Berawal dari Pandemi Covid-19, Muryanti Nekat Buka Usaha Bakpia Shalma
KLATEN, POSKITA.co – Penuh semangat dan gembira, sekitar 30-an ibu-ibu paguyuban purna tugas guru TK di wilayah Kecamatan Trucuk, Klaten, mengikuti acara pelatihan membuat bakpia shalma di Dolon, Paseban, Bayat, Klaten, Rabu (8/10/2025) pagi. Bakpia Shalma ini memang sudah sering menjadi tempat pelatihan atau outingclass belajar buat bakpia.
Dengan naik kereta kelinci, rombongan paguyuban purna tugas guru TK Kecamatan Trucuk tersebut sampai di lokasi sekitar pukul 07.45 WIB dan langsung disambut lantunan music orgen tunggal dan hiburan Mas Aris, badut dari Towangsan, Gantiwarno.
“Jadi paguyuban ibu-ibu purna tugas guru TK Paud Kecamatan Trucuk ini sudah jauh hari merencanakan belajar cara membuat bakpia Shalma. Dan hari ini kita Bahagia bisa diberikan ilmu membuat bakpia Shalma dan setelah ini kita lanjutkan healing ke Rowo Jombor,” jelas Bunda Marzuqoh, Ketua Paguyuban Purna Tugas Guru TK Kecamatan Trucuk.
Sementara itu, Muryanti (43 th), pengelola Bakpia Shalma Dolon Paseban, tetap bersyukur dan selalu welcome atau menerima dengan senang hati lembaga, paguyuban atau siswa sekolah yang ingin belajar membuat bakpia. Selama ini ada yang dari TK, SD hingga guru yang berkunjung untuk outingclass bikin bakpia.
Lokasi usaha bakpia Shalma ini arahnya dari timur jembatan Jalen Paseban ke selatan sekitar 200 meter atau tepatnya di Dolon RT 01/RW 07, Desa Paseban. Bersama suaminya, Sarwanto (49 th), Muryanti secara pelan dan pasti menekuni usaha pembuatan bakpia Shalma.
“Kami siap menerima lembaga Pendidikan, sekolah atau paguyuban warga yang berniat belajar membuat bakpia ala Pathuk Gunungkidul. Untuk konfirmasinya bisa menghubungi seminggu sebelumnya agar tidak benturan dengan outingclass lainnya,” jelas Muryanti.

Bakpia Shalma ini mulai didirikan sejak 27 November 2020 dan awalnya hanya modal niat dengan kemampuan yang ada dalam mengemas bakpia ala Pathuk Gunungkidul. Dalam menekuni usaha ini, Muryanti dibantu sekitar 4-5 ibu-ibu sekitar dalam mengemas bakpia.
Sekedar tahu, sejak menikah tahun 2003, Muryanti dikaruniai 2 putri, yaitu Tisa dan Shalma. Nama Shalma dipakai nama usaha bakpia Shalma dan nama Tisa dipakai usaha suaminya melayani tour and travel. Setiap ada kunjungan outingclass, tetangga dan pedagang UMKM juga ikut ngalap berkah dengan berjualan di depan rumah.
“Dengan modal nekat, karena keadaan, saat itu baru pandemic Covid-19, kita mulai membuka usaha bakpia. Alhamdulillah, banyak yang suka produk bakpia Shalma dan kita layani juga pelatihan membuat bakpia bagi siswa sekolah atau warga,” ungkap Muryanti. (Hakim)