Dibully Tapi Tidak Ambyar

Spread the love

Artikel Pendidikan

Oleh: Rr Yogianti Dwi Rahayu Wismaningrum  SPd
SMA Negeri 1 Gemolong Sragen

Seseorang dianggap menjadi korban bullying bila ia dihadapkan pada tindakan negatif seseorang atau lebih, yang dilakukan berulang-ulang dan terjadi dari waktu ke waktu. Selain itu, bullying juga melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang tidak seimbang, sehingga korbannya berada dalam keadaan tidak mampu mempertahankan diri secara efektif untuk melawan tindakan negatif yang diterimanya.
Korban bullying (victims) merupakan individiu yang pasif, cemas, lemah, kurang percaya diri, kurang popular dan memiliki harga diri yang rendah. Tidak hanya mereka anak dan remaja saja namun juga dapat terjadi di tempat kerja termasuk pada diri seorang guru.

Sekolah rentan sekali memunculkan olok-olokan di antara siswa, mereka menganggap olok-olokan sebagai permainan yang lucu. Bahkan olok-olokan tidak hanya terjadi di antara siswa, tetapi muncul juga di antara orang dewasa bahkan guru dengan murid.

Panggilan yang buruk muncul sebagai bentuk penerimaan dari komunikasi dan lelucon di antara orang dewasa dan remaja.
Korban bullying cenderung menunjukkan gejala peningkatan kecemasan dan depresi (Hodges & Perry dalam Arseneault dkk., 2009), self esteem yang rendah dan keterampilan sosial yang buruk (Egan & Perry, dalam Arseneault, dkk., 2009).
Seperti halnya penulis, yang berprofesi sebagai seorang guru Biologi, pernah mengalami bullying dalam dunia kerjanya. Di suatu sekolah, saat dirinya melayani siswa belajar, bahan ajarnya justru menjadi bahan bullian rekan guru lainnya. Yah! Bahan ajar cetak yang penulis suguhkan untuk siswa dituduh sebagai upaya mencari keuntungan pribadi. Sontak, saat itu suasana psikis penulis sangatlah terganggu, menangis dan hanya menangislah yang bisa penulis lakukan tanpa tergerak untuk melawannya. Perenungan mendalam lalu penulis lakukan hingga penulis mampu memberikan nutrisi pada jiwa dan rasa yang terkoyak.
Penulis lebih memilih menjawab bullying tersebut dengan karya. Penulis membuat modul elektronik Biologi untuk menggantikan bahan ajar cetak. Bahan ajar yang dielektronikan pada materi Metabolisme sel dengan nama e-glikolisis. Pembelajaran dengan e-glikolisis sebagai sumber belajar dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa hal di antaranya penyiapan bahan ajar dan persiapan yang matang, pengelolaan kelas yang baik, perhatian pendidik yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan e-glikolisis sebagai sumber belajar ini membutuhkan persiapan mengajar dan manajemen waktu dan kelas dengan baik guna mencapai efektivitas hasil pada setiap aktivitas pembelajaran di kelas. Pembelajaran Biologi dengan e-glikolisis sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kompetensi Biologi materi Metabolisme Sel, salah satunya dengan Glikolisis challenges sebagai bukti peserta didik mampu mengomunikasikan tahapan glikolisis dengan baik dikarenakan seringnya menggunakan e-glikolisis sebagai sumber belajar. Membuat pembelajaran lebih aktif dan menarik serta memberi pengalaman belajar yang mengesankan pada peserta didik. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran ini adalah peserta didik mampu menjelaskan proses respirasi sel dan mampu menjelaskan tahapan –tahapan peristiwa katabolisme dan anabolisme. Sedangkan karakter peserta didik yang diharapkan muncul dalam kompetensi ini adalah religius, disiplin, rasa ingin tahu, tekun, kerja keras, gemar membaca, komunikatif, kreatif, mandiri dan tanggung jawab. Dalam memenuhi kompetensi pada materi tersebut salah satunya adalah peserta didik dapat mengomunikasikan proses metabolisme sel salah satunya unjuk kerja yang diberikan pendidik pada peserta didik sebagai bentuk evaluasi ,yaitu “Glikolisis Challenges” dimana diharapkan peserta didik memiliki kompetensi mengomunikasikan tahapan glikolisis dengan dengan lancar dan sistematis.
Pendidik membuat e-glikolisis sebagai sumber belajar peserta didik untuk materi metabolisme sel yang dapat diakses kapan pun di mana pun oleh peserta didik menggunakan handphone, ipad atau smartphone mereka sehingga mereka akan lebih sering menginput materi tersebut. Peserta didik yang telah memiliki kompetensi glikolisis kemudian melakukan presentasi yang pendidik beri nama Glikolisis challenges yang diunggah melalui youtube sehingga dapat dilihat untuk kemudian dijadikan juga sebagai sumber belajar peserta didik lainnya.
E-Glikolisis dibuat menggunakan media pembelajaran berbasis web (HTML5) Menggunakan iSpring Suite. Hasilnya adalah Link Playlist E-Glikolisis yang bisa dilihat kompetensi Metabolisme sel pada peserta didik pada youtube:e-Glikolisis: http://www.youtube.com/playlist?list=PLqOeFJ4iIDOm1_Bbqua1eu3dyLEiHta0p . Modul elektronik pada mata pelajaran Biologi yang penulis buat sebagai sumber belajar siswa, menjadikan penulis berlaga dalam kejuaraan inovasi pembelajaran (INOBEL) tingkat Jawa Tengah 2018 dan meraih juara dua. Hal itu membuat penulis semakin termotivasi untuk selalu berinovasi di tiap pembelajarannya. Bullying benar-benar menjadi nutrisi buat penulis, walau dibully tapi tidak AMBYAR!

Editor: Cosmas