Perempuan Indonesia Jadi Percontohan Negara Australia
SOLO, POSKITA.co – Perempuan Indonesia ternyata menjadi parcontohan bagi masyarakat di negara Kanguru, julukan Australia.
Hal ini disampaikan Sri Kusumo Hapsari PhD, dalam workshop gender yang diselenggarakan Pusat Studi Wanita (PSW) Unisri belum lama ini.
“Ketika saya masih kuliah di Australia, saya ditanya professor, mengapa kuliah gender harus ke Australia? Masyarkat sini justru ingin berguru pada perempuan Indonesia yang bisa membangun relasi yang baik dengan suami meski secara ekonomi lebih berpotensi,” cerita Sri Kusumo Hapsari.
Dikatakan Hapsari, sebelum Indonesia mengalam masa penjajahan Belanda, banyak perempuan yang memiliki power dalam bidang ekonomi. Perempuan tersebut berani menentukan identitasnya di hadapan suami yang selama ini dalam kultur Jawa dianggap memiliki kekuasaan dalam keluarga.
Relasi sejajar antara suami dan istri telah terbentuk seiring dengan kebiasaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Kedatangan kaum kolonial dengan kultur Barat (Eropa) menjadikan perempuan menduduki peran di balik layar. Kondisi demikian mengalami perubahan manakala pecah Perang Dunia ke-2 yang melahirkan feminisme gelombang ke-2.
“Gagasan utama yang disebarkan adalah memotivasi perempuan untuk berani menentukan dirinya sendiri sesuai dengan pilihannya dan bertanggung jawab terhadap keputusan itu. Perempuan diajak kembali untuk berani tampil sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya,” katanya.
Dalam istilah Hapsari, perempuan diajak untuk menjadi seperti si manis jembatan Ancol, yang tidak tampak namun menyebarkan bau harum. Istilah tersebut untuk menjadi inspirasi bagi perempuan agar mengubah mindset yang selama ini.
“Perempuan biasanya hanya berani di belakang, dalam setiap rapat atau acara-acara resmi jarang sekali ditemukan yang berani tampil. Kalau ada usulan atau tanggapan biasanya dikemukakan oleh laki-laki. Itulah uniknya perempuan yang lebih berani jika berada dalam komunitas namun menyerahkan suaranya pada laki-laki sehingga sering ‘dianaktirikan’,” paparnya.
Ketua PSW Unisri, Setyasih Harini SIP MSi, mengajak perempuan untuk berani menunjukkan talenta yang dimiliki sekalipun tidak mampu tetaplah bisa menjadi aktor yang menyebarkan keharuman (memberikan kontribusi positif) bagi masyarakat.
EDITOR: COSMAS