Emak-emak WKO Deklarasi Dukung Ganjar Presiden
SRAGEN, POSKITA.co – Ratusan emak- emak di kawasan Waduk Kedung Ombo, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah deklarasi mendukung Ganjar Pranowo menjadi Presiden di 2024, Minggu malam (02/09/2023). Ganjar dinilai bakal berpihak pada peningkatan kesejahteraan warga pedesaan seperti petani dan kaum buruh serta nelayan.
Acara deklarasi difasilitasi Caleg PDI Perjuangan Dapil Sragen 3, Joko Setiawan. Para emak-emak yang hadir dari beberapa desa di Sumbelawang di antaranya Desa Ngandul, Kacangan, Ngargosari, Mojopuro, Ngargotirto, Hadiluwih.
Saat deklarasi, para emak-emak terlihat semangat memberikan dukungan kepada Ganjar lewat yel-yel dan nyanyian. Mereka meneriakkan yel-yel ‘Ganjar Presiden’ sambil diikuti kepalan tangan komando. “Para emak-emak yang hadir begitu semangat mendukung Pak Ganjar. Mereka berharap keberpihakan pemerintah akan semakin baik bagi petani tebu,” ujar Joko Setyawan.
Bendahara DPC PDI Perjuangan Sragen, Sugiyamto yang hadir saat deklarasi menegaskan, Ganjar yang merupakan mantan Anggota DPR dinilai sebagai pemimpin yang dibutuhkan masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan khusus para petani, buruh maupun nelayan. Ketegasan dan kewibawaan Ganjar melengkapi keberpihakannya terhadap petani. “Kenapa kami mendeklarasikan dukungan untuk Pak Ganjar, para warga pedesaan butuh sosok pemimpin yang tegas, berwibawa, dan juga berpihak wong cilik,” tandasnya.
Sugiyamto menilai, saat memimpin Jawa Tengah, Ganjar memiliki program yang sejalan dengan wong cilik yakni percepatan swasembada pertanian melalui kedaulatan pangan. Upaya mewujudkan kedaulatan pangan itu, Ganjar menginisiasi gerakan lumbung pangan hingga pengolahan pangan lokal. Ganjar juga kerap mengoptimalisasi lahan gersang di Jateng untuk ditanami tanaman pangan alternatif.
Atas hal itu, petani maupun nelayan darat khususnya di kawasan WKO optimistis Ganjar mampu membawa kemajuan dalam produksi dan ketersediaan pangan. Melalui kepemimpinan Ganjar, petani dan nelayan darat semakin sejahtera karena swasembada pangan. “Keberadaan warga pedesaan yang diwakili para emak – emak sebagai simbol wong cilik bersama mewujudkan ketersediaan pangan yang melimpah sebagai prioritas kebutuhan masyarakat Indonesia,” tambah Sugiyamto. (Cartens)