Model Team Game Tournament (TGT) Tingkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI

Spread the love

Oleh: Umi Muslikhah, S.Pd.
Guru IPS Sejarah Kelas XI di SMA N 1 Bulakamba, Kabupaten Brebes, provinsi Jawa Tengah

Pendidik mengungkapkan bahwa pendidikan sebagai suatu cara mewujudkan cita-cita nasional suatu bangsa Indonesia, maka sejarah menjadi sumber kekuatan bagi berfungsinya pendidikan yang efektif. Sejarah sebagai salah satu pelajaran yang bersifat normatif di sekolah ditujukan untuk membentuk kepribadian bangsa pada diri generasi muda. Nilai-nilai yang berkembang pada generasi masa kini, bukan saja untuk pengintegrasian individu kedalam kelompok tetapi juga menjadi bekal kekuatan untuk menghadapi masa kini dan masa yang akan datang lebih-lebih didasari tujuan nasional pendidikan yang pada dasarnya ingin mengembangkan manusia yang berkepribadian, yang sadar akan kewajibannya, serta terbinanya hubungan yang harmonis antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Siswa selama ini mengagap pembelajaran sejarah yang terjadi disekolah-sekolah dirasakan kering dan membosankan. Pendidik menjelaskan selama ini fakta dilapangan pelajaran sejarah disampaikan dengan metode ceramah sehingga kurang efektif untuk mengingat daya serap siswa yang berbeda-beda. Sering kali metode tersebut dianggap membosankan bagi siswa. Pendidik menyadari rasa bosan yang muncul dalam diri siswa menyebabkan semangat untuk belajar menjadi menurun, yang berakibat hasil belajar siswa menjadi rendah dan jauh dari yang diharapkan. Guru perlu menyikapi hal ini dengan mempunyai kreativitas dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan berbagai metode.
Guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar, sedangkan peserta didik dituntut mempunyai motivasi belajar. Pendidik menyadari rendahnya hasil belajar sejarah karena adanya berbagai cap negatif telah melekat dibenak siswa berkenaan dengan pelajaran sejarah, yang bisa jadi itu semua dimunculkan dari guru baik secara langsung dan tidak langsung, disadari dan tidak disadari. Sesuai dengan cita-cita tujuan pendidikan nasional, guru perlu memiliki beberapa prinsip mengajar yang mengacu pada peningkatan kemampuan internal peserta didik didalam merancang strategi dan melaksanakan pembelajaran. Siswa memperoleh peningkatan potensi internal dengan menerapkan jenis-jenis strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara penuh, utuh, dan kontekstual.
Tabita Asih (2020) mengartikan matapelajaran sejarah sebagai matapelajaran yang mempelajari tentang masa lalu. Sejarah sebagai matapelajaran yang tidak kalah penting dibandingkan dengan matapelajaran lainya yang diajarkan disekolah karena dengan mempelajari sejarah akan memperkaya wawasan dan pengetahuan mengenai kehidupan manusia dari masa ke masa. Salah satu manfaat dari belajar sejarah yakni mempelajari perkembangan negara khususnya negara itu sendiri oleh sebab itu matapelajaran sejarah kini disampaikan disekolah dengan materi yang telah ditentukan.
Pendidik menyebutkan tujuan pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA) antara lain: 1. Siswa meningkatkan pemahaman terhadap proses perubahan dan perkembangan yang dilalui umat manusia sehingga mampu mencapai tahap perkembangan yang sekarang ini. 2. siswa memperoleh pemahaman terhadap akar peradaban manusia dan penghargaan terhadap kesatuan dasar manusia. 3. siswa menghargai berbagai sumbangan pemikiran dari kebudayaan pada peradaban manusia secara keseluruhan. 4. siswa dapat memperkokoh pemahaman bahwa interaksi saling menguntungkan antar berbagai kebudayaan sebagai faktor yang penting dalam kemajuan kehidupan manusia.
Guru memperhatikan siswanya dalam memahami peristiwa-peristiwa yang disampaikan pada matapelajaran sejarah sehingga tata cara media dan strategi untuk menyampaikan materi sejarah yang dikemas dengan cara yang sesuai pada kemampuan siswa untuk dapat menarik minat belajar siswa dan untuk dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Solusi yang tepat untuk meningkatkan minat belajar sejarah siswa adalah dengan memberikan variasi model pembelajaran dalam proses belajar sejarah di kelas. Pendidik menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap matapelajaran sejarah, karena proses belajar dalam model pembelajaran ini menekankan pada permainan dalam grup.
Gamal Thabroni (2021) mengartikan model pembelajaran TGT sebagai kegiatan pembelajaran yang melibatkan belajar kelompok secara heterogen baik dari latar maupun prestasi akademik dan menempuh permainan (games) serta turnamen atau kompetisi tersistematis yang akan memberikan skor, klasemen, dan juara bagi individu atau kelompok yang berhasil mendapatkan skor terbaik untuk menumbuhkan rasa senang dan motivasi dalam belajar. Menurut A’Yunina (2018) mengungkapkan bahwa model pembelajaran Teams Games Tournament di rancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks dismping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Pendidik melakukan permainan dalam pembelajaran tipe TGTberupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka agar siswa mencari solusi permasalahannya. Siswa memiliki anggota kelompok akan mengambil sebuah kartu yang telah diberi nomor dan menjawab pertanyaan yang ada pada kartu tersebut sehingga memberikan sumbangan bagi pengumpulan kelompoknya.
Rusman ( 2021) mengungkapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, 2) Games tournament, 3) Penghargaan kelompok. Trianto (2019) menyebutkan langkah-langkah pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) sebagai berikut: a) Guru menyiapkan kartu soal, lembar kerja siswa, alat/bahan. b) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 orang), c) Guru mengarahkan aturan permainan.
Pendidik mengungkapkan beberapa kelebihan model pembelajaran Teams Games Tournament, yaitu: a) Model TGT membuat peserta didik yang cerdas (berkemampuan akademis tinggi) lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi peserta didik yang berkemampuan akademi lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang penting dalam kelompoknya, b) siswa dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya. c) peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran . d) peserta didik menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa tournamen dalam model ini.
Pendidik berperan penting dalam memberikan pembelajaran yang bermakna pada mata pelajaran sejarah siswa kelas XI SMA sejak dini. Peserta didik selalu diperhatikan kegiatan pembelajarannya dengan metode pembelajaran kooperatif TGT agar terarah, efektif, dan efisien. Pendidik dengan menggunakan metode TGT pada mata pelajaran IPS Sejarah siswa kelas XI di SMA N 1 Bulakamba, kabupaten Brebes, provinsi Jawa Tengah sehingga motivasi belajarnya meningkat.

Editor: Cosmas