Guru Besar ITB Bongkar “Penyakit Bangsa”: Jalan Pintas Jadi Biang Rusaknya Indonesia

Spread the love

Bandung, Poskita.co. Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (FGB ITB) resmi mencanangkan Manifesto Pendidikan dalam Rapat Pleno, Senin (1/9). 

Dokumen ini menjadi seruan moral agar bangsa Indonesia kembali menata haluan peradaban melalui pendidikan yang bermutu, terjangkau, dan berlandaskan akal budi.

Manifesto tersebut lahir dari kegelisahan para guru besar atas kondisi kebangsaan yang dinilai sedang sakit parah akibat “tabiat menerabas” atau budaya jalan pintas. 

Menurut mereka, perilaku ini sudah merasuki berbagai lini, dari korupsi, suap, pelanggaran hukum, hingga kecurangan akademik, bahkan dianggap wajar sejak pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

“Tabiat menerabas adalah penghinaan terhadap nalar dan ancaman serius bagi keberlanjutan peradaban,” tegas Forum Guru Besar ITB dalam dokumen tersebut.

Mereka menilai penyakit sosial ini hanya bisa dipulihkan melalui pendidikan yang menanamkan kesetiaan pada proses, bukan sekadar hasil.

Pendidikan Sebagai Jalan Keluar

Manifesto menekankan lima pokok utama:

  1. Pendidikan bermutu dan terjangkau untuk kemajuan peradaban.
  2. Pendidikan mengedepankan nilai kemanusiaan.
  3. Pendidikan berlandaskan kemerdekaan bernalar dan akal budi.
  4. Pendidikan menumbuhkan semangat belajar sepanjang hayat.
  5. Pendidikan diselenggarakan dalam bingkai keberagaman budaya bahari dan kepulauan.

Guru besar ITB juga mengingatkan bahwa masa depan Indonesia akan sangat ditentukan oleh penguasaan sains, teknologi, seni, dan ilmu kemanusiaan. 

Karena itu, sistem pendidikan harus memupuk kemampuan bernalar, kolaborasi lintasdisiplin, serta kesadaran lingkungan.

Kritik atas Ketidaksetiaan pada Impian Bangsa

Manifesto ini juga menyinggung sejarah bangsa, dari Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, hingga Reformasi 1998. 

Semua tonggak itu disebut sebagai penanda perjalanan Indonesia yang sejatinya berlandaskan nalar dan gotong royong. 

Namun kini, bangsa dinilai kerap “mengkhianati” haluan tersebut dengan memilih jalan pintas.

“Tidak ada jalan pintas untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hanya melalui pendidikan yang luhur, bermakna, dan konsisten, Republik ini bisa bertahan menghadapi tantangan global,” tegas para guru besar.

Manifesto Pendidikan FGB ITB disusun oleh sejumlah akademisi terkemuka, di antaranya Prof. Mindriany Syafila (Ketua FGB), Prof. A. Nanang T. Puspito (Sekretaris FGB), Prof. Yasraf Amir Piliang, Prof. Iwan Pranoto, Prof. Djoko Suharto, Prof. Premana Wardayanti Premadi, Prof. Tati Suryati Syamsudin, Prof. Acep Iwan Saidi, serta puluhan guru besar lintas fakultas lainnya di ITB.