Terampil Menulis Recount Text dengan Metode Genre- Based Approach

Spread the love


Oleh: Damayanti
Guru SMK Negeri 1 Karangdadap

Perkembangan dalam dunia pendidikan menuntut peserta didik untuk meningkatkan empat kemampuan dasar, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.Menulis dan berbicara merupakan productive skills, sedangkan membaca dan mendengarkan merupakan receptive skills. Dari kedua keterampilan di atas kemampuan menulis dan berbicara membutuhkan banyak latihan dan upaya yang harus dilakukan secara bertahap.
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebagai second language, melatih kemampuan menulis sebagai sebuah productive skill sering dianggap sebagai salah satu aspek yang paling menantang. Kesulitan-kesulitan dalam menulis berbagai jenis teks yang berbeda bersumber dari fakta bahwa para peserta didik harus memahami fitur-fitur bahasa (linguistic features) dari berbagai jenis teks tersebut. Selain daripada memahami linguistic features dari teks, peserta didik dihadapkan pula pada tantangan yang dirasa lebih berat, yaitu dapat secara kohesif menulis berdasarkan pada aturan-aturan baku (conventions) yang specific dari teks. Terlebih dalam peserta didik an Bahasa Inggris, aturan- aturan baku dari teks (rhetorical conventions), seperti structure, style, organization, berbeda dari bahasa ibu mereka , yaitu Bahasa Indonesia.
Kegiatan menulis dalam pengajaran bahasa kedua biasanya dianggap sebagai keterampilan sekunder yang nilai pentingnya terletak di bawah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Menulis banyak digunakan sebagai cara untuk mempraktikkan mempraktikkan unsur-unsur linguistik atau untuk mengekspresikan hal-hal yang bersifat personal bagi peserta didik. Pengembangan kemampuan menulis bahasa kedua, sama seperti keterampilan berbahasa lisan, yaitu memerlukan pemahaman tentang cara menggabungkan komponen-komponen linguistik (pengetahuan tentang kosakata, tata bahasa, ortografi, struktur (genre)) agar dapat menghasilkan sebuah teks.
Recount text adalah teks yang bertujuan untuk menceritakan kembali kejadian-kejadian yang telah lewat atau lampau secara terurut. Di SMK Negeri 1 Karangdadap, belajar writing skill dianggap sebagai hal yang penting (crucial), peserta didik dituntut untuk menulis dalam Bahasa Inggris sebagai syarat kelulusan mata pelajaran.
Sehingga kemampuan menulis sesuai dengan kaidah penulisan akademik dalam Bahasa Inggris wajib dimiliki. Selain itu peserta didik diharapkan dapat memahami pula konsep writing yang dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik dalam penguasaan kemahiran
Dalam menulis. Selama ini dalam setiap latihan menulis teks terutama menulis bentuk recount text peserta didik masih mengalami kendala dalam memahami kaidah penulisan suatu teks tertentu dan membedakan kaidah penulisan satu teks dengan yang lain. Karenanya, hasil tulisan peserta didik tidak menunjukkan pengaturan paragraph dengan baik, peserta didik belum dapat menempatkan dan mengembangkan ide secara tepat dalam satu paragraf, hasil tulisan melenceng dari topik, dan lain lain.
Selain itu, dalam kaitannya dengan penggunaan struktur bahasa yang tepat untuk sebuah teks, masih terdapat ketidaksesuaian antara fitur bahasa yang seharusnya dan fitur bahasa yang digunakan oleh peserta didik. Menulis teks recount yang seharusnya menggunakan simple past tense, namun banyak tulisan masih terlihat menggunakan simple present tense.
Dengan mengimplementasikan genre based approach terbilang efektif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik menulis teks, hal ini dicapai dalam peningkatan baik itu keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran maupun hasil asesmen yang diukur melalui pre test dan post test.
Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran diukur dengan keaktifan peserta didik dalam menjalankan tahapan joint construction of the text, dan dalam melakukan brainstorming tentang topik yang akan dijadikan tema pada independent construction of the text, peserta didik tampak lebih mudah mengekspresikan ide-ide, dikarenakan topik yang lebih familiar bagi mereka, serta dalam melakukan tahapan modelling and deconstructing the text, peserta didik tampak memusatkan perhatian yang lebih detail pada struktur dan fitur bahasa yang tercermin dalam teks.
Ini menunjukkan bahwa melaksanakan tahapan demi tahapan dalam genre based approach yang mengacu pada Feez dan Joyce memerlukan alokasi waktu yang cukup panjang. Implikasi dari hal tersebut adalah bahwa guru seyogyanya mencermati kegiatan dalam setiap tahapan dan mempertimbangkan dengan cermat alokasi waktu yang dibutuhkan. Dengan demikian guru maupun peserta didik dapat dengan leluasa melaksanakan tahapan-tahapan tersebut sehingga diharapkan hasil yang dicapai dapat optimal. **

Editor: Cosmas