Desa Wukirsawit Resah 7 Warga Positif Covid 1 Meninggal

Spread the love

 

KARANGANYAR, POSKITA.co – Penanganan virus Covid-19 di Desa Wukirsawit, Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar dinilai lamban. Akibat seorang warga dari 7 orang yang positif meninggal dunia. Ironisnya, kejadian itu baru diketahui tiga minggu kemudian, Minggu (15/1). Bahkan bantuan pun terlambat datang hingga warga justru mendapat bantuan dari manajemen Puri Kahuripan, Papahan, Tasikmadu, Karanganyar.

Informasi yang dihimpun, menyebutkan berawal dari keprihatinan warga pada Desember 2020, Maryono (50) warga Separe Rt 02/08 Desa Wukirsawit, Jatiyoso, diduga terpapar covid 19. Namun entah karena ekonomi atau minimnya pengetahuan Maryono, tidak dilakukan Rapid Tes atau tindakan kesehatan. Begitu waktu berjalan sakit mirip gejala covid yang dialami makin parah dan puncaknya alami sesak nafas kian akut, hingga dilarikan ke RS PKU Karanganyar. Pada posisi kritis dan akhirnya diswab.

Selanjutnya pada 25 Desember 2020 Maryono meninggal dunia meski hasil swab saat itu belum keluar harus menunggu, namun pemakaman secara protokol kesehatan. Situasi itu membuat warga resah, lantaran pihak terkait dinilai lamban dalam sikapi kejadian itu. Salah satu warga yang positif Covid, Meidita Trijaya (16), warga Norito, Wukirsawit pasrah apa yang terjadi yang jelas dia hanya berusaha secara alami apa adanya isolasi mandiri di rumah tanpa pengobatan.

“Lantaran saya harus swab mandiri.di Puskesmas Tawangmangu secara mandiri. Karena dinyatakan positif, saya isolasi mandiri sudah tiga minggu ini,” tutur Meidita.

Kabar keresahan warga pun akhirnya sampai pada Agung Wahyu Utomo, owner PT Perumahan Kahuripan di Papahan, Tasikmadu. Mendengar kabar itu, Agung bertolak ke Desa Wukirsawit guna memberikan bantuan sembako dan uang karena merasa kasihan.

“Kebetulan saat itu perusahaan masih ada alokasi untuk peduli sosial, sehingga kami meluncur dan memberikan bantuan pada 6 warga di Wukirsawit yang dinyatakan positip covid,” tandasnya.

Tujuan memberikan bantuan itu untuk meringankan beban mereka karena harus isolasi mandiri. Sementara Camat Jatiyoso Kusbiyantoro MM membenarkan adanya satu warga yang meninggal positip covid. Namun pihaknya mengelak jika dianggap lambat merespon laporan warga.

“Masalahnya warga di sini pada takut kalau dirapid apalagi diswab sehingga pemdes kesulitan mendeteksinya. Sebenarnya gerak pemdes camat dan puskesmas juga cepat melakukan tracking akan tetapi warga takut jika sudah mendengar akan dirapid.

“Inilah yang menjadi kendala namun di luar terjadi opini seolah lambat padahal jelas tidak seperti itu,” ungkapnya.

Kusbiyantoro mengungkapkan soal bantuan juga sudah diberikan, juga tracking. Jika hanya soal selisih waktu sehari itu biasa. “Kami itu berikan bantuan ya, mas, sehingga tidak ada terlambat,” lanjutnya. (Cartens)