Pentas Seni Grebeg Rojomolo

Spread the love

Surakarta, Poskita.co – Kampung Mojo menggelar acara Grebeg Rojomolo dengan tagline Menuju Kampung Wisata Mojo yang diadakan setiap tahunnya di Sentra IKM Harmoni Semanggi.

Acara Grebeg Rojomolo diselenggarakan tiga hari, mulai dari hari Jumat, 4 November 2022 hingga pada puncak acara hari Minggu, 6 November 2022. Pada hari kedua ini acara diselenggarakan dengan penampilan pentas seni di tiap RW-nya. Penampilan pertama adalah Tari Merak dari RW 3, dilanjut penampilan kedua Drama Ande-Ande Lumut dari RW 3 yang dibalut dengan komedi, Tari Roro Ngiger dari RW 5, lalu ada Tari Soyong RW 5, dan ada juga Bamderas (Bambu Deling Laras) yang merupakan penampilan dengan alat musik tradisional angklung dari RW 8, serta masih banyak lagi. Pentas seni ini sendiri merupakan penampilan bakat Warga Mojo, bahkan juga ada penampilan komunitas seni yang ada di kampung wisata Mojo.

Pencetus pertama mengadakan icon Rojomolo adalah Bapak Joko Wiranto dan Bapak Syahrir Rozie, SH. dengan lurah awal Bapak Sularso. Yang ingin dimunculkan di kampung wisata
adalah budaya dan hal yang ingin dikembangkan adalah Rojomolo. Bapak KRT. Joko Wiranto Adi Negoro selaku tokoh masyrakat sekaligus juga Ketua Budayawan Kecamatan Pasar Kliwon, juga turut serta dalam perkembangan Kampung Wisata Mojo, mengambil dari kearifan lokal yang ada di wilayah Mojo yang dimana itu adalah salah satu peninggalan sejarah, salah satunya dari Keraton Kasunanan Surakarta yang berupa Cantek Perahu Rojomolo. Rojomolo adalah suatu hiasan atau simbol yang berada di ujung perahu pesiar Raja keempat yaitu Raden Sugandi. Hingga pada akhirnya itu menjadi icon dan branding di kelurahan Mojo. Visi misi beliau mengapa mem-branding itu karena dulu Semanggi yang sekarang diduduki sebagai Mojo, masyarakat memiliki pemikiran tidak di kebudayaan namun di resosilir. Maka dari itu beliau selaku pemerhati budaya bahkan juga dengan rekan yang lain, ingin merubah pemikiran masyarakat bahwa kampung ini memiliki icon Rojomolo yang terkait dengan sejarah Keraton. Dan yang kedua juga ingin
memberikan edukasi kepada generasi muda agar tahu sejarah. Pentas seni ini merupakan ide awal atas dasar keinginan pribadi pemerhati budaya setempat, agar edukasi ini sampai pada anak cucu
mereka bahkan juga orang luar daerah Mojo.

Peluncuran pertama Grebeg Rojomolo pada tahun 2017, namun proses mengadakan acara Grebeg Rojomolo sejak 2009 yang pada saat itu belum memiliki icon atau branding. Pentas seni ini merupakan pemestasan segala macam seni, tari, musik, teater. Harapan mereka dengan adanya
pentas seni Grebeg Rojomolo adalah mengharap Kampung Mojo sebagai kampung wisata dan budaya, dan mengharapkan bantuan seluruh pihak baik pihak swasta maupun pemerintah. Harapan mereka juga dengan adanya pentas seni Grebeng Rojomolo ini Kampung Mojo merupakan salah satu tujuan wisata baik itu domestik maupun asing. Tidak hanya itu dengan adanya icon wisata di tempat mereka bisa meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui ekonomi mikro yang berada di masing-masing rumah tangga yang terkait dengan branding mereka. Jadi yang merasakan dampak dari kampung wisata ini tidak hanya pelaku seni budaya, namun pelaku ekonomi kerakyatan juga ikut merasakan kenaikannya. Di Kampung Mojo ini juga terdapat banyak sekali komunitas seni, bahkan di tiap minggunya da pelatihan seni di kampung itu, entah itu tari, karawitan, atau bahkan musik keroncong.

Yuk! Mulai mengenal, melestarikan, dan mempelajari budaya asli kita. Kita dukung dan apresiasi para pelaku sejarah dan budayawan-budayawan Indonesia. Jangan pernah lelah untuk mempelajarinya, karena dengan begitu kita bisa mengenal jati diri bangsa kita. Salam Budaya!

“Kita tidak puas hanya sebagai penonton sejarah, harus jadi pelaku dan membawa perubahan untuk semuanya” ujar KRT. Joko Wiranto Adi Negoro

“Pesan saya tidak terlalu berat kepada generasi muda. Mohon generasi muda tolong uri-uri budaya ini khususnya budaya kita yang di Jawa. Karena kalau generasi muda tidak mempelajari ini takutnya hilang budaya kita. Salah satunya Ha Na Ca Ra Ka, maka dari itu di kampung wisata ini nanti akan ada latihan menulis Aksara Jawa. Banggalah pada budaya yang ada pada kita!” kata Syahrir Rozie, SH.

Penulis: Natasya Dwi Andini, Mahasiswi ISI Surakarta.

editor: cosmas