Partai Golkar Jateng Tradisikan Aklamasi, Agar Suara Partai Tak Tergerus
SOLO, POSKITA.co – Tradisi aklamasi untuk memilih ketua partai tingkat kota atau kabupaten secara terus menerus dilakukan di Partai Golkar. Sebab partai beringin itu ada kekhawatiran suara partai tergerus akibat pemilihan ketua dilakukan dengan cara pemungutan suara.
Strategi tersebut dikemukakan Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Tengah, Mohammad Saleh ST, MEn dalam arahannya di acara Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Kota di Hotel Megaland, Minggu (14/9).
Dia menegaskan pentingnya menjaga tradisi aklamasi di setiap Musda Partai Golkar di tingkat kabupaten atau kota.
Arahan tersebut rupanya dilakukan dalam Musda dimana Ketua DPD Partai Golkar Kota Solo, Sekar Tandjung terpilih kembali sebagai ketua secara aklamasi.
Saleh membeberkan bahwa Musda Golkar di berbagai daerah telah memasuki gelombang ke-12 dan seluruhnya berlangsung dengan aklamasi tanpa voting. Menurutnya, keputusan tersebut merupakan langkah strategis untuk menjaga soliditas internal partai.
“Ini satu tradisi yang terus kita kembangkan. Semua aklamasi, tidak ada voting. Karena kami punya pengalaman bahwa voting itu pasti meninggalkan residu,” tegas Saleh.
Wakil Ketua DPRD Jateng tersebut mencontohkan, dalam Musda kabupaten atau kota yang digelar sebelumnya, selisih suara yang tipis dalam voting justru menimbulkan masalah baru. Bahkan, ada kader yang memilih diam, pasif, atau pindah partai setelah kalah tipis dalam pemilihan. Kondisi tersebut, menurutnya, berpotensi menggerus kekuatan politik Golkar menghadapi pemilu 2029.
“Kalau pemilihnya hanya 21 atau 22 orang, selisihnya sedikit saja sudah pasti yang kalah itu bisa berpengaruh pada perolehan kursi Golkar lima tahun ke depan,” jelasnya.
Oleh karena itu, Saleh yang akrab disapa Momo, mendorong agar setiap DPD II membuka ruang diskusi seluas-luasnya untuk mencapai aklamasi.
Dia menekankan tidak semua kader harus jadi ketua, namun harus berbagi peran dan saling menerima, sebab kepemimpinan partai tidak hanya bergantung pada posisi ketua semata.
“Ada posisi sekretaris, bendahara, dan pembagian dapil yang harus diatur supaya tidak tabrakan di DPRD. Jadi yang penting solid, saling menerima, dan bekerja sama,” terang pimpinan Partai Golkar Jateng tersebut.
Menurutnya, dengan aklamasi, Golkar bisa menjaga kekompakan organisasi, menghindari konflik internal, serta memaksimalkan konsolidasi dalam upaya meraih suara sebanyak-banyaknya di Pemilu 2029. (**)
cosmas