Teknik Mesin Fakultas Teknik UMS Dampingi Kopinkra 18 Klaten Bikin Pacul Baja

Spread the love

KLATEN, POSKITA.co – Sebuah langkah menarik dan inovatif yang dilakukan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terkait pembuatan cangkul baja. Dalam hal ini diterapkan di pengrajin cangkul yang tergabung dalam Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan Alat (Kopinkra) “Derap Laju Pande Besi dan Las (Delapan Belas) yang ada di Dukuh Karangpoh, Desa Bonyokan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten.

Program Studi (Prodi) Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melakukan pendamping kepada mitra yang memang sudah lama dilakukan. Dr. Agus Yulianto, ST MT, Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik UMS sangat senang dengan capaian yang ada. Target membuat pacul baja bisa diwujudkan dan para pengrajin juga merasa senang ada inovasi baru.

“Jadi, Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta telah melakukan pendampingan kepada mitra di Kopinkra 12 Jatinom ini. Dan langkah merupakan Program Matching Fund melalui platform Kedaireka atau Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia,” ungkap Agus Yulianto saat ditemui redaksi, Jumat sore (2/12/2022).

Dijelaskan pula, program Matching Fund adalah bentuk nyata dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara Insan Perguruan Tinggi (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Industri.

Agus Yulianto menyatakan lagi, program ini tiada lain untuk bertujuan untuk mendukung dan mengembangkan keberadaan industri yang menjadi mitranya. Para pengrajin pacul atau cangkul di Jatinom, Klaten ini memang butuh inovasi produk.

Agus Yulianto tunjukkan cangkul baja yang dikemas di pengrajin Kopinkra 18 Jatinom Klaten.

“Yang kita lakukan di sini adalah transformasi digital untuk produk pande besi di Kopinkra Delapan Belas. Program ini sudah dimulai dari tiga bulan yang lalu, atau sekitar Sepetember 2022. Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan diantaranya terkait pendampingan produk utama Kopinkra yaitu cangkul. UMS mendampingi Kopinkra untuk mendapatkan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI),” jelas Agus.

Kopinkra 18 sendiri sudah mempunyai satu produk SNI yaitu cangkul biasa, bukan dari baja. Dengan adanya matching fund ini, Agus berharap ada upaya membantu mengajukan SNI lagi dengan adanya cangkul sambung baja yang menurut mitra koperasi termasuk banyak diminati oleh konsumen.

UMS sampai saat ini melakukan pelatihan desain produk dan media digital. Karena sebelumnya, Kopinkra 18 belum disentuh digitalisasi. Juga ada pelatihan untuk penguatan di produknya, antara lain pelatihan pengelasan, pembentukan dan penempaan.

Untuk pengembangan pemasaran, maka UMS membuatkan media digital atau semacam market place yang namanya website Koperasi18.com. Website ini untuk mengenalkan profil dari daerah pande besi, dan khususnya Koperasi Delapan Belas, sehingga bisa dikenal oleh masyarakat di Indonesia, dan bahkan dunia.

Agus mengatakan, Matching Fund merupakan bagian dari Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dalam Program MBKM ini, juga melibatkan mahasiswa untuk menambah kompetensinya. Karena itu, pelatihan ini juga diikuti 20 mahasiswa dan 10 orang dari mitra. (Kim)