Gibran Rakabuming Raka: Lokananta Adalah Titik Nol Musik Indonesia
SOLO, POSKITA.co – Langkah nyata revitalisasi dan optimalisasi Lokananta didukung penuh oleh Pemkot Surakarta di mana Lokananta menjadi salah satu Prioritas Pembangunan Kota Surakarta. Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan, Lokananta adalah salah satu seniman, dan UMKM, landmark kota Surakarta sekaligus titik nol musik Indonesia yang menjadi salah satu Prioritas Pembangunan Kota Surakarta.
“Kami memberikan apresiasi kepada Danareksa-PPA yang telah merevitalisasi aset Lokananta menjadi creative & commercial hub bagi para musisi. Semoga partisipasi dari para musisi, komunitas dan ekosistem kesenian, serta UMKM di Lokananta dapat memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian di kota Solo dan sekitarnya. Ke depan, Lokananta yang merupakan salah satu landmark Kota Surakarta diharapkan dapat menjadi destinasi wisata berbasis musik bagi masyarakat Indonesia,” kata Gibran pada bincang-bincang di Lokananta, Sabtu Juni 2023.
Bicara mengenai Lokananta Titik Puspa menginginkan Lokananta dihidupkan kembali, sebagai tanda hormat, tanda terima kasihnya bahwa dulu sudah ada suatu rekaman yang bagus, tapi sekarang agak dilupakan.
“Jadi kita sebagi musisi pingin Lokananta diperindah lagi, dibangun lagi untuk menjadi suatu kenang-kenangan, bahwa dahulu sudah pernah ada rekaman yang bagus dan pertama di Indonesia. Studio ini adalah satu gambaran pemberian bapak-bapak terdahulu, sekarang kita harus memberikan suatu penghormatan yaitu dimunculkan kembali dengan lebih bagus lagi,” kata Titik Puspa.
Kilas Lokananta
Lokananta sebagai perusahaan rekaman, studio rekaman, sekaligus pabrik piringan hitam, CD, dan kaset milik negara yang legendaris ini telah merilis ribuan karya dari para seniman Slamet, Sam Saimun, hingga Ki Narto Sabdo, juga pemusik besar Indonesia, di antaranya Gesang, Waldjinah, Buby Chen, Titiek Puspa.
Lokananta yang eksis sejak 66 tahun lalu telah mengarungi berbagai lautan peristiwa nasional yang mewakili ombak zamannya. Mulai dari periode emasnya di era ’60-an, ’70-an,’80-an hingga periode kebangkrutannya pada era 90-an hingga awal 2000-an.
Telah banyak upaya untuk membangkitkan kembali Lokananta. Sebagai contoh, para seniman seperti mendiang Glenn Fredly, Efek Rumah Kaca, White Shoes and the Couples Company, Shaggydog, The Hydrant, Didi Kempot, hingga Slank pemah melakukan rekaman di Lokananta.
Aspirasi para musisi selama lebih dari satu dekade ternyata mendapatkan respons positif dari para pemangku kepentingan di mana Kementerian BUMN, Danareksa-PPA, Pemprov Jateng, dan Pemkot Surakarta bersinergi untuk merevitalisasi Lokananta.
Direktur Utama Danareksa Yadi Jaya Ruchandi mengatakan, Lokananta merupakan studio rekaman pertama di Indonesia, memiliki nilai historis yang tinggi, memiliki intellectual property hasil karya anak bangsa, dan merupakan cagar budaya yang harus kita jaga.
“Kami juga membuka peluang kolaborasi, baik BUMN, korporasi, dan UMKM untuk dapat bersama-sama mendukung kemajuan Lokananta, sehingga Lokananta dapat menjadi creative & commercial hub bagi para musisi, seniman, dan UMKM yang memberikan dampak secara sosial, ekonomi, dan pelestarian budaya di Indonesia,” kata Yadi.
Tentang PT Danareksa (Persero)
PT Danareksa (Persero) merupakan Holding BUMN spesialis transformasi yang sepenuhnya 100 persen dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Danareksa (Persero) memiliki pengalaman lebih dari 45 tahun ditunjuk sebagai Holding BUMN melalui Peraturan Pemerintah (PP) yaitu jasa-jasa konstruksi, serta media dan teknologi. (ard)