menjadikan para ibu bersemangat untuk mengurangi tumpukan dan berserakannya botol plastik dan aneka kemasan lainnya menjadi produk baru yang bernilai ekonomis. Aktivitas ini menjadi sebuah gerakan para perempuan menuju lingkungan sehat yang berkelanjutan. Harapannya agar generasi mendatang tetap dapat menikmati lingkungan yang bersih, nyaman, dan sehat.
Editor: Cosmas