Edukasi bahaya dan Pencehahan Hoaks

Spread the love

Karanganyar, Poskita.co – Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya para ibu, agar bisa tercegah dari bahaya hoaks, Kuliah Kerja Nyata Tematik-Merdeka Belajar Kampus Merdeka (KKNT-MBKM) Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta Kelompok 34 dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Drs. Suharno, MM, Akt, melaksanakan KKN di desa Tuban, Gondangrejo, Karanganyar, menyelenggarakan penyuluhan tentang edukasi bahaya dan pencegahan hoaks di Kampung Banjarejo dusun Tuban Kulon.

“Sosialisasi dilakukan dengan menggunakan perangkat multi media agar memudahkan audience dalam memahami materi yang disampaikan. Diikuti 25 ibu-ibu PKK Kampung Banjarejo dusun Tuban Kulon , bertempat di Balai RT.01/ RW 01, ” demikian diungkapkan pelaksana kegiatan Andika Prakasita, Sabtu (6/8-2022).

Lebih lanjut, Andika Prakasita, menjelaskan latar belakang penyuluhan tentang edukasi bahaya dan pencegahan hoaks ini guna untuk meningkatkan kewaspadaan ibu- ibu PKK tentang dampak dari hoaks yang marak terjadi saat ini.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, tidak sedikit orang yang memanfaatkan teknologi dengan tidak bijak. Salah satunya adalah pemanfaatan media sosial seperti Whatsapp, Instagram, Facebook, dan media sosial.

” Berdasarkan observasi yang kami di kalangan masyarakat, terutama ibu-ibu masih gampang termakan oleh berbagai hoaks yang marak terjadi di sosial media, ” ungkap Andika Prakasita.

Dalam kegiatan para peserta terlihat antusias dalam mengikuti penyuluhan yang diberikan oleh pemateri.

Tidak hanya penyampaian materi saja, namun terdapat sesi tanya jawab yang pada sesi ini banyak audience yang bertanya dan menjawab.

Untuk menambah daya tarik kegiatan sosialisasi hoaks dilengkapi dengan pembagian doorprize kepada audience yang menjawab pertanyaan ataupun bertanya.

” Harapan kami Ibu-ibu PKK Kampung Banjarejo, Dusun Tuban Kulon dapat memahami materi yang telah kami sampaikan, sehingga akan dapat lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial, terutama dalam mensikapi berita atau informasi yang belum dipastikan kebenarannya, ” pungkas Andika Prakasita. (*)

Cos/