Wujud Rasa Syukur Warga Desa Trangsan Gelar Grebeg Penjalin

Spread the love

SUKOHARJO, POSKITA – Bupati Sukoharjo Etik Suryani membuka Grebeg Penjalin di Desa Wisata Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (27/10) hadir juga Kapolres, Dandim, Camat, dan Kepala Desa Trangsan, serta tamu undangan. Tahun ini Grebeg Penjalin memasuki tahun ke-5 diselenggarakan pada 27-30 Oktober 2020 dengan tema “Rotanku, Trangsanku Bagi Negriku”. Grebeg Penjalin Tahun ini sangat strategis karena dilaksanakan di masa Recover setelah pandemi Covid-19, selama pandemi grebeg penjalin ditiadakan dan di tengah bayang-bayang resesi ekonomi global/dunia.

Grebeg Penjalin adalah sebuah peristiwa budaya untuk menunjukkan expresi rasa syukur masyarakat Desa Trangsan, Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya akan karunia Alloh SWT yang telah menjadikan penjalin/rotan sebagai mata pencahariannya. Grebeg Penjalin adalah sebuah kreasi yang kehadirannya secara sengaja diciptakan untuk menumbuhkan semangat kerja dan daya cipta serta kreatifitas segenap pelaku industri mebel Rotan di Desa Trangsan dan sekitarnya.

Bupati Sukoharjo Etik Suryani mengatakan, “Desa Trangsan menjadi desa sentra industri kerajinan rotan dan perwujudan persatuan dan kesatuan para perajin rotan. Gebreg Penjalin ini setiap tahun dilaksanakan, namun sempat terhenti 2 tahun karena musiban Covid-19, hari ini bisa terlaksana dengan baik dan lancar dan dan sangat luar biasa antusia para pengrajin berinovasi dan kreatif”, tuturnya.

“Grebeg ke V tahun 2022 ini cukup antusias masyarakat mengikuti, dengan adanya Grebeg Penjalin ini nanti tidak hanya untuk kita menampilkan tapi bener-bener ada interaksi antara produksi dan pembeli. Harapannya kami ke depan bisa mengangkat potensi daerah Kabupaten Sukoharjo, inya Allah menjadi desa wisata yang akan menarik dari para investor atau dari kota lain,” pungkasnya.

Plt Camat Gatak Tri Wahyudi, mengatakan “kerajinan penjalin adalah warisan nenek monyang dari masyarakat Desa Trangsan, seiring jalannya waktu pada tahun 2015 oleh bupati Sukoharjo waktu itu Wardoyo , Desa Trangsan ditetapkan sebagai Desa Wisata. Karena pesatnya perkembangan industri rotan insya Allah tahun ini oleh Kementerian Keuangan RI akan dinobatkan sebagai Desa Devisa. Sebelum pandemi penjual ekspor dari kerajinan rotan ini satu bulan mencapai 450 kontainer, kemudian pada saat pandemi tinggal sepertiganya jadi satu hari 5 kontainer, satu kontainer senilai Rp.200.000.000, sehingga dalam sebulan selama pandemi ini bisa mengekspor senilai Rp. 360.000.000.000,- angka yang cukup fantastis.”

“Grebeg ini kita maksudkan untuk menggerakkan pemasaran lokal, kami sangat berharap masyarakat khususnya Sukoharjo bisa menikmati produk-produk rotan hasil anak negeri ini. Karya dari warga Desa Trangsan ini yang 90% hasil kerajinan ini kita ekspor. Maka jangan sampai ada warga dari negara lain yang menikmati kita juga harus menikmati produk yang berkualitas ini.”

Kerajinan Rotan Desa Trangsan adalah sentra kerajinan terbesar di Jawa Tengah dan terebesar ke-2 di Indonesia setelah sentra kerajinan Cirebon Jawa Barat. Sentra kerajinan yang sumber bahan bakunya berada di luar pulau Jawa mampu menjadikan mata pencaharian yang berlangsung sejak tahun 1937. Modal keahlian masyarakat ini yang menjadikan Trangsan menjadi desa yang sangat dikenal di seluruh dunia karena produk-produknya telah tersebar di seluruh dunia.

Industri kerajinan rotan mengalami gejolak dan penurunan permintaan dari buyer sehingga menyebabkan kelesuan yang berdampak multiplier effek yang salah satunya peralihan profesi masyarakat. Kondisi inilah yang menyadarkan masyarakat untuk membangkitkan kembali industri kerajinan ini melalui kegiatan budaya yang disebut dengan Grebeg Penjalin. Grebeg penjalin ini adalah peristiwa yang ada dan satu-satunya di Indonesia serta pertama kali.

Kegiatan ini diharapkan menjadi Momentum untuk meningkatkan daya tarik dan menumbuhkan pasar bagi industri rotan khususnya pasar dalam negeri menuju kebangkitan dan kejayaan seperti masa lalu yang pernah mengalami kejayaan. Grebeg Penjalin diharapkan dapat menjadi pendulum geliat ekonomi baru dan menjadi iko terwujudnya Desa Trangsan sebagai daerah tujuan wisata baru serta Trangsan sebagai Desa Wisata.

Tujuan diadakan grebeg penjalin ini untuk menciptakan peristiwa budaya kreatif untuk menjadi momentum dan ikon budaya bagi kemajuan Desa Trangsan, menumbuhkan kecintaan terhadap produksi mebel rotan, menciptakan pangsa pasar baru dari hasil-hasil produksi mebel rotan Desa Trangsan khususnya pasar domestik yang selama ini justru tidak tergarap dengan baik.

Sasaran yang menjadi subyek kegiatan adalah seluruh warga Desa Trangsan dan sekitarnya, para pelaku industri mebel rotan, komunitas pendidikan, komunitas agama, komunitas petani, komunitas seni dan budaya, komunitas profesi/hobi, komunitas olah raga, komunitas pemuda, komunitas Perempuan dan lainnya.

Kegian Grebeg Penjalin V akan diisi dengan serangkaian acara antara lain pawai budaya, bazar dan pameran kerajinan rotan, pertunjukan seni budaya dan live music, donor darah, talk show dan workshop Pengembangan Indudtri Rotan, sertanpertunjukan wayang kulit semalam suntuk. Selain itu juga ada senam sehat, lomba mewarnai juga diadakan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk.

Karnaval atau Pawai Budaya Grebeg Penjalin V menjadi acara puncak berupa perebutan gunungan grebeg oleh warga yang berisi dengan produk produk kerajinan rotan dan diikuti para pealku usaha dengan aneka jenis produk rotan yang menarik seperti Replika Kapal Penisi, replika jamur raksasa, replika gazebo jumbo, kupu-kupu raksasa dan lain-lain. (aryadi)