PTMT dengan Protokol Kesehatan

Spread the love

Oleh: Tuti Handayani, S.Pd.SD

Guru SDN 4 Krandegan, Kabupaten Banjarnegara

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda seluruh negara mengakibatkan perubahan tatanan di berbagai aspek, termasuk aspek pendidikan. Proses pembelajaran selama pandemi dilakukan secara daring (pembelajaran dalam jaringan). Pembelajaran dalam jaringan bukan tanpa kendala, salah satu kendala handphone  siswa masih berbarengan dengan orang tua, hal ini menyebabkan siswa tidak bisa mengikuti pembelajaran karena HP dibawa kerja orang tua. Pembelajaran di masa pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi penulis. Terbatasnya pembelajaran secara daring, menyebabkan siswa kurang maksimal dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Sugandi (2006:9) pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang mengubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Pembelajaran merupakan perencanaan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Di dalam pembelajaran siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran ( Uno, 2006 :2). Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik, atau antar peserta didik, Rifa’i dan Anni (2010 : 193). Hal ini dapat diartikan bahwa siswa mempunyai hak penuh untuk mendapatkan pembelajaran yang terbaik.

Berdasarkan surat pemberitahuan pelaksanaan pembelajaran tatap muka tahap 3 dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga, tanggal 9 September 2021 bahwa SD Negeri 4 Krandegan termasuk salah satu sekolah dasar yang diizinkan untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas tahap 3. Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) tahap 3 dengan pembagian kelas 1, 3, 5 masuk setiap hari Senin, Rabu, Jum’at dan kelas 2, 4, 6 masuk setiap hari Selasa, Kamis, Sabtu terbagi 2 shift yaitu shift  pagi dan shift siang dengan durasi waktu 2 jam masing- masing sif.  

Khusus  kelas VI SD Negeri 4 Krandegan dilaksanakan mulai tanggal 15 September 2021 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Protokol kesehatan dengan gerakan 5M yaitu 1) mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik sehari, terutama saat sebelum memasak atau makan, setelah menggunakan kamar mandi, setelah menutup hidung saat batuk atau bersin, 2) memakai masker, sesuai himbauan dari WHO agar semua orang selalu menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, 3) menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain, 4) menjauhi kerumunan saat berada di luar rumah, 5) mengurangi mobilitas artinya bila tidak ada keperluan yang mendesak, untuk tetap berada di rumah.

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dengan protokol kesehatan dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut 1) Siswa datang dengan menggunakan masker dan face shield   kemudian cek suhu terlebih dahulu, dengan batas suhu normal C, 2) sebelum masuk kelas siswa cuci tangan        dengan sabun pada air yang mengalir, 3) siswa belajar di kelas dengan tetap menjaga jarak, tempat duduk berjarak antar siswa, bangku diisi selang- seling, 4) selama pembelajaran siswa dilarang untuk berkerumun, artinya selama proses pembelajaran siswa berada di tempat duduk masing- masing, 5) Siswa berangkat dan pulang diantar  jemput wali murid, disarankan menggunakan kendaraan sendiri tidak menggunakan kendaraan umum. Wali murid yang mengantar dan menjemput siswa hanya sampai depan gerbang sekolah. Penulis dalam mengajar selalu mematuhi protokol kesehatan yang ketat.

            Selain peran serta dari unsur lingkungan sekolah juga ada peran serta dari stake holder atau unsur dari luar yaitu polres, kodim, puskesmas dan dinas pendidikan, dengan memantau pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah. Pembelajaran tatap muka terbatas  dengan protokol kesehatan banyak memberikan manfaat terhadap siswa khususnya kelas VI SD Negeri 4 Krandegan yaitu 1) siswa merasa lebih mudah dalam berinteraksi dan komunikasi dengan penulis selaku guru, 2) siswa menjadi tidak gampang stres dan lebih fokus pada pelajaran, 3) siswa lebih cepat mengerti materi yang disampaikan oleh penulis, 4) Hasil belajar murni dari pemikiran siswa.

Editor: Cosmas