Think Talk Write, Melejitkan Keterampilan Menulis

Spread the love

Oleh:
Muhammad Azis Anwar Zulkifli SPd
SD Negeri Gilirejo 4 Miri, Sragen

Mutu pendidikan dapat ditingkatkan melalui perubahan pola pikir. Pola pikir sebagai landasan pelaksanaan kurikulum. Pada masa lalu, proses belajar mengajar berfokus pada pendidik. Kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Maka tugas pendidik membuat proses pembelajaran berlangsung efektif, efisien dan menyenangkan khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diajarkan pada setiap jenjang sekolah mulai dari jenjang sekolah dasar, menengah, sampai ke pendidikan tinggi. Pedoman pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Ruang lingkup mata pelajaran ini mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Pembelajaran Tematik Muatan Bahasa Indonesia di kelas III SD Negeri Gilirejo 4 Miri Kabupaten Sragen, khususnya kemampuan menulis peserta didik terlihat lebih rendah dibandingkan kemampuan aspek lainnya. Padahal keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai peserta didik. Dari aspek menulis, kesulitan terbanyak peserta didik menulis karangan meskipun hanya menulis karangan pendek yang sederhana.
Menurut Saleh Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan. Dalam menulis karangan, tentu didahului dengan menulis kalimat per kalimat, kalimat tersebut dapat disambungkan sehingga padu dan akhirnya menjadi karangan yang utuh.
Keberhasilan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis karangan pendek sederhana bisa dilakukan dengan berbagai model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang efektif dan inovatif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik yaitu menggunakan model pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran Think Talk Write.
Model pembelajaran Think Talk Write (TTW) diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin. Pada dasarnya pembelajaran ini dibangun melalui proses berpikir, berbicara dan menulis. Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dapat menumbuhkembangkan kemampuan pemecahan masalah (Yamin dan Ansari, 2012: 84). Alur kemajuan pembelajaran Think Talk Write (TTW) dimulai dari keterlibatan peserta didik dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya sebelum menulis.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan model pembelajaran Think Talk Write terdapat beberapa tahap.  Tahap pertama (think) peserta didik ditugaskan untuk memikirkan sebuah tema yang akan dijadikan sebagai karangan. Tema bisa diambil dari kegiatan sehari-hari. Dari tema yang telah dipilih tadi, peserta didik mulai membuat kerangka karangan kemudian mengembangkan kerangka menjadi paragraf. Pada tahap kedua (talk), peserta didik berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas kalimat demi kalimat dalam paragraph yang telah disusun. Peserta didik saling menukarkan paragraf yang telah dibuat untuk di diskusikan, sehingga kalimat yang disusun dikoreksi secara berkolaborasi. Selanjutnya tahap yang terakhir (write), peserta didik menyusun sendiri paragraf yang telah dikoreksi tadi. Di sini, pendidik berperan sebagai mediator lingkungan belajar. Pendidik meminta perwakilan dari salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
Dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) banyak sekali manfaatnya. Manfaat tersebut seperti membantu peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep peserta didik menjadi lebih baik. Peserta didik dapat mengkomunikasikan atau mendiskusikan pemikiran nya dengan teman nya sehingga peserta didik saling membantu dan saling bertukar pikiran. Hal ini dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan. Melatih peserta didik untuk menuliskan hasil diskusi nya ke bentuk tulisan secara sistematis sehingga peserta didik akan lebih memahami materi dan membantu peserta didik untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik khususnya menulis karangan pendek sederhana.

Editor: Cosmas