Pembelajaran Matematika dengan Kombinasi Youtube dan Multi Aplikasi 

Spread the love

Oleh: Putu Wirta, S.Pd

SD Negeri 3 Gilimanuk

Pada era sekarang, setiap orang sama sekali tidak bisa lepas dari bagian entitas dunia dan seolah memaksa agar selalu siap terhadap segala perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana diungkap Suma (2009:3) yang menyatakan bahwa, “kemampuan beradaptasi, fleksibel, dan belajar sepanjang hayat merupakan kebutuhan kunci dunia kerja abad 21”. Bagaimana tidak, ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut berkembang hampir setiap detik. Berbagai aplikasi berbasis windows maupun android selalu ada perubahan (updater) karena memenuhi persaingan dengan lainnya. Jika terlambat berkembang, maka terlibas oleh pesaing lainnya. Sebagaimana aplikasi BBM yang sudah lama kalah bersaing, begitu juga SMS sudah sangat jarang digunakan komunikasi oleh pengguna handphone. Persaingan ketat ini terjadi karena cepatnya revolusi orang-orang dibidangnya mengonstruksi perkembangan agar bisa beradaptasi dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. 

Baru-baru ini terdengar kabar bahwa Facebook sudah berganti nama menjadi Meta. Pergantian nama itu bukan tidak beralasan. Setidaknya alasan yang paling utama Facebook berganti nama adalah visi masa depannya tentang dunia metaverse. Sebuah dunia virtual baru sebagai tempat bermain game, bekerja, dan berkomunikasi dengan headset virtual reality (VR). 

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu menyediakan pada kita dua pilihan. Terus menjadi passenger (penumpang) atau driver (pengendali). Kalau hanya sebagai passenger artinya kita akan hanya sebagai pengguna. Dan sebagai pengguna tentu akan bekerja keras hanya agar dapat menggunakan berbagai fasilitas teknologi tersebut. Tetapi kalau bisa menjadi driver artinya kita bisa menemukan sesuatu teknologi yang bisa dibeli oleh orang lain. Kita dapat untung yang luar biasa besar.  

Kalau pun tidak bisa menjadi driver, minimal bisa menjadi pengguna yang mahir pada setiap perkembangan teknologi. Terlebih sebagai guru yang bergerak di dunia pendidikan. Semestinya guru yang paling pertama beradaptasi pada setiap perkembangan ilmu dan teknologi. Hal demikian berguna untuk mempercepat proses transfer ilmu kepada peserta didik. Terlebih lagi pada masa pandemi Covid-19 sekarang ini. Satu-satunya pilihan hanyalah menjadi pengguna mahir teknologi informasi sebagai media pembelajaran dalam jaringan (daring). Sebab pembelajaran tatap muka langsung tidak diperkenankan dengan alasan memutus rantai penyebaran Covid 19. 

Banyak teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan guru sebagai media pembelajaran daring. Salah satunya Youtube.  Youtube merupakan situs yang didirikan tiga sekawanan yaitu Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim. Youtube berfungsi     sebagai media untuk mengunggah (upload) video yang nantinya bisa dibagikan (share) kepada orang lain yang memiliki akses internet. Pengunggahan video bergantung pada kecepatan internet. Semakin cepat kecepatan internet semakin cepat pula video bisa terunggah lalu bisa dibagikan. Selain menggunggah video, Youtube juga bisa digunakan untuk live streming. Live streming bisa secara langsung dari Youtube atau menggunakan situs tambahan seperti Streamyard. 

Kehadiran situs Youtube menjadi angin segar bagi setiap orang yang ingin berbagi. Orang tidak lagi harus mengantri lama agar bisa tampil dan ditonton banyak orang melalui media televisi. Sekarang dengan cepat bisa tampil dengan situs Youtube. Bahkan karena Youtube sekarang berbagai siaran televisi penontonnya terus berkurang. 

Dalam pembelajaran daring, guru bisa dengan matang menyiapkan video pembelajaran agar efesien diterima siswa. Seperti yang dilakukan di SD Negeri 3 Gilimanuk pada pembelajaran pecahan matematika kelas 4. Materi pembelajaran dikemas sedemikian menarik melalui PowerPoint 2016. Kemudian PowerPoint itu direkam layar menggunakan aplikasi Bandicam. Hasil rekaman kemudian ditambahkan guru yang tampil menjelaskan. Agar suara guru yang mengajar terdengar berkualitas, suara guru direkam dengan aplikasi bawaan android yang sudah professional lalu diedit pada aplikasi Audacity. Semua bahan rekaman audio dan video itu kemudian digabung dan disempurnakan pada aplikasi Filmora. 

Setelah video final, kemudian diunggah lalu dibagikan kepada siswa. Interaksi siswa dengan guru selanjutnya bisa memanfaatkan kolom komentar atau bisa juga memanfaatkan aplikasi WhatsApp Grup secara real time saat waktu pembelajaran berlangsung. Guru secara sistematis bisa memberikan tugas-tugas untuk didiskusikan melalui media tersebut. 

Sesekali guru memberikan gambar format gif hasil editan pada aplikasi Honeycam. Gambar format gif ini merangsang ketertarikan dan ketangkasan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan untuk dijawab secara real time. Dengan demikian pembelajaran tetap interaktif seperti pembelajaran tatap muka. Dimana siswa dengan aktif berpikir dan berdiskusi dalam pembelajaran meskipun secara daring. 

Hasil akhir dari pembelajaran ini menunjukan ada peningkatan rata-rata hasil belajar matematika. Pada semester 2 Tahun pelajaran 2020/2021 nilai rata-rata matematika siswa adalah 90. Sedangkan pada evaluasi pembelajaran materi pecahan senilai dan pecahan sederhana didapat nilai rata-rata 91,67. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai sebesar 1,67. Kemudian dilihat dari ketuntasan yang mencapai 92% adalah persentase yang tinggi. *** 

Editor: Cosmas