Anies dan Cak Imin Hadiri Dialog Terbuka Muhammadiyah di UMS Solo

Spread the love

SOLO, POSKITA.co – Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1 dari Koalisi Perubahan, Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau sering disebut Cak Imin, hadir di acara “Dialog Terbuka Muhammadiyah Bersama Calon Pemimpin Bangsa” di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo, Rabu, 22 November 20223.

Dialog tersebut dihadiri puluhan ribu peserta dari berbagai daerah, pasangan capres dan cawapres menyampaikan sejumlah program diantaranya pemerataan pembangunan dan pendidikan di Indonesia.

Menurut Anies, forum ini forum tukar pikiran dan gagasan, bagaimana negeri ini dibangun bukan kebetulan tapi gagasan dari tokoh-tokoh pendiri republik ini yang memiliki akumulasi pengalaman, perjuangan, wawasan yang amat luas, dan pengetahuan yang lebih dalam.

Selain itu juga menjawab pertanyaan dari sejumlah panelis dari berbagai bidang, salah satunya pertanyaan yang dilontarkan Rektor UMS Sofyan Anif.

Pertanyaan yang dilontarkan antara lain, jumlah warga yang rata-rata berpendidikan rendah dan kebijakan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Capres Anies Baswedan menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan oleh Rektor UMS tersebut, terkait warga berpendidikan rendah dengan cara mengintensifkan kesetaraan sekolah mulai dari Paket A sampai Paket C.

Mengenai kebijakan PPPK, negara harus menghargai mereka yang berkiprah dalam lembaga pendidikan milik swasta.

“Mengabdi tidak harus menjadi pegawai negeri, guru swasta pun juga berkontribusi atas kemajuan pendidikan,” kata Anies.

Lanjut Anies, tanpa sekolah swasta, negara tidak bisa mewadahi banyaknya anak-anak Indonesia.

Usai acara dialog tetersebut, Anies dan Cak imin mendapatkan kenang-kenangan yang diserahkan langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, berupa Kartu Anggota Kehormatan Muhammadiyah.

Saat penyerahan suvernir tersebut, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah selaku moderator acara, Abdul Mu’ti mengatakan, “meski Cak Imin berasal dari Nahdlatul Ulama (NU) tetapi bisa mendapatkan penghargaan anggota kehormatan Muhammadiyah.”

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan meskipun mengundang pasangan Capres dan Cawapres tersebut tetapi menekankan jika Muhammadiyah sebagai organisasi tidak berpolitik praktis.

“Muhammadiyah sebagai organisasi non politik tidak dalam kapasitas dukung mendukung,” jelas Haedar usai acara tersebut.

Menurut Haedar, Muhammadiyah melakukan dialog dengan cara yang bersifat keilmuan untuk membuka ruang kepada masyarakat. Agar warga bangsa yang mempunyai hak pilih, betul-betul melek politik terhadap kondisi bangsa, bahwa Indonesia ini harus dibangun dengan prinsip-prinsip politik yang kokoh, nilai dasar Pancasila dan budaya luhur bangsa. (Arya)