Lian Men Asal Surabaya Tak Terkalahkan, Pecah Rekor Makan Kepala Kambing Wutuh dalam Waktu 1 Menit 23 Detik
KLATEN. POSKITA.co – Pemuda asal Surabaya, Lian Men, akhirnya berhasil mempertahankan dan meraih rekor baru dalam lomba makan cepat kepala kambing wutuh seberat 1,5 kg di warung Tengkleng Ndas Sor Duren, Jatimulyo, Pedan, Klaten, Minggu (21/12/2025) siang.
Dalam grand final lomba makan cepat kepala kambing wutuh ini dimenangkan Lian Men dengan rekor baru 1 menit 23 detik. Sebelumnya, pada tahun 2024, Lian Men meraih rekor makan cepat kepala kambing wutuh 1 menit 30 detik. Dalam setiap lomba, termasuk makan kepala kambing, Lian Men tampil profesional dan tidak curang.
“Dalam perlombaan kita harus tampil sportif, tidak boleh curang. Dan lomba makan kepala kambing di warung Tengkleng Ndas Sor Duren ini luar biasa. Grand final lomba makan cepat kepala kambing wutuh di warung Tengkleng Ndas Sor Duren Klaten ini seru, dech. Semoga tahun depan bisa diadakan lagi dan muncul pendatang baru dengan rekor yang lebih baik lagi,” ujar Lian Men mantap.
Dalam lomba ini, Lian Men berhasil mengungguli 2 peserta lainnya, yaitu Achid Priambudi dari Beji, Pedan dan Alif Satria dari Juwiring, Klaten. Dalam pertandingan sebelumnya, Achid Priambudi meraih waktu 4 menitan dan dalam lomba ini Achid berhasil tuntaskan makan kepala kambing wutuh 1 menit 50 detik.
Saat makan tengkleng kepala kambing wutuh, Lian Men terlihat wajahnya serius dan langsung melahap kepala kambing tanpa ampun. Lomba makan kepala kambing wutuh ini sempat tertunda 2 menitan untuk menanti suhu atau panas daging kepala kambing agak hangat.

Belasan wartawan yang bertugas di Klaten terlihat antusias mengabadikan momen yang menarik seiring libur panjang sekolah atau seiring natal 2025 dan menyongsong tahun baru 2026. Para penikmat kuliner di warung ini langsung mengabadikan momen lomba grand final makan kepala kambing wutuh 2025.
Owner Warung Tengkleng Ndas Sor Duren Pedan, Amad Juwaeri (55 th) mengatakan, warungnya telah menggelar lomba makan kepala kambing wutuh sejak tahun 2022 atau tahun 2025 ini merupakan tahun ke-4. Setiap bulan diupayakan diadakan dan lomba grand finalnya di akhir tahun.
“Tadi Lian Men dari menyelesaikan makan kepala kambing wutuh 1 menit 23 detik, disusul Achid dari Pedan dengan Waktu 1 menit 50 detik dan juara 3 diraih Alif dari Juwiring dengan Waktu 4 menit 40 detik. Lian Men tadi kita berikan piagam dan uang pembinaan Rp 4 juta. Insya Allah tahun depan kita adakan lagi lombanya dan lebih seru,” jelas Amad Juwaeri.
Kebetulan saat perlombaan ini, ada ratusan orang pengunjung yang hilir mudik, datang pergi di warung Tengkleng Das Sor Duren ini. Ada yang datang dari Temanggung, Karanganyar, dan kota lainnya. Mereka datang ingin mencoba icip-icip atau menikmati tengkleng kepala kambing wutuh dan ada yang juga tertarik makan nasi kebuli.

Hal ini dibenarkan Ghiffari, putra Amad Juwaer yang ikut mengelola usaha kuliner ini. Dikatakan, biasanya kalau weekend atau liburan nataru, pengunjung selalu ramai atau mbludak. Untuk liburan natal 2025 dan tahun baru 2026, ungkap Ghiffari, diprediksikan warung akan kebanjiran tamu atau pengunjung.
“Trendnya baru naik dan liburan nataru atau liburan sekolah panjang banget, sekitar dua mingguan. Tentu kita akan selalu ready atau menyiapkan kepala kambing wutuh minimal 50 kepala kambing. Biar pengunjung nggak kecewa, takut kehabisan. Pokoknya setiap weekeng atau liburan seperti liburan nataru, dipastikan jumlah stok kepala kambing akan kita tambah,” jelas Ghiffari yang juga pengurus HIPMI Klaten.
Dalam perlombaan makan cepat kepala kambing wutuh ini dipandu oleh pembawa acara Miss Erna Kamala dari Keden, Pedan. Para peserta terlihat puas dengan hasil yang dicapai dan berharap acara seperti ini tetap dilanjutkan di tahun-tahun mendatang. Setiap perlombaan, ternyata selalu diramai dan pengunjung juga bahagia bisa menyaksikan lomba makan cepat kepala kambing wutuh ini.
Salah satu kunci sebuah kuliner bisa sukses, jelas Ghiffari, pengelola atau pelaku usaha bisa bekerjasama dengan berbagai elemen, termasuk sinergis dengan kalangan wartawan atau netizen, serta mempertahankan ciri khas soal rasa menu. Ghiffari memandang, adanya PHK sejumlah pabrik, membuat masyarakat berpikir keras dan mau tak mau harus mandiri dengan membuka usaha atau kulineran. (Hakim)

