Siswa SMPN 1 Delanggu dan SMPN Ceper Giatkan Ekstra PMR

Spread the love

KLATEN, POSKITA.co – Dalam menumbuhkan semangat pelajar atau siswa dalam kegiatan Palang Merah Remaja (PMR), SMPN 1 Delanggu, Klaten, terus berupaya melakukan berbagai pelatihan atau pembinaan kepada anggotanya. PMR ini, menurut Kepala SMPN1 Delanggu, Ernawati, SPd MPd, menjadi garda depan dalam pertolongan pertama jika terjadi pada siswa. Dan di SMPN 1 Delanggu merupakan salah satu ekstra yang diminati siswa.

Ernawati juga kagum dengan semangat anggota PMR SMPN 1 Delanggu, misalnya ada agenda upacara atau kegiatan lainnya, anggota PMR SMPN 1 Delanggu selalu siap. Uji ketrampilan atau ketangkasan siswa dalam penguasaan PMR SMPN 1 Delanggu juga sering dilakukan. Terkait capaian Palang Merah Indonesia (PMI) yang meriah rekor MURI dalam agenda pelatihan pertolongan pertama di Bumi Perkemahan Kepurun, Manisrenggo, Ernawati juga sangat salut.

Baik siswa SD, SMP dan SMA/SMK, semua punya peran atau andil dalam meningkatkan potensi atau bakat siswa dalam PMR. Bersama Kepala Sekolah dan tamu undangan lainnya, tampak Ernawati duduk di kursi baris depan sisi barat. Dia turut hadir dalam kegiatan PMI Klaten yang menggelar pelatihan pertolongan pertama yang diikuti secara daring dan luring sekitar 20 ribu lebih anggota PMR se Klaten.

“Bagaimanapun, kita sebagai leader atau kepala sekolah, tetap mendukung agar sejak dini anak-anak kita bisa dibekali dengan ilmu PMR. Ikut PMR ini selain bermanfaat untuk diri sendiri, juga manfaat bagi orang lain. SMPN 1 Delanggu selama ini juga terus mendorong agar anggota PMR SMPN 1 Delanggu terus mengasah diri dalam berbagai pengalaman dengan didampingi para guru,” ungkap Ernawati saat ditemui redaksi di Kepurun.

Acara pelatihan pertolongan pertama bagi anggota PMR se-Kabupaten Klaten digelar serentak, Sabtu (1/11/2025) pagi. Dan Ernawati turut mengucapkan selamat dan sukses bagi PMI Klaten dalam memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia atau Muri terkait pelatihan pertolongan pertama untuk PMR yang diikuti 20.000 peserta lebih.

Dan acara ini, jelas Ernawati, menjadi rangkaian peringatan HUT ke-80 PMI. Informasi yang ada, jumlah total peserta yang mengikuti kegiatan melebihi target semula. Awalnya, jumlah total peserta ditarget sebanyak 20.000 orang. Dari kegiatan itu, total peserta yang mengikuti kegiatan mencapai 44.829 orang.

Perinciannya, sebanyak 2.092 peserta mengikuti kegiatan secara luring atau di Bumi Perkemahan Kepurun. Sementara sebanyak 42.737 peserta mengikuti kegiatan secara daring dari sekolah masing-masing. Para peserta merupakan anggota PMR dari berbagai tingkatan. Mereka terdiri dari PMR Mula atau setingkat SD/MI. PMR Madya setingkat SMP/MTS dan PMR Wira setingkat SMA/SMK/MA.

Hal senada juga diungkapkan Kepala SMPN 3 Ceper, Hj. Rustatik, SPd MPd, bahwa kegiatan PMR di sekolah akan selalu eksis dengan dampingan para guru. Dan adanya binaan dari PMI Klaten, siswa yang terlibat PMR juga akan semakin bersemangat an lebih matang dalam penguasaan materi pelatihan yang diberikan.

“SMPN 3 Ceper juga terus menghidupkan semangat siswa dalam mengasah potensi dan bakat di bidang PMR atau palang merah remaja. Sekolah tak mengharapkan terjadi sesuatu kepada anak-anak atau siswa, tetapi kalau sudah takdir Allah SWT, setiap siswa, khususnya anggota PMR harus bisa bergerak melakukan pertolongan pertama. Misalnya menangani siswa yang pingsan saat upacara, membantu penanganan siswa yang terkilir kakinya dan sebagainya,” jelas Rustatik mantap.

Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo foto bersama beberapa Kepala Sekolah SMP yang hadir dalam giat PMI Klaten di Kepurun, Manisrenggo, Sabtu (1/11/2025) pagi.

Sementara itu Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo yang hadir di acara pelatihan pertolongan pertama bagi PMR ini berharap kegiatan itu tak sekadar seremonial. Lebih dari itu, Hamenang menjelaskan kegiatan ditujukan agar generasi muda memiliki kesiapsiagaan ketika terjadi kondisi darurat termasuk kebencanaan dengan salah satu bekal mengetahui tentang ilmu pertolongan pertama.

“Ketika ada kecelakaan, apa yang harus dilakukan pertama kali untuk melakukan pertolongan. Ini menjadi hal penting. Sehingga kita harus mengedukasi, sebanyak mungkin memberikan pelatihan yang terbaik bagi anggota PMR. Kita akan terus dorong agar kegiatan PMR tetap berjalan baik di sekolah dengan berbagai metode pelatihan yang ada,” jelas Hamenang.

Hamenang juga berharap pelatihan itu tak terbatas kepada puluhan ribu peserta kegiatan. Mereka yang sudah mendapatkan pelatihan diharapkan bisa mengajarkan ke teman-teman di lingkungan mereka. Sehingga sejak dini, anak-anak usia sekolah paham apa itu PMR. Bagaimana kemudian yang harus dilakukan ketika terjadi suatu keadaan darurat seperti kecelakaan. Sehingga ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, korban bisa diminimalkan. (Hakim)