International Mask Festival 2025, Sukses Satukan Simponi Budaya Topeng Dunia
SOLO, POSKITA.co – International Mask Festival (IMF) 2025 sukses menggelar festival seni topeng bertaraf internasional di hari ke-2 pada Sabtu, 15 November 2025, di Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta.
Acara ini berlangsung meriah pada pukul 19.00 WIB dengan penampilan dari 11 delegasi dalam negeri maupun luar negeri.
Terdapat 8 delegasi dari Indonesia yang hadir meramaikan acara pada hari terakhir ini, meliputi: Sanggar Sarwi Retno Budaya (Solo), Komunitas Tari Prajna Srikandi (Yogyakarta), Kembang Batavia (Jakarta), Darmawan Dance Company ft. Bejho Indonesia Got Talent (Yogyakarta), Aswolo Wonosobo (Wonosobo), Rianto Dance Studio (Banyumas), serta Reog Singo Yogo ft. Dhenata Ponorogo (Solo), Guh S Mana n Friend (Solo).
Delegasi dari luar negeri yang turut memeriahkan festival seni berskala internasional ini, yaitu The Place that Makes Culture is Yeoltoe (Korea Selatan), Chinese Youth Goodwill Association Taiwan (Taiwan), China Indonesia Culture Exchange (Hongkong).
Pada delegasi asal mancanegara ini hadir membawakan penampilan dengan ciri khas masing-masing negara yang mampu memukau penonton.
Acara dibuka oleh penampilan Sarwi Retno Budaya (Solo) dengan judul “Wira Loka Niskala”. Tarian ini menceritakan perjuangan dan doa untuk mewujudkan kehidupan yang lebih nyaman dan tentram.
Salah satu penampilan yang ikonik adalah Aswolo Wonosobo (Wonosobo) yang membawakan penampilan bertajuk “Tetenger.” Tetenger merupakan sebuah istilah yang diambil dari Bahasa Jawa yang artinya tanda atau penanda sebuah jejak yang menyimpan ingatan tentang jati diri dan karakter manusia.
Dalam karya ini, Topeng Lengger Wonosobo dihadirkan sebagai tetenger budaya yang hidup, di mana setiap topeng menjadi penanda dari empat watak utama: Gagah, Alus, Kasar, dan Gecul.
Selain itu, tak kalah menarik, Chinese Youth Goodwill Association Taiwan (Taiwan) membawakan penampilan bertajuk “Dancing in the Light and Shadow”. Diiringi musik, rombongan ini memadukan tradisi dan modernitas, menghadirkan permainan cahaya dan bayangan yang membuat takjub penonton.
IMF 2025 ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada seluruh delegasi yang tampil pada hari kedua ini. Penyerahan sertifikat dilakukan oleh Dra. R. Ay. Irawati Kusumoasri, M.Sn., Putri Pramesti Wigaringtyas, M. Sn dan Drs. Aryo Widyandoko, M.
“Saya di sini mewakili Bapak Walikota mengucapkan terimakasih kepada semuanya, kepada para penonton, para penampil, dan utamanya Bunda Ira,” ungkap Drs. Aryo Widyandoko, M. dalam sesi closing statement-nya.
Dengan ini, IMF 2025 resmi ditutup dengan pemukulan kenong oleh Dra. R. Ay. Irawati Kusumoasri, M.Sn., Putri Pramesti Wigaringtyas, M. Sn., Drs. Aryo Widyandoko, M. bersama para delegasi yang hadir.
Pada hari yang sama, telah diselenggarakan Konferensi Internasional Indonesian Mask Organization (IMO) pada Sabtu (15/11/25) di Gedung Sekretariat Bersama Kota Surakarta. Acara yang berlangsung pagi itu menghadirkan narasumber dari kalangan akademis sebagai ruang untuk saling bertukar pengetahuan tentang budaya topeng antarnegara.
Dengan mengusung tema “Awesome Mask”, IMF 2025 tetap konsisten untuk menjadi sebuah ajang perayaan dan apresiasi kekayaan seni topeng dari berbagai penjuru Nusantara dan dunia. IMF akan terus hadir dalam masyarakat sebagai simbol perayaan seni yang mampu menghubungkan nilai-nilai kebudayaan dan harmoni antarbangsa. (Arya)

