Bero Kampung Camilan, Siapkan Menu “Jogo Lodhong” Lebaran

Spread the love

KLATEN, POSKITA.co – Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Klaten, tak hanya dikenal dengan produk UMKM berupa besek, akan tetapi juga aneka camilan. Maka, pantas saja jika Bero ini juga bisa dijuluki Kampung Camilan yang pusatnya di Dukuh Karangkulon dan Dukuh Puluhan, Desa Bero.

Hal ini dikatakan Kepala Desa Bero Suranto, SSi saat ditemui wartawan, Kamis siang (7/4/2022). Suranto mengakui kalau usaha camilan ini mulai marak sejak gempa bumi 2006 lalu. Karena dituntut faktor ekonomi, rumah warga banyak yang roboh kena gempa, membuat warga melakukan inovasi.

“Seperti usaha camilan Mbak Muryani bersama suaminya Mas Agung, paska gempa bumi membuat criping pisang dan kripik daun bayam. Laris juga dan disetorkan ke berbagai pasar, termasuk di Pasar Salatiga,” ujar Suranto.

Selain usaha toko Manunggal Rasa Mbak Muryani, juga ada usaha pembuatan Ampyang Bu Satirah, Bolu Panggang Mbak Ana yang tergabung dalam Toko Rajawali Snack. Aneka macam camilan yang ada membuat warga dari berbagai desa tetangga dipastikan datang ke Bero untuk menu jelang lebaran.

“Kalau diistilahkan, jelang lebaran untuk jogo lodhong, bisa membeli aneka menu camilan di Bero ini. Variatif dan dipastikan tersedia di home industri camilan warga Bero ini. Antara lain ampyang, aneka criping, kripik bayam, dan aneka camilan lainnya,” ujar Suranto.

Salah satu warga yang membuat snack adalah Muryani (37 th), warga Dukuh Karangkulon RT 01/RW 03,  Desa Bero, bersyukur usahanya tetap eksis dan bisa memotivasi warga untuk bangkit dalam mencukupi roda ekonomi.

Muryani saat diwawancarai wartawan didampingi kakaknya Suparni (di belakangnya) yang geluti usaha camilan criping pisang dan kripik bayam.

Muryani memulai usaha membuat criping pisang pasca gempa bumi tahun 2006, tepatnya tahun 2007. Kemudian Muryani membuat criping sukun dan kripik bayem. Ketiga makanan ringan ini menjadi produk unggulan olahan UMKM bermerek Manunggal Rasa sampai saat ini.

“Modal awal saya Rp 500 ribu. Setelah itu, ditambah Rp 1,5 juta sampai sekarang. Hasilnya, alhamdulillah, saya sudah bisa beli tanah dan buat rumah ini. Karena kepepet, karena keadaan waktu itu, kita nekat membuat usaha camilan ini,” ujar Muryani.

Istri dari Agung Prasetyo Adi Wibowo ini menyampaikan, pemasaran produk snack-nya sudah sampai ke Kota Salatiga, Wonosari (Gunungkidul), Klaten dan sekitarnya. Ada 4-5 orang yang membantu usaha produksi camilan ini dan selalu lancar jaya usahanya.

Muryani menyatakan, permintaan criping pisang, keripik sukun dan peyek bayem ini mulai meningkat saat memasuki bulan Ruwah lalu. Ada peningkatan permintaan sekitar 60 persen dari hari biasa. Dan saat Ramadhan memasuki minggu kedua, permintaan akan naik lagi. Peningkatan permintaan ini memuncak saat menjelang Lebaran.

“Biasanya camilan kami ini untuk oleh-oleh ke Jakarta. Pembeli pada suka karena ceriping pisang saya ini nggak terlalu manis. Jadi tidak terlalu eneg. Untuk peyek bayem, bumbunya mantap. Dan untuk keripik sukun, ini menurut para pembeli lho, jarang yang bisa bikin kayak kayak gitu,” ujarnya. (Kim)

Caption Foto HL:
Kades Bero Suranto dan Ibu Sutirah saat di home industri ampyang di Karangkulon foto bersama dengan karyawan usaha ampyang Bu Sutirah.