GEMFes 2025 Menyulap Kesenian Gamelan Menjadi Gemerlap dan Kekinian

Spread the love

SOLO, POSKITA.co – Gamelan Ethnic Music Festival (GEMFest) 2025 merupakan event bertajuk musik etnik dan gamelan hadir dalam dua hari untuk memukau masyarakat Solo dan sekitarnya.

GEMFest 2025 dikonsep dengan mempertemukan para grup musik gamelan dan seniman kenamaan menjadi kolaborasi yang luar biasa untuk merayakan tradisi musik gamelan Indonesia yang berharga. Berlokasi di Halaman Balaikota Surakarta, festival ini menghiasi malam di jantung Kota Solo dengan artistik musik festival berpadu dengan seni rupa visual.

GEMFest 2025 hari pertama diawali dengan karnaval grup Konvoi Angin Ribut Madura, Community Activity (PPMKI), dan Sanggar Seni Moresca dari Flores. Karnaval dimulai dari Graha Wisata pukul 14.00 sampai Balaikota Surakarta pukul 15.00.

Acara secara resmi dibuka pada pukul 16:00 WIB Oleh Wakil Wali Kota Surakarta dan Dirjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan RI didampingi oleh Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dan forkopimda dengan ditandai pemukulan alat musik gamelan, disambut penampilan dari grup karawitan Wiratama dari Surakarta. Dilanjutkan penampilan Orkes Melayu Lorenza di sesi sore hingga menjelang maghrib. 

Seperti sesi sore yang dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, sesi malam setelah mengumandangnya lagu Indonesia Raya, tamu undangan dan penonton hari pertama disambut gemerlapnya keindahan video mapping show yang dilanjutkan dengan penampilan sajian tarian dari Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menjadi awal dan malam yang penuh kemewahan musik gamelan.

Selain dapat menyaksikan deretan penampil, Para tamu undangan dan penikmat seni juga dapat menikmati jajanan tradisional di area food tenant “Keplek Ilat” juga  pameran kerajinan yang sudah berlangsung sejak 20 Agustus 2025.

“Voice of Resonance” mewujud dalam penampilan deretan seniman di hari pertama, yaitu Karawitan Ngudi Raos Bakti Candrasa yang memukau penonton GEMFest, karena penampilannya sangat piawai memainkan gamelan walau memiliki kebutuhan khusus.  Dilanjutkan penampilan dari Gong Angin dari Surabaya. Kemudian tak lupa penampilan Sanggar Jiwa Etnik Blambangan dari Banyuwangi yang sangat apik membawakan sajian musik dengan alat musik etnik khas Banyuwangi yang memukau para penonton.

Hari pertama ini juga diisi penampilan grup musik dari Indonesia Timur yakni Flores. Sanggar Seni Moresca menjadi grup musik etnik dari luar Jawa satu-satunya di hari pertama GEMFest 2025. Lagu-lagu nuansa khas daerah timur Indonesia semakin membuat suasana menjadi semangat dan penonton tampak ceria menikmatinya.

Salah satu penampil dari Sanggar Seni Moresca menyampaikan kegembiraan dan syukurnya, “Saya senang sekali bisa tampil di Kota Solo, apalagi ini event tingkat nasional. Ada dua lagu yang kami bawakan berjudul Sikka Lori Lolo dan Gemufamire. Untuk penampilan di acara ini persiapannya dua bulan dan rasanya sungguh lega sudah tampil di GEMFest 2025 ini,” ujarnya, Jumat, 22 Agustus 2025.

Penghujung hari pertama GEMFest 2025 ditutup secara meriah oleh penampilan grup musik dari Yogyakarta yakni Anteng Kitiran berkolaborasi dengan sinden asli Solo Mambaul Khasanah. Membawakan lagu Maskumambang dan Madah, pesan Anteng Kitiran di akhir penampilannya untuk terus berjuang dalam perayaan panggung Gamelan Musik Etnik di tahun-tahun mendatang, menutup malam Sabtu Kota Solo dengan nuansa musik visual.

Gegap gempita hari perdana GEMFest menjadi suatu catatan luar biasa bagi event Kota Solo, dan tercatat sebanyak kurang lebih 3500 orang yang terlibat serta penikmat seni menikmati acara ini memadati venue acara dengan asyik menyaksikan GEMFest dari senja hari hingga tengah malam walau sempat terhenti karena terhalang hujan. (Arya)