Model Jigsaw Tingkatkan Kemampuan Reading Siswa Kelas XI

Spread the love

ARTIKEL GURU

Oleh: Dwi Kartika S, Pd.
Guru Bahasa Inggris Kelas XI di SMK Bintang Nusantara, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah

Pendidik menyadari bahwa pada hakikatnya bahasa termasuk Bahasa Inggris sebagai alat untuk berkomunikasi diantara warga masyarakat. Pendidik memahami bahwa berkomunikasi mengandung pengertian mengungkapkan informasi, pikiran, dan perasaan. Guru melalui kegiatan komunikasi mampu memahami dan mengungkapkan nuansa makna melalui medium lisan dan tulisan yang dipengaruhi antara lain oleh: situasi, orang yang terlibat dalam komunikasi, topik, dan kondisi psikologis orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Siswa melalui bahasa sebagai alat komunikasi utama yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik mengungkapkan bahwa bahasa Inggris sebagai bahasa global, dimana dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahun, teknologi, serta budaya dengan menggunakan bahasa tersebut.
Pendidik memahami bahwa dalam konteks pendidikan, bahasa ini berfungsi sebagai alat berkomunikasi guna mengakses, menyimpan, dan berbagi informasi. Pendidik menambahkan bahwa berfungsi sebagai alat untuk menjalin hubungan interpersonal, bertukar informasi, dan menikmati aspek keindahan bahasa tersebut. Pendidik menyebutkan beberapa tujuan pengajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris dalam Kurikulum yang berlaku saat ini mencakup: (1) guru mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa tersebut baik lisan dan tulis. Pendidik menyebutkan kemampuan tersebut meliputi: mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing); (2) guru menumbuhkan kesadaran akan hakikat dan pentingya bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar; (3) guru mengembangkan pemahaman keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Pendidik membimbing siswa agar memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.
Andi Suryati (2021) mengungkapkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum dan lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahamannya. Beliau menambahkan bahwa dalam hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru dalam penyampaian materi. Guru pada zaman dahulu cenderung menggunakan metode konvensional ceramah yang monoton. Siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh gurunya dengan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya.
Pendidik memahami bahwa suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif, sehingga siswa menjadi pasif. Berdasarkan permasalahan yang ada dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah, maka perlu dirumuskan suatu metode pembelajaran yang baik guna meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar. Pendidik mengungkapkan salah satu metode pembelajaran yang diasumsikan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, khususnya dalam meningkatkan keterampilan membaca.
Nita Oktifa (2022) mengartikan metode pembelajaran Jigsaw sebagai salah satu metode pembelajaran aktif yang melibatkan semua siswa. Pendidik dapat menguasai berbagai model pembelajaran. Metode pembelajaran sebagai salah satu aspek kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru. Guru Pintar dapat membuat semua siswa terlibat dalam pembelajaran sehingga masing-masing siswa memiliki pengalaman belajar yang sama dengan temannya. Pendidik melalui pemilihan model dan metode pembelajaran harus tepat sehingga tujuan belajar dapat tercapai dengan maksimal. Pendidik dengan memilih model pembelajaran dapat menyesuaikan dengan jenis materi yang ingin disampaikan dan juga karakteristik serta kebutuhan siswa. Guru Pintar tidak bisa memilih secara sembarangan dan metode yang dirasa nyaman sesuai dengan Guru Pintar sendiri.
Pendidik mengartikan metode pembelajaran jigsaw sebagai metode dan strategi pembelajaran kooperatif yang memungkinkan siswa untuk belajar berkelompok dengan masing-masing siswa dalam kelompoknya. Peserta didik bertanggung jawab pada satu topik dan bahasan yang kemudian dikolaborasikan dengan anggota kelompok lain sehingga membentuk pengetahuan yang utuh. Istarani (2014:81) mengatakan bahwa model pembelajaran jigsaw sebagai model pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran dan kerjasama dengan teman lainnya. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang menjadi tanggung jawabnya, tetapi juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompoknya. Pendidik melalui metode ini dapat melatih kemampuan kognitif dan sosial siswa yang sangat diperlukan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Nita Oktifa (2022) mengungkapkan beberapa kelebihan pembelajaran Jigsaw, antara lain: a) Guru mampu meringankan beban siswa dalam pembelajaran mellaui problem solving yang relevan, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada teman dalam kelompoknya. b) Pemerataan penguasaan materi oleh siswa dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dan siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan dengan lebih baik. c) Dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat. d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain. e) Setiap siswa memiliki kesempatan menjadi ahli dalam kelompoknya. f) Siswa saling ketergantungan positif satu sama lain selama proses pembelajaran berlangsung.
Pendidik berperan penting dalam memberikan pembelajaran yang bermakna pada mata pelajaran bahasa Inggris siswa kelas XI SMA/SMK sejak dini. Peserta didik selalu diperhatikan kegiatan pembelajarannya dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw agar terarah, efektif, dan efisien. Siswa dapat memperoleh pembelajaran langsung dan lebih bermakna bersama teman-temannya. Pendidik dengan menggunakan metode jigsaw pada mata pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas XI di SMK Bintang Nusantara, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah sehingga motivasi belajarnya meningkat.

editor: cosmas