Cagub Jateng, Ahmad Luthfi 4 Tahun Santri di Ponpes Al Islah

Spread the love

SOLO, POSKITA.co – Sosok Cagub Jateng, Ahmad Luthfi mungkin sebagian warga Jawa Tengah belum mengenalnya. Jenderal Bintang Tiga itu ternyata masih keluarga Nahdlatul Ulama (NU).

Hal ini diketahui dari masa mudanya pernah nyantri di pondok pesantren Al Islah Kediri. Hal itu terjadi ketika Ahmad Luthfi sebelum jadi polisi.

Sosok Ahmad Luthfi itu dikemukakan pasangannya yang menjadi Cawagub Jateng, Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin.

“Banyak orang yang tidak tahu. Jadi sebelum masuk polisi, beliau pernah mondok di usia SMA. Beliau empat tahun di Ponpes Al Islah, pondok modern di Kediri Jawa Timur,” kata Gus Yasin.

Menurutnya, Ahmad Luthfi lahir di Surabaya. Ayah- ibunya juga seorang Haji dan Hajah. Pada masa remaja sama orang tuanya dipondokkan di Al Islah Kediri asuhan Kyai Toha. Seorang Kyai yang pernah menjadi saksi pernikahan Prof. Ismawati, yang saat ini menjabat Ketua Muslimah NU Jawa Tengah.

“Jadi Mas Luthfi itu keluarga NU. Bahkan setelah lulus pesantren, beliau melanjutkan kuliah di IAIN (sekarang UIN) Sunan Ampel Surabaya. Malah selama kuliah pernah jadi Ketua PMII (Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia), underbouw Nahdlatul Ulama (NU),” terang Gus Yasin.

Jadi kalau dibedah dadanya, kata Gus Yasin, Ahmad Luthfi darahnya NU. DNA-nya juga NU tulen. “Beliau santri asli seperti kita. Darahnya juga NU seperti kita, mungkin ke NU an kita kalah sama beliau. Kebetulan saja beliau santri yang menjadi polisi,” beber Gus Yasin.

Setelah lulus IAIN, Ahmad Luthfi daftar jadi polisi. Lalu berkarir hingga menjadi Kapolda Jateng selama 4 tahun lebih. “Maka, ketika saya minta syarat masalah pesantren diperhatikan jika nanti memimpin, Mas Luthfi langsung setuju karena beliau juga santri seperti kita,” tambah putra Kyai Kharismatik Mbah Maimoen Zubair ini.

Yang menarik, kata Gus Yasin, Ahmad Luthfi pernah cerita kepadanya. Adiknya yang bernama Brigjen Zainul Bahar, Jenderal TNI bintang 1 yang kini menjabat sebagai Komandan Korem 072/Pamungkas Jogjakarta, dulunya juga mondok di pesantren.

“Jadi ceritanya, adiknya itu empat kali daftar TNI belum berhasil. Sama orang tuanya akhirnya dimasukkan pondok. Setelah lulus di mondok, eh daftar TNI malah diterima. Jadi Mas Luthfi itu keluarganya santri,” paparnya. (**)