Semarak Siswa SMAN 1 Karangdowo Gelar Karya Kearifan Lokal

Spread the love

KLATEN, POSKITA.co – Dengan wajah sumringah penuh bahagia, ratusan siswa SMAN 1 Karangdowo, Klaten, mengikuti gelar karya dalam program projek penguatan profil Pelajar Pancasila (P5) dengan menampilkan aneka produk karya siswa di gedung serbaguna sekolah, Jumat (14/4/2023) pagi.

Ada beberapa karya yang dipamerkan atau dipajangkan, antara lain pembuatan tempe kripik, pembuatan serabi, payung hias, lurik, membatik, pembuatan batu bata, anyaman tas, songket, adat sadranan, seni jatilan, telur asin, dlimasan, getuk dan produk rambak. Para guru dan wali kelas ikut mendampingi gelar karya yang berlangsung sekitar 4 jam ini.

Kepala SMAN 1 Karangdowo, Suliman, MPd, mengaku terkejut dengan aneka kreasi siswa yang ditampilkan. Program ini telah dijalankan di sekolah dengan bimbingan atau arahan para guru. Tema yang diangkat dalam gelar karya ini adalah “Kearifan Lokal Warisan Budayaku” dan tema ini dipandang tepat dalam mengangkat potensi kearifan lokal.

“Kearifan lokal di wilayah Kecamatan Karangdowo ini juga luar biasa. Sekitar sekolah juga banyak ditemui aneka produk atau UMKM, antara lain tas songket, keripik tempe, payung hias, batu bata dan produk lokal lainnya. Terima kasih anak-anak, karyamu sungguh membanggakan,” ungkap Suliman.

Siswa kebanyakan memakai kostum seragam Pramuka saat gelar karya, tapi ada juga yang kompak dengan mengenakan baju kebaya yang disesuaikan dengan hasil karya yang mereka pajangkan, yaitu payung hias. Gelar karya ini, jelas Suliman, bisa memotivasi siswa dalam meraih impian di masa mendatang.

Siswa juga menampilkan seni Reog Jaranan, budaya Ruwahan dan budaya Dlimasan. Dalam gelar karya ini, jelas Suliman, siswa benar-benar menunjukkan kemampuannya yang selama ini diperoleh melalui binaan atau bimbingan para guru.

Kepala SMAN 1 Karangdowo Suliman, MPd melihat langsung tas songket bikinan para siswa di ajang gelar karya kerarifan lokal ini.

“Menurut data statistik kebudayaan tahun 2017, jumlah kesenian yang akan punah mencapai angka 143, terdiri atas seni rupa, seni musik, seni teater, seni tari, sastra dan kesenian lainnya. Hal ini penting untuk jadi perhatian bersama, karena beberapa ragam seni dan bahasa daerah merupakan hasil akumulasi pengetahuan lokal masyarakat Indonesia dalam jangka waktu yang panjang,” ujarnya.

Diungkapkan pula, beberapa budaya lokal tersebut mengandung makna mendalam untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan sumber daya lokal dengan mencerminkan relasi antar manusia, relasi manusia dengan Tuhan dan relasi manusia dengan semesta. Semua saling berkait dalam keselarasan alam raya ini.

Nilai-nilai pengetahuan lokal yang terwujud dalam berbagai bentuk budaya lokal ini penting untuk terus digaungkan dan diwariskan pada generasi selanjutnya agar tetap lestari. Termasuk dalam kegiatan P5, siswa bisa diajarkan bagaimana langkah dan upaya pelestarian kearifan lokal bisa dijaga dengan baik.

Sekolah sebagai salah satu institusi budaya, kata Suliman, memiliki peran untuk ambil bagian dari upaya pelestarian budaya lokal yang kini keadaannya semakin terancam dari waktu ke waktu. Selain itu, sekolah yang dapat memberikan pengalaman akan keberagaman budaya yang dibutuhkan, diikuti dengan refleksi pada tahapannya akan membentuk masukan dan pengalaman positif dari keberagaman itu sendiri.

“Kita akan terus dorong agar para siswa mau mawas diri, sadar diri dan merubah diri dengan menjadikan dirinya penerus pelestarian kearifan lokal sebagai warisan budaya sendiri yang harus dijaga dengan baik,” ungkap Suliman. (Kim)