Meningkatkan Hasil BelajarMatematika Materi Pecahan Melalui Media Benda Konkret

Spread the love

oleh: Anik Dhamayanti, S.Pd.
Guru Kelas V di SD Negeri 01 Sepanjang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah

Pelajaran matematika bagi sebagian siswa menjadi momok yang menakutkan. Maka dibutuhkan inovasi dengan menggunakan media pembelaran yang tepat. Salah satunya denganmenggunakanmedia benda konkret (nyata).
Hamzah, dkk (2018) menjelaskan bahwa Pembelajaran matematika sebagai komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Beliau menambahkan bahwa pembelajaran didalamnya mengandung makna belajar dan mengajar sebagai kegiatan belajar mengajar. Pendidik mengungkapkan belajar tertuju kepada apa yang dilakukan oleh seorang sebagai subjek menerima pelajaran, sedangkan mengajar berorientasi kepada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Pendidik memaknai kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjai interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa didalam pembelajaran matematika sedang berlangsung di kelas dan lingkungan sekitar sekolah.
Pendidik mengungkapkan pembelajaran matematika di sekolah dasar secara umum memiliki tujuan agar siswa mampu dan terampil menerapkan matematika secara konkret. Siswa dengan mempelajari matematika dapat berpikir kritis dalam penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Guru memiliki peran penting untuk menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan, dan mengembangkan pengetahuannya. Siswa menemukan makna dari bahan-bahan pelajaran melalui proses belajar dengan mengkonstruksikannya dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat dikembangkan lebih intensif dan efektif. Jean Piaget menjelaskan bahwa pengetahuan dan pemahaman siswa itu ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa itu sendiri melalui proses pembelajaran.
Pendidik dalam proses pembelajaran matematika perlu memberikan perhatian dan penanganan yang serius kepada siswa kelas V SD agar lebih semangat dan aktif dalam belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika dapat segera terbantu untuk meyelesaikan masalah belajarnya sejak dini. Siswa mengkomunikasikan konsep yang telah dipahaminya dalam menyelesaikan masalah matematika yang kompleks. Herman Firdaus (2020) mengungkapkan bahwa pendidik memberikan pemahaman kepada siswa secara jelas tentang konsep matematika sebagai suatu bahasa dan simbol yang berlaku secara umum untuk disepakati secara internasional dalam mempelajari matematika.
Pendidik menggunakan bahasa matematika sebagai bentuk komunikasi dalam lingkungan lingkungan belajar agar dipahami siswa sehingga terjadi komunikasi esensi dari mengajar, belajar, dan mengakses matematika. Siswa belajar suatu konsep dan proses dengan penuh keyakinan dan semangat yang tinggi. Peserta didik jika ada yang mengalami kesulitan belajar akan terus dipantau dan dibimbing gurunya agar dapat belajar dengan benar, jelas, dan logis.
Pendidik mengartikan benda konkret (asli) sebagai benda dalam keadaan sebenarnya (seutuhnya). Benda konkret memiliki beberapa macam mulai dari benda berupa makhluk hidup seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan, juga termasuk benda-benda mati misalnya kayu, kertas, spoon, kue, buah dan media belajar konkret. Penulis menyimpulkan media benda konkret sebagai suatu upaya pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media konkret yang bertujuan untuk memudahkan dan meningkatkan pemahaman siswa dan menumbuhkan pengalaman kepada siswa baik secara langsung dan tidak langsung dalam kegiatan belajar siswa.
Dina Rahmawati (2017) mengungkapkan jika pendidik memahami pentingnya media konkret sebagai objek yang sesungguhnya dapat memberikan stimulus yang besar bagi siswa dalam mempelajarai berbagai hal, terutama yang menyakut pengembangan keterampilan tertentu pada pelajaran matematika. Pendidik dengan menggunakan objek nyata pada kegiatan pembelajaran dapat melibatkan semua indra siswa. Pendidik membagi media konkret menjadi dua jenis yaitu media objek konkret (sebenarnya) dan media objek pengganti. Guru menjelaskan bahwa media objek alami dibedakan menjadi dua yaitu: objek alami yang hidup dan objek alami yang tidak hidup.
Tri Lia Yulianti (2019) menjelaskan penggunaan media benda konkret (nyata) sebagai pemakaian alat bantu berupa objek yang berbentuk nyata dan tiruan yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga memberikan stimulus bagi siswa. Media konkret berguna untuk mempermudah guru dalam menjelaskan agar siswa bisa lebih mudah paham dalam mempelajari materi yang diajarkan.
Siswa memperoleh keuntungan dalam penggunaan media benda konkret untuk materi pecahan, antara lain: 1) siswa dapat kesempatan semaksimal mungkin untuk mempelajari sesuatu atau melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata, 2) siswa mengalami situasi nyata dalam proses pembelajaran, 3) siswa memperoleh keterampilan belajar dari media konkret dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indranya. Peserta didik menggunakan media benda konkret pada pembelajaran matematika, khususnya dalam materi pecahan.
Pendidik mengungkapkan materi bilangan pecahan kelas 5 SD memiliki penjelasan lengkap mengenai beberapa hal berikut: 1) penjumlahan pecahan, 2) pengurangan pecahan, 3) perkalian pecahan, dan 4) pembagian pecahan. Pendidik mehamami bahwa operasi hitung bilangan pecahan masih tergolong materi dasar sehingga perhitungannya tidak terlalu kompleks untuk dipelajari siswa kelas atas di sekolah dasar. Siswa mampu memahami bilangan pecahan yang pada dasarnya berupa pembilang (a) dan penyebut (b). Siswa mampu mengenali bentuk pembilang pecahan biasa yang memiliki nilai lebih kecil dibandingkan penyebut (ab). Pendidik menjelaskan dalam materi pecahan terdapat salah satu jenis pecahan seperti pecahan desimal. Siswa mengenal jenis pecahan ini menggunakan koma (,) dalam penulisannya. Siswa mempelajari bentuk pecahan yang dapat diubah menjadi pecahan campuran dan biasa. Siswa dalam memaknai konsep pecahan menggunakan media konkret agar lebih jelas pemahamannya, misalnya sepotong kue dibagi menjadi 4 bagian maka jika dalam pecahan dapat dituliskan 1/4 bagian.
Pendidik dengan menggunakan media benda konkret dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan motivasi belajar matematika terutama materi pecahan di kelas V dan VI Sekolah Dasar. Pendidik memanfaatkan pembelajaran matematika reaslitik dengan menggunakan media benda konkret yang berasal dari lingkungan siswa diharapkan anak akan memiliki bekal kemampuan matematika yang kuat. Siswa akan memperoleh pembelajaran di sekolah dengan lebih bermakna jika guru mengaitkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar terhadap lingkungan sekitar melalui benda konkret. Pendidik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan media konkret di SD Negeri 01 Sepanjang, kecamatan Tawangmangu, kabupaten Karanganyar, provinsi Jawa Tengah sehingga prestasi belajar siswa kelas V dapat meningkat.

Editor: Cosmas