Berawal dari Seorang Akuntun dan Penari Reta Dirikan Wedding Organizer, Simak Apa Kesuksesannya!
SOLO, POSKITA.co – Nama Lengkapnya Margareta Eni Indrastuti biasa disapa Reta, Owner Reta Wedding Organizer. Berlatar belakang sebagai akuntan dan penari serta besar di Solo, dari situlah kemudian jiwa akuntan dan seninya tergerak membentuk sebuah Wedding Organizer yang diberi nama “Reta Wedding Organizer”.
“Awalnya banyak teman yang berkonsultasi dengan saya, “kalau saya nikah pingin seperti apa?” Dari situ saya sebagai konsultan yang hanya teman-teman dekat, dari situ banyak pengalaman akhirnya berpikir untuk mendirikan WO,” jelas Reta, saat ditemua pada Sabtu, 9 Agustus 2025 lalu di salah satu acara Wedding.
Dia menggeluti dunia WO sejak 2010 lalu dengan Adat Budaya Jawa, namun tidak menutup kemungkinan dengan adad modern, waktu membentuk WO masih jarang yang ada baru Chines, dia tertarik kenapa kalau di Chines bisa, tapi kalau Adad Jawa sulit.
“Ternyata kalau Jawa itu masih kental sekali dengan “guyub,” jadi tidak bisa menggalkan adat, artinya butuh dukungan dari keluarga besar,” kata Reta.
Makin ke depan dengan berjalannya waktu dan terus belajar, akhirnya Reta WO semakin berkembang dan sekarang WO lain juga tumbuh menjamur tidaklah menjadi pesaing namun malah menjadi semangat untuk berkreasi. Yang menjadi catatannya, “sebenarnya kita bukan hanya pada saat acara menyediakan vendor, tetapi bagaimana mengemas suatu acara perhelatan ini menjadi indah dan tertata.”
“Jadi tamu itu tidak merasa lama dengan dua jam ini, saya berpikir terus untuk berkreasi bagaimana membuat acara ini menarik. Suatu hiburan iya, dan kita juga memakai adat pakem,” ujarnya.
Jadi pada acara mengemas adat tetap dijalankan, setelah itu beralih ke acara syukuran yang artinya keduanya seiring sejalan. Karena hidup di Jawa memakai Adat Jawa Kental, tetpi juga memakai acara modern.
“Trent pasar sekarang kan begitu kita akan jenuh dengan acara yang monoton, kita harus berkreasi agar acara tidak menjenuhkan. Bagaimana saya harus berkreasi mengembangkan acara ini menjadi suatu tontonan yang menarik dan ini sebenarnya perhelatan pakem,” ujarnya.
Di situ dia belajar, untuk bertahan merasa bahwa di sini WO yang termasuk di usia yang tidak muda. Tetapi dia terus belajar dari kekurangan-kekurang yang kemarin, belajar untuk mencari mentor dan saat untuk mewujudkan melalui proses Panjang. “Untuk meyakinkan konsumen yang sekarang banyak pilihan, dengan WO yang bermacam-macam dikemas dengan berbagai kreasi. Saya harus belajar lagi, dan saya tidak mengingat usia saya, bagi saya belajar adalah kebutuhan,” pungkasnya. (Arya)