Pembelajaran Kuantum Tingkatkan Hasil Belajar Matematika
Oleh:
Ni Luh Indawati, S.Pd.SD
SD Negeri 2 Pohsanten – Jembrana – Bali
Peran seorang guru didalam proses pembelajaran sangat penting karena dapat menentukan hasil belajar siswa. Seorang guru harus mampu menciptakan suatu kondisi yang membuat siswa senang dan nyaman untuk belajar, yaitu dengan membuat suasana kelas yang tidak membosankan dan melibatkan siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran (DePorter, 2011). Untuk itu, guru harus menerapkan model atau metode pembelajaran yang inovatif, serta memanfaatkan media pembelajaran yang relevan dengan materi yang diajarkan.
Pembelajaran Matematika di SD merupakan salah satu kajian yang selalu menarik untuk dikemukakan karena sebagian besar siswa kurang tertarik dengan pembelajaran Matematika. Hal ini terbukti dengan beberapa siswa sering mengantuk atau tidak bersemangat dalam proses pembelajaran di kelas dan siswa sering kali membuat alasan agar dapat keluar kelas. Permasalahan tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan suatu inovasi pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kuantum. Pembelajaran kuantum adalah pembelajaran yang memadukan antar berbagai sugesti positif yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Pembelajaran Kuantum dapat merangsang pengetahuan siswa agar lebih tertarik untuk belajar, sehingga materi yang akan diajarkan dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Pembelajaran kuantum berpatokan pada satu asas “Bawa dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka” (DePoter, dkk. 2011). Asas ini dapat dapat diartikan bahwa apapun yang ada di dalam diri guru harus mampu membawa anak didik untuk memahami dan mencoba menerapkannya dalam kehidupan. Asas ini mengingatkan kita betapa pentingnya memasuki dunia peserta didik untuk langkah pertama dan utama di dalam pembelajaran. Jika guru sudah ada dalam dunia peserta didik, maka lebih mudah untuk menerapkan berbagai pembelajaran yang sesuai dengan keinginan dan mampu membawa mereka untuk belajar.
Pembelajaran kuantum memiliki lima prinsip dasar, antara lain: 1) segalanya berbicara, 2) memiliki tujuan, 3) pengalaman sebelum pemberian nama, 4) akui setiap usaha, dan 5) jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan. Kerangka rancangan pembelajaran kuantum terdiri atas enam fase yakni tumbuhkan, alami, namai, demontrasikan, ulangi, dan rayakan yang merupakan akronim dari “TANDUR” (DePorter, dkk. 2011).
Penerapan model pembelajaran kuantum nyatanya memberikan kontribusi positif terhadap hasil belajar matematika siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan ketuntasan klasikal dan rata-rata hasil belajar siswa dari prasiklus sampai ke siklus II. Ketuntasan klasikal siswa, meningkat sebesar 29,5% dari prasiklus ke siklus I, yaitu dari 35,2% menjadi 64,7%. Kemudian meningkat sebesar 23,5% dari siklus I ke siklus II, yaitu dari 64,7% menjadi 88,2%. Sedangkan rata-rata siswa meningkat sebesar 7,64 poin dari prasiklus ke siklus I, yaitu dari 55,88 menjadi 63,52. Kemudian meningkat sebesar 11,77 poin dari siklus I ke siklus II, yaitu dari 63,52 menjadi 75,29. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Kuantum sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar pelajaran matematika siswa kelas I semester II. **
Editor: Cosmas