Strategi Jitu Belajar di Rumah
Foto ilustrasi: istimewa
Oleh : Restu Desy Wulanjari, ST
SMP Negeri 2 Sragen
Virus Corona atau covid-19 mulai muncul di Kota Wuhan pada akhir Desember 2019, sampai sekarang masih menjadi perhatian publik. Menurut World Health Organization (WHO), covid-19 menular melalui orang yang telah terinfeksi virus corona. Penyakit dapat menyebar melalui tetesan air (droplet) dari hidung atau mulut seseorang yang terinfeksi virus ini ketika bersin/batuk, dan bukan tersebar melalui udara. Sampai akhir Maret 2020 pihak WHO menginformasikan bahwa covid-19 masih menjadi pandemi global di seluruh dunia.
Pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai upaya menanggulangi penyebaran covid-19 ini. Menurut Menko Polhukam Mahfud Md, karantina kewilayahan diatur dalam aturan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang kekarantinaan kesehatan. Mahfud menyebut, dalam UU itu disebut karantina kewilayahan atau lockdown adalah kira-kira membatasi perpindahan orang, membatasi kerumunan orang, membatasi gerakan orang demi keselamatan bersama.
Sejumlah pihak yang terkait dengan upaya pengendalian covid-19 telah mengeluarkan berbagai imbauan. Bupati Sragen menerbitkan surat edaran terkait pembelajaran di rumah bagi peserta didik sampai 21 Maret 2020, kemudian disusuli adanya himbauan penambahan pembelajaran di rumah diperpanjang hingga 28 Maret 2020. Berbagai usaha yang dilakukan belum menunjukkan hasil yang optimal, bahkan ODP dan PDP di berbagai daerah kian meningkat termasuk di Kabupaten Sragen. Dirasa keadaan semakin memburuk, kegiatan belajar di rumah diperpanjang sampai 11 April 2020. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mengantisipasi penyebaran covid-19 di kalangan pelajar.
Menjadi dilematis bagi pihak sekolah, yang mana semua agenda sekolah yang telah dirancang sedemikian rupa menjadi tertunda semakin lama bahkan terancam gagal dilaksanakan. Agenda sekolah seperti yang telah tertuang dalam Kaldik 2019/2010 seperti Penilaian Tengah Semester (PTS) maupun uji coba UN, ujian sekolah jenjang SMP bahkan Ujian Nasional mengalami penundaan sampai waktu yang belum bisa ditentukan. Hal ini dilakukan Pemerintah Sragen sebagai antisipasi penyebaran covid-19.
Meskipun Presiden Joko Widodo tidak memberlakukan lockdown seperti negara-negara lain yang mempunyai kasus yang sama, akan tetapi social distancing menjadi salah satu antisipasi yang efektif. Seperti yang dikutip dalam berita TribunNews.com Rabu, 18 Maret 2020 lockdown sebagai upaya yang dilakukan sebagai upaya dalam meminimalisir terjadinya persebaran covid-19, sedangkan social distancing merupakan istilah untuk mengurangi kontak langsung di berbagai kerumunan termasuk di lingkungan sekolah. Setiap orang agar patuh dan hindari kerumunan dimanapun berada.
Untuk itulah, menanggapi dari Surat Edaran dari pemerintah tersebut, kebijakan yang diambil di SMP Negeri 2 Sragen dihimbau bagi guru dan karyawan untuk terus melakukan langkah-langkah cepat dan tepat guna mengantisipasi dampak dari pandemi covid-19 dengan berbagai cara penyediaan antiseptik di beberapa titik-titik sekolah, membersihkan lingkungan sekolah, penyemprotan desinfektan di ruangan dan tak kalah pentingnya adalah tetap memantau keterlaksanaan Proses Belajar dan Mengajar (PBM) di rumah bagi guru terhadap peserta didik yang menjadi tanggungjawabnya.
Dalam pelaksanaan PBM di rumah bagi peserta didik, guru dapat mengembangkan proses belajar yang kreatif, menantang serta dan tentunya tidak memberatkan peserta didik. Peserta didik dapat mengikuti proses yang ada dengan “fun” alias menyenangkan. Menyenangkan bukan berarti membebaskan untuk tidak melakukan ataupun mengerjakan apapun, mereka bukanlah dibiarkan bebas tanpa melaksanakan tanggung jawabnya, akan tetapi menggunakan hari liburnya dengan kegiatan yang bermanfaat dan tentunya pembelajaran tetap berlangsung.
Hampir empat pekan libur sekolah bukan berarti libur tanpa aktivitas dan malas belajar. Guru dapat mempersiapkan pembelajaran secara daring (online) dengan memperhatikan kondisi peserta didik dengan menggunakan metode dan media yang tidak memberatkan. Dengan mempersiapkan materi dan tugas yang disusun secara sistematis diharapkan dapat mempemudah siswa dalam belajar dirumah. Di SMP Negeri 2 Sragen, peserta didik yang sebagian besar berdomisili di daerah perkotaan dan mempunyai handphone ataupun laptop pada umumnya tidak ada kendala dalam pelaksanaannya. Pembelajaran secara daring dilakukan dengan cara pemberian tugas belajar kepada siswa dalam kegiatan belajar di rumah baik melalui whatsapp grup kelas dalam bentuk penguatan materi maupun berupa latihan soal-soal dalam bentuk google form.
Pemberian tugas sekolah selama di rumah, supaya siswa mengurangi kegiatan di luar rumah yang tidak penting selama belajar di rumah, sehingga mengurangi resiko penularan covid-19 ini. Dimanapun, kapanpun dan kondisi apapun harus tetap semangat dalam belajar. Melakukan serangkaian kegiatan belajar yang dipandu langsung dari guru mapel masing-masing dan dikoordinir oleh wali kelas serta pendampingan dari orang tua, akan menanamkan beberapa karakter diantaranya kedisiplinan, kejujuran dan tanggung jawab dalam mengemban amanah yang telah guru berikan.
Libur di rumah tidak menjadikan siswa untuk kumpul dengan temannya, pergi bersama keluarga ke tempat wisata bahkan menjadikan mereka malas belajar, hanya menonton televisi ataupun bermain gadget sekedar bermain medsos atau yang sedang menjadi idola menonton film sepanjang waktu. Pembelajaran dengan daring, dengan menggunakan peralatan komunikasi yang mereka miliki setidaknya untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru, berkomunikasi dengan teman melalui media sosial untuk menjaga jarak secara fisik dan mengurangi aktivitas di luar rumah. Menambah pengetahuan tentang teknologi, menggunakan handphone untuk sesuatu yang lebih bermanfaat, mendukung dan memperlancar aktivitas belajar. Tidak ada alasan seorang siswa di era modern ini untuk kurang informasi atau komunikasi, dengan berkembangnya peralatan komunikasi.
Guru harus mempunyai strategi pembelajaran dalam merencanakan materi belajar selama pembelajaran jarak jauh. Menjadi tantangan baru bagi guru dalam status masa tanggap darurat akibat virus covid-19 haruslah mempunyai strategi jitu dalam memberikan tugas dan melakukan pembelajaran dengan inovatif.
Pembelajaran inovatif bisa dengan mengoptimalkan aplikasi google classroom, edmodo, schoology, kahoot atau transfer tugas/materi whatsapp untuk memastikan peserta didiknya belajar di rumah. Dengan adanya musibah covid-19 yang mengharuskan anak belajar di rumah, terlepas banyak pihak yang mengeluh dengan tidak terbiasanya proses belajar mengajar yang selama ini terjadi, disisi lain menyadarkan kita bahwa proses pendidikan yang pertama dan utama adalah ada di keluarga.
Keluarga diharapkan mampu mendukung dengan memfasilitasi sehingga pembelajaran dengan daring terlaksana dengan baik sehingga berdampak pada PBM yang efektif dan efisien. Harapannya, dalam kondisi yang memprihatinkan ini, semua pihak memiliki kesadaran untuk patuh terhadap himbauan serta arahan dari pemerintah demi kebaikan semuanya dan memutus mata rantai covid-19 ini. Semoga dengan antisipasi ini dari berbagai pihak, wabah covid-19 segera berakhir dan keadaan semakin membaik.
Editor: Cosmas