Semangat Kartini di Era Milenial

Spread the love

Tuti Iriyanti S.Pd

Guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia

SMA Negeri 1 Nguter, Sukoharjo

RA Kartini dikenal sebagai sosok pemberani, yang semasa hidupnya terus memperjuangkan harkat dan martabat perempuan agar bisa mendapatkan hak yang sama dengan kaum laki-laki. Pada masa perjuangan kemerdekaan, tidak semua perempuan dapat sekolah. Hanya perempuan bangsawan saja yang memiliki kesempatan Pendidikan. Berawal dari situ, RA kartini terdorong untuk memajukan kaum perempuan pribumi agar tidak dipandang memiliki kedudukan yang rendah.

Kartini tidak pernah patah semangat dengan rasa keingintahuan yang sangat besar. Kartini ingin selalu membaca surat-surat kabar, buku-buku dan majalah Eropa, dari situlah terlintas ide untuk mewujudkan wanita-wanita Indonesia dari segala keterbelakangan ditambah dengan kemampuan berbahasa Belanda, Kartini juga surat menyurat dengan korespodensi dari Belanda.

Salah satu hal yang positif dari sosok kartini yang patut dicontoh dan memang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari pada saat ini, yakni Kartini adalah seorang penggila aktivitas literasi.

Melalui literasi, generasi milenial juga dapat memiliki banyak ide dan pemikiran-pemikiran yang brilian sehingga mampu terus berkarya di bidang yang ditekuni. Perempuan milenial dapat mengaktualisasikan diri menjadi sosok kartini sebagai role modelnya.

Kartini adalah tokoh inspriratif emansiapsi perempuan dan pelopor lahinya kebangkitan kaum hawa  Indonesia yang dapat menebarkan aura positif dan menumbuhkan senyum bagi orang-orang sekitarnya. Peringatan hari Kartini setiap tahun sesungguhnya diharapkan dapat membuat wanita-wanita di Indonesia dapat mencontoh teladan dari kartini dengan melakukan gerakan-gerakan keperempuan, gerakan-gerakan sosial dan gerakan-gerakan kesetaraan lainnya.

Peringatan Kartini di era milenial saat ini tambah kemudahan akses internet dan teknologi, membuat perempuan di era generasi milenial semakin bebas berkarya, hal ini sedikit mengurangi rasa bangga bagi anak-anak sekolah yang sebagian tidak bisa merayakan hari kartini seperti dulu.

Kartini pada zaman teknologi digital ini memiliki rasa yang berbeda. Terlihat jelas dari kasat mata, zaman sekarang Kartini lebih dinamis, pintar dan mendudukkan diri sejajar dengan pria.

Perjuanagn RA kartini berharap perempuan-perempuan memiliki tingkat pendidikan yang baik paling tidak dapat membaca. Pemikiran dan perjuangannya ternyata lebih dari hanya sekadar mampu membaca saja, tapi harus juga tampil sebagai pemikir, penganalisa dan pengambil keputusan. Kartini zaman sekarang bukan hanya sebagai pengikut saja, lebih dari itu mampu memimpin pria, tetapi tidak melupakan yang sudah menjadi suratan di tangannya. Peran sebagai ibu dan istri tak pernah dilupakan, hanya saja sekarang bertambah nilainya dengan karier. Kartini-kartini milenial tak hanya berdiam diri di rumah, melainkan menjadi pejuang-pejuang bagi keluarganya. Banyak yang memiliki usaha yang majupesat atau karier tinggi dalam pekerjaannya.

Perempuan milenial memerjuangkan apa yang menjadi keyakinan mereka bahwa yang di lakukan baik. Semangat kartinilah yang selalu mereka bawa dalam kehidupan. Nilai-nilai RA Kartini masih mereka bawa dalam diri masing-masing dan tidak melupakan akar budaya yang menjadi kearifan mereka dalam bersikap dan bertindak. Semangat kartini menjadikan perempuan Indonesia terus maju tanpa merisaukan gender.

Saat ini mulai terlihat Kartini-kartini baru nan modern. Banyak bermunculan perempuan-perempuan tangguh yang dipercaya untuk memegang jabatan tertinggi di suatu Lembaga maupun organisasi. Itu artinya kaum perempuan sudah dapat dipercaya untuk menjadi seorang pemimpin. Sejatinya bukan berarti ambisi untuk mendapat jabatan setinggi-tingginya seperti apa yang dilakukan kartini, tetapi semangat juang, kemampuan untuk belajar  yang ditunjukkan Kartini itulah yang harus dijadikan contoh.

RA Kartini adalah pahlawan yang memberi tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita,tekad dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak di sadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, beliau mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi. ***

Editor: Cosmas