INDACO Dikenal sebagai Pabrik Cat Ramah Lingkungan, Begini Ceritanya
Hasil grafiti karya para seniman lukis tembok dari berbagai belahan dunia, yang mengikuti ajang Meeting of Styles (MOS) Indonesia di Pabrik Indaco Warna Dunia, beberapa waktu lalu. (foto dokumentasi)
KARANGANYAR, POSKITA.co – Kecamatan Kebakkramat selama ini dikenal sebagai kawasan industrinya Karanganyar.
Di wilayah tersebut tepatnya di sepanjang Jalan Raya Solo-Sragen, cukup banyak pabrik dari berbagai sektor industri. Mulai dari industri tekstil, farmasi, hingga kimia.
Salah satunya adalah PT Indaco Warna Dunia (INDACO), perusahaan yang memproduksi berbagai merek cat interior dan eksterior.
Menempati lahan di Desa Pulosari, bangunan pabrik INDACO ini sangat unik. Sebab berada di tengah kampung yang padat penduduk, dikelilingi sawah dan dibelah jalan kampung yang setiap hari digunakan untuk mobilitas masyarakat.
Yang juga menarik, tembok bangunan pabrik cat pemilik merek Envi dan Belazo ini sebagian besar dihiasi coretan grafiti dengan berbagai tema.

Grafiti itu karya seniman-seniman lukis tembok dari berbagai belahan dunia, yang mengikuti ajang Meeting of Styles (MOS) Indonesia beberapa waktu lalu.
Jadi kalau Anda melintasi bangunan pabrik INDACO, bisa berhenti sejenak untuk foto-foto di depan tembok pabrik yang cantik dan keren, karena berhias grafiti karya seniman dari berbagai negara.
Presiden Direktur INDACO Iwan Adranacus saat bincang santai mengatakan, pabrik INDACO yang berada di Kebakkramat mulai beroperasi sejak Mei 2007.
Pabrik itu didirikan, karena pabrik lama yang menempati bangunan bekas pabrik roti di kawasan Kadipiro, Solo sudah kurang representatif.
“Awalnya kami berproduksi di bangunan bekas pabrik roti di Kadipiro, yang kami kontrak sejak akhir 2005. Karena perkembangan usaha, butuh lokasi yang lebih representatif. Setelah cari-cari lokasi, dapat tanahnya di Kebakkramat. Rejekinya memang di Kebakkramat,” katanya, saat berbincang dengan awak media, belum lama ini.
Di lokasi yang baru, INDACO tetap mengusung prinsip ramah lingkungan, dalam mendesain pabriknya. “Inklusif,” kata Iwan, menyebut desain pabriknya yang tidak sepenuhnya menutup diri dari lingkungan.
“Pagar kami termasuk rendah, dibandingkan pabrik-pabrik lainnya. Pintu kantor kami juga termasuk terbuka. Dan kami menjadikan warung-warung milik warga di sekitar pabrik, sebagai ruang tamu. Tempat menjamu tamu-tamu yang datang,” jelasnya.
Komitmen terhadap prinsip ramah lingkungan itu pula, yang membuat INDACO menjadi pionir dalam penerapan teknologi liquid base reactor. Yakni tangki pencampur khusus yang digunakan untuk mereaksikan dan mencampur bahan-bahan cair utama dalam proses produksi cat.
“Tahun 2012, kami membangun liquid base reactor. Tujuh tahun setelah kami pindah dari Kadipiro ke Kebakkramat ini. Liquid base reactor ini termasuk teknologi unggulan dalam proses produksi pabrik cat. Karena menggunakan sistem vertical platform,” urai Presdir PT Indaco tersebut.
Iwan mengenang, saat itu untuk membangun liquid base reactor itu, bukan hal yang mudah. Sebab belum ada pabrik cat di Indonesia yang menggunakannya.
“Itu menjadi tantangan. Investasinya lumayan mahal, karena harus konstruksi baja semua,” terangnya.
INDACO memilih sistem itu, karena mencontoh dari pabrik-pabrik kimia yang ada di Eropa.
“Penggunaan liquid base reactor ini menjadikan proses produksi lebih hemat energi. Prosesnya lebih bersih, karena rata-rata semuanya liquid process. Vertical platform ini termasuk teknologi yang maju. Meskipun harus diakui, investasinya lumayan mahal,” lanjutnya.
Menurut Iwan, INDACO memilih melawan arus dengan berani berinvestasi mahal, karena melihat keuntungan jangka panjang yang akan diperoleh.
“Yang jelas hemat energi. Liquid base reactor ini meminimalisir penggunaan energi dan lahan. Dan ini sejalan dengan prinsip ramah lingkungan, yang kami usung dalam operasional INDACO,” ungkapnya.
Prinsip ramah lingkungan, dengan konsep bangunan pabrik yang inklusif, juga menjadikan INDACO bisa diterima dengan baik di lingkungan Desa Pulosari.
Iwan mengakui, pada awal akan mendirikan pabrik di desa tersebut, bukannya tidak ada gejolak.
“Kalau tantangan, ya awalnya ada. Riak-riak di masyarakat pasti ada. Namun semua tergantung pelaku industrinya. Saya pikir, yang penting niat kita tulus, ikhlas, visi masa depan yang kita cita-citakan bagus dan bagus, ya tidak perlu ragu berkomunikasi ke lingkungan.
Berbaur dengan lingkungan, menjadi salah satu “jalan ninja” yang dilakukan INDACO, hingga lambat laun perusahaan tersebut mendapat kepercayaan dan dukungan dari lingkungan.
“INDACO termasuk pabrik yang tidak pernah ada masalah dengan lingkungan,” paparnya mengakhiri bincang santai di pabrik cat yang dikenal ramah lingkungan tersebut. (**)
Tanto/*