Halal Bi Halal LBSO, Istikomah: Menjadikan Budaya, Seni dan Olah Raga Untuk Sarana Dakwah

Spread the love

KLATEN, POSKITA.co  – Ketua Lembaga Budaya  Seni dan Olah Raga (LBSO) Pimpinan Daerah Aisyiyah  (PDA) Kabupaten Klaten  Hj.Istikomah, M.Pd menyampaikan bahwa melalui acara Halal bi halal saling memaafkan dalam perayaan Idul Fitri aspek budaya, dan seni serta olah raga bisa menjadi sarana untuk dakwah amar ma’ruf nahi munkar.

Kegiatan yang lebih populer disebut halal-bihalal sudah menjadi tradisi di negara-negara yang memiliki penduduk mayoritas umat muslim. Ini adalah refleksi ajaran Islam yang menekankan sikap persaudaraan, persatuan, dan saling memberi kasih sayang.

“Dalam pengertian yang lebih khusus, halal-bihalal adalah acara maaf-memaafkan pada hari Lebaran. Lebaran adalah pesta kemenangan umat Islam yang selama bulan Ramadhan telah berhasil melawan berbagai nafsu duniawi. Dalam konteks sempit, pesta kemenangan Lebaran ini diperuntukkan bagi umat Islam yang telah selesai melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan 1445 H.” katanya.

Menurut Istikomah halal bi Halal yang rutin diadakan setiap tahun setelah perayaan Idul Fitri ini, menjadi media bagi lembaganya untuk meningkatkan hubungan baik dengan semua pihak. Selain itu, moment halal bi halal juga menjadi ajang bagi keluarga besar LBSO PDA Klaten   untuk saling bersinergi dan saling memaafkan.

Dikatakan, tradisi halal bi halal menjadi sarana untuk merajut kembali hubungan persaudaraan yang retak, menyambung kembali tali silaturrahim yang renggang bahkan terputus, membangun rasa saling kasih kepada sesama manusia, karena kita semua tak pernah luput dari apa yang namanya salah dan  dosa.

“Semoga kita yang telah usai melaksanakan ibadah puasa  di Bulan Suci Ramadhan dan telah mohon ampun kepada Allah SWT, serta proaktif merajut simponi kemanusian ditengah-tengah keluarga dan masyarakat, benar-benar temasuk bagian dari golongan yang  “Minal Aidin wal Faidzin, yaitu golongan yang kembali kepada fitrah kesucian dan meraih kemenangan,” urainya.

Idul Fitri menurut Istikomah memiliki arti kembali kepada kesucian atau kembali ke asal kejadian. Idul Fitri diambil dari bahasa Arab, yaitu fitrah yang berarti suci semoga kesucian yang didapatkan, betul-betul  dimulai dari nol dan semua bersih.

“Mari kita mulai menyingsihkan lengan baju serta merajut kebersamaan untuk menunjang kinerja di masa yang akan datang” katanya.

Siraman rohani halal bi halal disampaikan Istikomah pada saat silaturrahmi  jajaran LBSO PDA Klaten Selasa ( 16/4/2024 ).

Bahwa halal bi halal sebenarnya doa bagi umat muslim agar termasuk kedalam orang-orang yang baik dan termasuk kedalam orang-orang yang mendapat kemenangan.

“Sehingga silaturahmi menjadi teramat penting, hubungan silaturahmi antara  pimpinan dengan anggota maupun masyarakat harus selalu terjalin dengan baik demi kelangsungan untuk  kerukunan  antar umat beragama dan kesejahteraan masyarakat” pungkasnya. (Moch.Isnaeni)