Meningkatkan Minat Belajar Sejarah Melalui Media Film
Oleh: Tuti Iriyanti S.Pd
Guru Mapel Sejarah Indonesia
SMA N 1 Nguter Sukoharjo
Salah satu masalah yang mendasar dalam dunia pendidikan adalah bagaimana usaha untuk meningkatkan proses belajar mengajar sehingga memperoleh hasil yang efektif dan efisien, tidak terkecuali pada pelajaran sejarah.
Ada yang menyatakan bahwa memberikan pelajaran sejarah merupakan sesuatu yang tidak masuk akal atau tidak mungkin sama sekali, karena pelajaran sejarah bukan sebagai dasar ilmu pengetahuan, bahkan sangat mengaburkan konsep dan prinsip sejarah. Padahal bangsa manapun di dunia, tidak pernah ada suatu bangsa yang melupakan sejarah bangsanya, asal-usul dan perjuangan mereka untuk hidup dan merdeka, karena sejarah merupakan satu bagian dari kelompok ilmu yang berdiri sendiri.
Tujuan yang luhur dari sejarah adalah menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air bangsa dan negara, serta pengajaran sejarah merupakan sumber inspirasi terhadap hubungan antarbangsa dan negara, sehingga anak memahami bahwa ia merupakan bagian dari masyarakat negara di dunia.(Kasmadi,1996:13).
Pembelajaran sejarah sebagai implementasi dari pendidikan sejarah sering dianggap membosankan oleh siswa, karena penuh beban hafalan dan dianggap tidak memiliki manfaat bagi siswa, tidak membangkitkan sifat berfikir kritis serta jauh dari realita kehidupan.
Dalam proses pembelajaran sejarah di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Nguter misalnya, diketahui minat siswa dalam belajar sejarah justru sangat rendah dan lebih banyak membuat siswa menjadi bosan. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa selama KBM, siswa banyak yang bercerita sendiri dengan temanya dan ada siswa yang mengerjakan tugas mata pelajaran lain sewktu gurunya menerangkan. Penyediaan buku-buku pelajaran sejarah yang selama ini ternyata kurang efektif, karena lebih bersifat memberikan materi instan tentang fakta sejarah kepada para siswa daripada memberikan daya kreatif siswa untuk memahami sebuah peristiwa sejarah.
Penulis buku tidak memberikan ruang berfikir kepada siswa tentang bagaimana sebuah fakta sejarah muncul, dan narasi sejarah disajikan. Akibatnya siswa tidak dapat terlarut dalam sebuah narasi sejarah, sehingga siswa bosan membaca teks sejarah di sekolah. Siswa juga jarang untuk diajak berdialog tentang bagaimana sebuah karya sejarah dalam periode tertentu muncul.
Untuk itu, pengajaran sejarah yang hendak mewujudkan inti dan tujuanya maka perlu dibuat menarik. Pengembangan daya tarik pelajaran sejarah terutama pada pendidik sejarah, sebab di tangan pendidik sejarah akan tampak jiwa sejarah itu.
Film dapat membantu dalam proses pembelajaran, apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dapat dibaca saja atau hanya didengar saja. Pada awalnya, film atau gambar hidup ini hanya berupa serangkaian gambar diam yang diletakkan rapat-rapat ditunjukkan berganti-ganti dengan kecepatan tinggi, orang yang melihatnya akan mengalami ilusi seolah-olah terdapat gerakan.
Pada perkembangan selanjutnya, William Friese Greene dan Thomas Alva Edison menciptakan kamera pertama yang secara khusus didesain untuk merekam film gambar hidup (disebut kinetograph). Saat ini dengan berkembangnya teknologi, peralatan film sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Metode pembelajaran sejarah yang efektif yakni dengan visual atau menggunakan film pendek sebagai sarana pembelajaran. Pemutaran film pendek yang berisikan sejarah di rasa lebih tepat sasaran ketimbang siswa disuruh membaca buku hingga selesai.
Mempelajari sejarah lewat film lebih mengasyikkan daripada sekedar membacanya melalui buku. Karakter film sebagai media audio visual membuat pembelajaran terasa lebih menarik. Film bertemakan sejarah juga secara langsung dapat membaca suatu intrepetasi sejarah berikut fakta-fakta sosial yang terkandung di dalamnya.
Dengan kata lain menikmati suatu film bertemakan sejarah serasa membaca suatu analisa peristiwa sejarah yang komprehensif daripada sekadar menghafal nama-nama tokoh sejarah serta peristiwa penting yang melatarbelakanginya. Hal ini dapat mempermudah pemahaman sejarah serta membuatnya tidak membosankan. Tentu saja penggunaan film sebagai media pembelajaran sejarah mesti di dasari suatu penelitian mengenai peristiwa sejarah atau tokoh yang akan di filmkan berikut penelitian lain misalnya tentang kerajaan-kerajaan Hindu, Budha dan Islam yang akan menjadi suatu setting film. ***
Editor: Cosmas