Kukuhkan Semarang sebagai Ibukota Kartun Nusantara, PAKARTI Gelar FGD
Semarang, POSKITA.CO – Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bersama Presidium Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti) akan menyelenggarakan Fokus Diskusi Grup (FGD) Museum Kartun Indonesia pada 18–19 Oktober 2025 di Gedung Oudetrap, Kota Lama Semarang.
Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam mewujudkan cita-cita besar menghadirkan Museum Kartun Indonesia di jantung Kota Lama Semarang. Museum ini diharapkan menjadi ruang arsip-dokumentasi, edukasi visual, ekonomi kreatif, wisata seni, hingga diplomasi budaya sekaligus mengokohkan Semarang sebagai Ibukota Kartun Nusantara.
Rencananya, kegiatan ini akan dibuka langsung oleh Wali Kota Semarang, Ibu Agustina Wilujeng Pramestuti, sebagai bentuk dukungan penuh Pemerintah Kota Semarang terhadap lahirnya museum kartun di Indonesia.
Kepala Disbudpar Kota Semarang Bapak Wing Wiyarso menyampaikan bahwa penyelenggaraan FGD ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah kota dalam menindaklanjuti gagasan yang selama ini berkembang di kalangan masyarakat khususnya komunitas dan para pecinta kartuni. “Kami ingin Museum Kartun Indonesia berdiri di Kota Lama, bukan hanya sebagai destinasi wisata budaya, tetapi juga sebagai pusat pengetahuan, sejarah, dan kreativitas di Semarang dan di Indonesia,” ujarnya.

FGD yang akan menghadirkan berbagai narasumber, mulai dari akademisi seni rupa, sejarawan, budayawan, hingga perwakilan komunitas kartun nasional, juga diharapkan menghasilkan peta jalan bersama untuk merealisasikan museum tersebut.
Selain diskusi, acara ini akan dimeriahkan dengan Semarang Kartun Festival yang menampilkan pameran karya kartunis dari berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan ini juga bertepatan dengan agenda penting Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti), yakni Musyawarah Nasional Pakarti untuk memilih pengurus baru.
Tokoh kartun nasional asal Semarang, Jitet Kustana, menyambut baik langkah ini. “Saya percaya Museum Kartun Indonesia di Kota Lama akan menjadi tonggak sejarah. Semarang punya warisan kuat dalam dunia kartun, dan museum ini akan membuatnya lebih nyata,” ungkap pemegang rekor MURI juara 180 lebih kompetisi kartun dunia.
Tokoh Kartunis Bali, Jango Pramartha, menilai museum ini akan memperkaya khazanah budaya nasional. “Kartun bukan sekadar gambar lucu, ia adalah refleksi sosial dan kritik budaya. Kehadiran museum ini akan memperlihatkan kepada publik betapa pentingnya peran kartun dalam perjalanan bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, Itok Isdianto, pegiat literasi visual dari Jakarta, menekankan nilai persatuan komunitas kartun dalam momentum ini. “FGD dan musyawarah Pakarti adalah kesempatan emas untuk menyatukan visi para kartunis Indonesia. Museum Kartun Indonesia nantinya bisa menjadi rumah bersama yang menampung seluruh generasi kartunis. Saya mendukung sepenuhnya kegiatan FGD Museum Kartun Indonesia dan Pameran Kartun Nasional, semoga kegiatan ini memberikan manfaat bagi masyarakat banyak dari sisi edukasi dan tumbuhnya pemikiran kreatif menuju Indonesia Emas.” katanya.
Dari sisi akademisi, Basnendar H, dosen ISI Surakarta, menyatakan bahwa museum ini akan berfungsi sebagai ruang riset dan pendidikan. “Keberadaan Museum Kartun Indonesia sebagai daya dukung dan penguatan atas keberadaan kartun dan tentunya profesi kartunis dalam perkembangan seni rupa di Indonesia, selain itu peran kartun dan kartunis yang cukup lama ikut berkontribusi dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Museum Kartun Indonesia tidak hanya penting untuk seniman, tetapi juga untuk dunia akademik. Ia akan menjadi sumber penelitian, tempat belajar sejarah visual, serta sarana pembentukan literasi budaya yang kritis. Semoga dengan adanya Museum Kartun Indonesia menjadi tonggak sejarah khususnya kartun agar lebih berkembang ke depannya. ” jelasnya.
Hal senada juga dilontarkan oleh Roikan, penelitian kartun Indonesia: “Museum Kartun Indonesia akan menegaskan posisi kartun sebagai bagian penting dari seni rupa kontemporer dan media pembelajaran visual yang humoris dan kritis. Sebuah perpaduan unik seni kartun. FGD nanti akan menjadi peluang emas untuk mempertemukan seniman, akademisi, dan masyarakat merumuskan museum kartun Indonesia .”
Kartunis Jambi, Edy Dharma, juga memberikan apresiasi atas inisiatif ini. “Museum Kartun Indonesia akan menjadi simbol kebanggaan bersama. Dari Semarang, geliat kartun bisa menginspirasi kartunis di seluruh penjuru Nusantara, termasuk daerah-daerah yang selama ini kurang mendapat perhatian. Dan untuk Pameran kartun nasional ini, semoga menjadi event tahunan untuk merangkum dan mengapresiasi karya2 para kartunis dari sabang sampai merauke untuk kemajuan bangsa.” ujarnya.
Dengan rangkaian kegiatan tersebut, diharapkan Kota Semarang tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata heritage dan kuliner, tetapi juga sebagai kota pusat kartun Indonesia, tempat di mana sejarah, kreativitas, dan masa depan kartun Nusantara dipelihara dan dikembangkan.
Menurut laporan sementara Sukriyadi, panitia bidang Pameran, ”saat ini panitia terus melakukan persiapan dan sedang menyambut karya para kartunis yang sudah mulai berdatangan. Mohon dukungan dan doa restu kawan semua,’ pungkasnya.