Wakil Wali Kota Surakarta: “Kado Mama” Inovasi Pelestarian Seni Tradisi

Spread the love

SURAKARTA, POSKITA.co – Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani secara resmi melaunching Program “Karawitan Dolanan Macapat Mantab (Kado Mama)” ditandai dengan pemukulan gong di Plasa Sriwedari, Solo, Minggu (23/11/2025).

Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Surakarta menyampaikan apresiasi atas lahirnya inisiatif Kado Mama, sebagai salah satu langkah nyata dalam pelestarian seni tradisi di Kota Surakarta.

Keberadaan program seperti Kado Mama, menjadi sangat penting di tengah era modernisasi dan transformasi digital yang semakin cepat.
“Program ini adalah bentuk inovasi yang patut diapresiasi. Melalui integrasi lagu dolanan anak dengan tembang macapat, Kado Mama tidak hanya memperkaya metode pembelajaran seni budaya di sekolah, tetapi juga membuka ruang kolaborasi seni yang lebih hidup dan adaptif,” kata Wakil Wali Kota.

Astrid Widayani juga menegaskan bahwa Pemerintah Kota Surakarta membuka ruang kolaborasi lintas komunitas, satuan pendidikan, serta sanggar seni untuk memperluas dampak program ini.

“Kota Surakarta memiliki ekosistem seni yang lengkap dan hidup. Pemerintah tentu siap mendukung upaya kolaboratif seperti ini agar dapat terus berkembang, diadopsi lebih luas, dan memberikan manfaat nyata bagi pendidikan karakter serta pelestarian budaya di kota kita,” ungkap Astri Widayani.

Ada tiga kelompok yang tampil dalam launching program Kado Mama tersebut, yaitu Sanggar Guyup Rukun, Sanggar Seni Wiratama dan dari SMPN 4 Surakarta.

Ulin dari Sanggar Seni Wiratama, Solo bersama sanggarnya merasa senang bisa tampil dalam program Kado Mama.

“Seru senang, latihannya bersama teman-teman hanya tiga kali. Tadi membawakan Tembang Tempuran, Kembang Jagung dan Aku Duwe Pitik ,” kata dia.

Peluncuran program Kado Mama dengan tema “Cintailah Budayamu Dulu Sebelum Mencintai Budaya Orang Lain” merupakan inisiasi dari Pamong Budaya Ahli Muda Kota Surakarta, Pujiyono yang diharapkan bisa menjadi awal dari gerakan lebih besar dalam memaknai kembali seni tradisi sebagai identitas dan warisan budaya bangsa yang harus dijaga, dikembangkan, dan ditransformasikan ke generasi berikutnya.

Pujiyono yang juga merupakan Project Leader mengatakan bahwa di dalam Kado Mama hanya memiliki tiga unsur yaitu karawitan, dolanan dan macapat.

“Tapi ketika saya singkat Kado Ma itu kurang menarik, terus saya tambahi mantap biar bisa berbunyi Kado Mama. Jadi ketika anak-anak kecil sudah bisa nabuh gamelan yang benar, bisa nembang macapat yang bagus, suatu bisa untuk kado mamanya,” jelas dia.

Jadi untuk melestarinya, memang esensinya pelestarian budaya yang lahir dan tumbuh dari anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa yang berbudaya.

“Harapannya anak-anak kecil sebagai penerus bangsa yang berbudaya mau mengerti dan belajar seni tradisi kita yang adiluhung. Jangan sampai tergerus, apalagi punah. Kita harus selalu regenerasi terus makanya kami memperkenalkan anak-anak dengan cara menabuh gamelan yang benar, cara nembang macapat benar, dengan materi lagu-lagu dolanan tempo dulu pada saat ini anak-anak sudah tidak begitu mengenal lagi. Nah itu kami angkat kembali,” jelas dia.

Pujiyono juga berharap kepada Pemerintah Kota Surakarta, untuk selalu memperhatikan adanya karawitan anak-anak ini, apalagi Solo sebagai Kota Budaya. “Kita harus selalu mempertahankan, melestarikan budaya kita yang adiluhung dan kami Insya Allah juga akan berupaya untuk melaksanakan kegiatan festival karawitan anak yang selama ini belum digagas oleh pemerintah,” lanjut Pujiyono.

Dengan adanya program Kado Mama, merupakan satu cara agar anak-anak bisa mengurangi bermain handphone atau gajet, sehingga anak-anak bisa berinteraksi, bersosialisasi, bermain dengan teman-temannya dan itulah salah satu dari nilai-nilai positif.

“Gapapa ini zamannya sudah globalisasi, tapi ketika kalau dibiarkan terus menerus anak-anak akan lupa dengan tradisi. Jadi siapa lagi yang akan meneruskan tradisi dan budaya kita, kalau bukan anak-anak,” pungkas Pujiyono.

Selain Wakil Wali Kota Surakarta yang hadir dalam launching Kado Mama tersebut antara lain Plt Kepala Disbudpar, Aryo Widyandoko, Sekretaris Dinas Siki Khotimam, Kepala Bidang Seni Budaya Anies Dyah Oktavianti dan Pamong Budaya Ahli Muda Kota Surakarta, Pujiyono.

Program Kado Mama dirancang sebagai media pembelajaran seni budaya yang lebih menarik dan relevan bagi generasi muda. Dengan memadukan unsur karawitan, dolanan, serta macapat, metode ini diharapkan menjadi jembatan untuk memperkenalkan budaya Jawa secara lebih menyenangkan, aplikatif, serta mudah dipahami.

cosmas/*