Omset Ngabuburit Mazzehh Desa Bedoro Ternyata Sangat Fantastis

Spread the love

SRAGEN, POSKITA.co – Suasana Ramadhan dimanfaatkan warga Desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, dimanfaatkan untuk menggelar kawasan kuliner dengan tajuk Ngabuburit Mazzehh. Dengan menggandeng UMKM sekitar, gelaran kuliner omset perputaran uang transaksi mencapai Rp 20 juta setiap harinya. Kawasan kuliner yang diikuti sekitar 40 pedagang UMKM ini akan digelar hingga lebaran.Perputaran ekonomi pun kembali bangkit.

Lokasinya yang berada di sekitar kantor kecamatan Sambungmacan mudah ditemukan. Apalagi ada pertunjukan musik secara langsung yang menambah minat pengunjung. Kepala Desa Bedoro, Pri Hartono menyampaikan Kuliner Ngabuburit Mazzehh menjelaskan pihaknya menyampaikan konsep kuliner yang difasilitasi Pemerintah Desa (Pemdes) Bedoro itu mulai diminati warga luar desa. Pada awalnya hanya belasan pedagang UMKM sekitar Sambungmacan saja yang ada. Namun sekarang semakin berkembang dan sudah sekitar 40 pedagang.

Kondisi tersebut lantaran cukup banyak warga yang penasaran dan ingin jajan.”Kita naungi UMKM sekitar untuk jualan makanan, mainan anak. Ada juga kuda, dan dokar biar lebih menarik pengunjung,” terangnya.

Pri menjelaskan para pedagang hanya ditarik Rp 5 ribu untuk kebersihan. Sedangkan perputaran uang di lokasi tersebut sekitar Rp 20 juta per hari. Dengan asumsi satu pedagang mendapatkan Rp 300 ribu. Pihaknya menjelaskan jika potensial, maka lebaran nanti juga akan tetap buka. Namun keputusan tergantung pada para pedagang. Namun melihat potensi pemudik yang cukup tinggi harusnya bisa mengambil kesempatan tersebut. ”Lebaran nanti kalau pedagang menghendaki, pemdes siap memberi fasilitas,” ujarnya.

Pihaknya menuturkan jika minat jajan konsumen tetap tinggi, maka pihaknya menambah gazebo dan lampu untuk wisata kuliner. Jika berjalan lanjar, diharapkan bisa mensejahterakan masyarakat sekitar.

Sementara salah satu pedagang Kuliner, Sri Wahyuni menyampaikan sempat tidak berjualan karena hujan deras kemarin. Bahkan ada bagian atap kanopi yang rusak. Namun saat ini pedagang kembali bersemangat untuk berjualan. ”Kemarin hujan angin seperti itu, di sini kan nggak memungkinkan jualan,” tuturnya. (Cartens)