SIPA 2025 Rayakan Mahakarya Seni dan Energi Muda dalam Balutan “Nifty, Artful & Visionary”

Spread the love

SOLO, POSKITA.co – Kota Solo kembali menjadi tuan rumah perhelatan seni akbar bertaraf internasional, Solo International Performing Arts (SIPA), yang akan digelar selama tiga hari berturut-turut, mulai Kamis hingga Sabtu (04-06 September 2025) mendatang.

Menjajaki tahun ke-17, rangkaian SIPA 2025 dapat disaksikan di Pamedan Pura Mangkunegaran dan terbuka untuk umum tanpa biaya masuk. Masyarakat juga dapat menikmati seluruh acara secara langsung melalui kanal Youtube resmi SIPA Festival.

Selama kurun waktu 16 tahun terakhir, SIPA telah disaksikan oleh lebih dari 40.000 penonton setiap tahunnya, menjadikannya salah satu ajang seni terbesar dan termeriah di Indonesia yang terus konsisten menghadirkan seniman dari berbagai negara dalam rangkaian pertunjukkan megah di panggung terbuka.

Seiring dengan dinamika dunia yang terus berubah, SIPA juga berkembang menjadi lebih dari sekedar ajang hiburan, ia menjelma menjadi ruang inklusif untuk berekspresi, bereksplorasi, dan berdialog lintas seni.

Mulai dari lukisan, musik, tari, teater, hingga seni digital dan eksperimental, seluruh bentuk ekspresi seni diberi ruang dan apresiasi dalam satu perayaan besar yang meriah dan inspiratif.

Tema “Nifty, Artful & Visionary” tahun ini diusung guna merepresentasikan semangat generasi muda yang kreatif, ekspresif, dan visioner.

Tema ini lahir dari keyakinan bahwa setiap individu, khususnya generasi muda, memiliki potensi besar untuk mengekspresikan diri melalui kesenian serta mengaktualisasikan gagasan kreatif menjadi tindakan yang visioner dan bermakna.

Bukan tanpa alasan, tema ini dipilih untuk menjadi ajakan terbuka bagi anak muda untuk menghadiahi diri mereka dengan karya-karya yang bukan hanya apik secara visual, tetapi juga kuat secara gagasan.

Pagelaran seni berskala global ini menggandeng berbagai pihak seperti Semarak Candrakirana Art Center, Pura Mangkunegaran, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, serta didukung penuh oleh Pemerintah Kota Surakarta, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan jaringan media partner nasional.

Kolaborasi ini menunjukkan bahwa SIPA bukan sekadar ajang hiburan, melainkan ekosistem kolaboratif yang menyatukan institusi budaya, pendidikan, dan pemerintahan dalam satu visi yakni memajukan seni pertunjukan sebagai ruang ekspresi, dialog, dan diplomasi budaya di tengah masyarakat yang terus berkembang.

Lebih lanjut, rangkaian kegiatan yang ada dalam festival ini meliputi SIPA Showcase Stage, SIPA Urban Market, pagelaran seni di ISI Surakarta hingga pagelaran seni utama. SIPA Showcase Stage menghadirkan pertunjukkan di berbagai titik keramaian di Kota Surakarta mulai dari pusat perbelanjaan, car free day, taman kota, hingga pasar tradisional yang berkolaborasi bersama komunitas melalui open call maupun proses kurasi.

Secara bersamaan, SIPA Urban Market juga akan turut disuguhkan selama festival ini berlangsung. Berbagai tenant UMKM akan meramaikan Pamedan Pura Mangkunegaran dengan beragam produk kuliner khas daerah, karya kriya, hingga kerajinan tangan lokal.

Lebih dari sekedar wadah untuk jual beli, SIPA Urban Market juga diharapkan menjadi sarana interaksi budaya, yang akan turut diramaikan dengan mini stage untuk menampilkan karya seniman dari Solo Raya. Pagelaran kesenian yang bertempat di ISI Surakarta juga turut diadakan untuk merayakan kolaborasi antara SIPA 2025 dengan ISI Surakarta.

Sebagai puncak dari seluruh rangkaian, pagelaran seni utama SIPA 2025 akan digelar mulai pukul 19.00 WIB selama 3 (tiga) hari berturut-turut.

Pertunjukkan ini akan menampilkan delegasi seni dari sanggar dan komunitas seni yang berasal dari Indonesia maupun mancanegara seperti Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan masih banyak lagi.

Lebih lanjut, setiap penampil dipilih melalui proses kurasi yang selektif guna menjamin keberagaman, kekayaan artistik, serta keaslian budaya yang tercermin dalam setiap gerak, nada, dan penampilan di atas panggung.

Tiap-tiap delegasi membawa warna dan warisan budaya dari negara asalnya masing-masing, menjadikan festival ini sebagai bola dunia yang dibalut dalam panggung yang penuh harmoni. (Arya)