Penuh Ceria..!! 150 Siswa SMA Abdi Siswa Patra dan Bintaro Jakarta Ikuti Live In di Kebon
KLATEN, POSKITA.co – Setidaknya ada 150 siswa SMK Katolik Abdi Siswa Patra dan Bintaro, Jakarta, mengikuti kegiatan Live In di Batik Tulis Kebon Indah, Bayat, Klaten mulai 3 s/d 8 Desember 2025. Kegiatan Live In ini menjadi program menarik sekolah yang setiap tahun diadakan.
Saat Live In di Bayat, Klaten ini, ada sejumlah program yang dilakukan, antara lain santunan warga, pelatihan membuat gerabag keramik, pelatihan batik tulis di Kebon Indah, ibadah Misa, ibadah di Goa Maria Paseban dan lainnya. Live In ini benar-benar berkesan dan menyenangkan.
Leon (16 th), salah satu siswa kelas XI SMA Abdi Siswa Patra Jakarta Barat berharap, dengan membatik, bikin gerabah, dan kegiatan lainnya, bisa turut melestarikan warisan budaya leluhur. Live In ini merupakan program menarik dengan berbaur dengan masyarakat, bisa merasakan kenyamanan nikmatnya kehidupan warga di pedesaan.
“Kita sangat senang dengan adanya program Live In di Desa Kebon ini dan kegiatan di Kebon ini merupakan tahun kedua diadakan. Pesan saya warga Desa Kebono ini untuk terus berkarya agar karya warga di Kebon ini bisa dilihat dunia, seperti batik tulis Kebon Indah,” jelas Leon yang bercita-cita ingin kuliah di Teknik Industri.
Sementara itu, Yohana atau Mam Yo, guru Bahasa Inggris SMA Abdi Siswa Patra berharap, siswa bisa melihat bagaimana proses membuat batik, membuat gerabag dan agenda lainnya. Setiap hari anak-anak memakai batik saat sekolah di Jakarta dan dengan Live In ini anak-anak bisa belajar mandiri, tekun dan sabar dalam membuat batik atau gebarag di Batik Tulis Kebon Indah ini.
Siswa selama di Kebon ini, mengikuti berbagai alur kegiatan dengan perasaan bahagia dan berbaur dengan masyarakat. Rombongan siswa sampai Kebon pada Kamis (4/12/2025) pagi dan akan kembali ke Jakarta pada Minggu (7/12) pagi. Agendanya selain belajar batik, bikin gerabag, juga ada misa, goa Maria Paseban, wisata di Candi Boko, Malioboro, dan kembali ke Jakarta.
“Siswa mengikuti Live In dengan senang hati di desa yang sejuk, nyaman dan jauh dari polusi udara. Kalau pagi hari anak-anak bisa melihat sun rise dan jalan-jalan pagi menghirup udara segar di Kebon yang berada di pedesaan ini. Anak-anak dengan program Live In ini bisa ikut melestarikan warisan budaya leluhur negeri ini,” ungkap Mam Yo.
Pimpinan Batik Tulis Kebon Indah Kebon Dalmini (52 th) mengatakan, program Live In SMA Abdi Siswa Patra dan Bintaro ini kali kedua diadakan. Dan ada puluhan ibu-ibu kelompok pembatik ikut mendampingi melatih batik siswa di Pendapa Batik Tulis Kebon Indah pada Sabtu (6/12) siang.

Siswa diberikan wawasan keilmuan bagaimana proses membatik dari awal hingga akhir. Dan untuk pembelajaran membatik, siswa dilatih bisa membatik kain berukuran 40×40 cm dengan pola bebas. Ada yang menggambar bunga, hewan atau alam semesta yang secara refleks dibuat siswa sesuai keinginan hatinya. Setelah digambar, ada proses membatik dengan canting, mewarnai dan kemudian penguncian warna.
“Sebelum menerima kedatangan 150 siswa SMA dari Jakarta ini, Batik Tulis Kebon Indah telah menerima kedatangan Istri Bupati Belitung yang belajar batik dari tanggal 1-3 Desember 2025. Saya kebetulan juga baru pulang dari Jakarta menghadiri undangan Bank Indonesia Pusat dalam kemasan Batik Go Green dari tanggal 1-4 Desember 2025. Batik saat ini yang dikembangkan batik yang ramah lingkungan dan go green sesuai perintah pemerintah,” ungkap Dalmini.
Dalmini menyatakan, batik ini warisan budaya yang harus dilestarikan dan jangan sampai punah. Untuk akses kejelasan hadir di Kebon dalam pelatihan atau belajar batik di Kebon Indah Bayat bisa ditindaklanjuti dengan tim admin. Karena jumlah siswa ada ratusan dan waktunya terbatas, siswa diberikan pelatihan membuat batik di media saputangan.
Dari pantauan redaksi, siswa SMA Abdi Siswa Patra ada 54 anak yang ikut dan siswa SMA Abdi Siswa Bintaro ada 96 anak. Mereka menginap di rumah warga selama kegiatan Live In di Kebon ini dan warga juga welcome atau senang hati adanya kegiatan Live In. Untuk pelatihan membuat gerabag, siswa diberikan bimbingan oleh Mas Waris dari Keramik Melikan, Wedi. Tetapi pelatihan tetap di Serut, Kebon atau dekat dengan kediamannya Kades Kebon Sukoco. (Hakim)

