Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Kelompok B Melalui Kegiatan Senam Otak

Spread the love

Oleh: Ira Ika Indrayani, S.Pd.
Guru TK Kelompok B, TK Pertiwi 1 Gedongsari, Kec. Banjarejo, Kab. Blora

Anak usia dini adalah anak yang memiliki masa keemasan bagi perkembangan fisik dan mental anak. Pada masa ini, anak sangat peka terhadap segala pengaruh yang diberikan oleh lingkungan. Anak-anak pada usia ini dapat diibaratkan seperti sepotong karet busa yang menyerap air dengan sempurna, terlepas dari apakah air itu kotor atau bersih. Oleh karena itu, masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan anak di masa yang akan datang. Keberhasilan anak dalam melewati masa ini merupakan landasan bagi keberhasilan anak di masa depan.
Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui pendidikan, manusia akan mampu bekerja secara efektif dan efisien, mampu menghasilkan produk yang bermanfaat, mampu mengelola sumber daya alam secara efektif dan efisien sehingga kehidupannya menjadi lebih baik. Bahkan yang penting dari pendidikan adalah membuat manusia berpikir rasional dan mampu mengendalikan emosinya sehingga antara individu dan masyarakat harmonis dan saling menyenangkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan akan membuat masyarakat sejahtera lahir dan batin. Oleh karena itu, pemerintah berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui jenjang paling dasar yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga pendidikan tinggi.
Rentang usia anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun merupakan masa sensitif bagi anak, dimana anak mulai peka untuk menerima berbagai upaya pengembangan potensi anak secara maksimal. Masa peka merupakan masa pematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon rangsangan yang diberikan oleh lingkungan. Dimana saat ini merupakan masa meletakkan landasan pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama. Dalam mengembangkan seluruh aspek kemampuannya, anak membutuhkan kegiatan yang menyenangkan dalam proses pembelajaran. Untuk itu guru harus mampu menciptakan suasana yang kondusif dengan harapan anak kreatif dalam belajar dan bermain.
Perkembangan otak mempengaruhi proses belajar, sedangkan proses belajar juga mempengaruhi pematangan otak dan cara berpikir seseorang. Belajar merupakan aktivitas alamiah yang seharusnya menyenangkan karena akan berlangsung terus menerus sepanjang hayat. Ketika kita mengalami kesulitan belajar, hal itu terjadi karena ketidakmampuan kita untuk mengalami stres dan keragu-raguan dalam menghadapi tugas atau masalah baru. Hal yang sama berlaku untuk anak-anak. Setiap anak memiliki potensi untuk menyelesaikan proses belajar dengan baik, terutama jika kita membantu mereka dengan alternatif yang sehat untuk menghadapi ketegangan dan tantangan belajar.
Menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan merupakan salah satu tugas seorang guru agar anak tidak mudah bosan belajar di PAUD. Pendidik hendaknya memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan berbagai kegiatan, salah satu aspek penting yang harus dikembangkan pada anak usia dini adalah aspek kognitif. Kognitif adalah istilah yang digunakan oleh psikolog untuk menggambarkan semua aktivitas mental yang berkaitan dengan persepsi, pemikiran, memori, dan pemrosesan informasi yang memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang terkait dengan bagaimana individu belajar, memperhatikan, mengamati, membayangkan, menaksir, menilai, dan memikirkan lingkungan.
Keberhasilan suatu proses belajar dipengaruhi oleh kemampuan kognitif individu untuk berkonsentrasi atau fokus pada objek yang dipelajari. Terkait dengan hal tersebut, konsentrasi merupakan aspek penting bagi anak dalam mencapai keberhasilan belajar. Konsentrasi adalah pemusatan perhatian (pikiran) atau tingkat perhatian yang tinggi pada sesuatu.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan terhadap kemampuan kognitif anak usia dini kelompok B di TK Pertiwi 1 Gedongsari, Kec. Banjarejo, Kab. Blora menunjukkan bahwa kemampuan kognitif anak untuk fokus atau berkonsentrasi masih rendah. Hal ini disebabkan oleh strategi pembelajaran yang kurang tepat. Penulis melihat disini guru kurang kreatif dalam membantu perkembangan anak usia dini, dan disini guru juga kurang memperhatikan anak dalam perkembangannya, guru terlalu fokus pada materi yang akan diajarkan.
Untuk itu, guru harus mampu menampilkan, menampilkan dan menyampaikan informasi secara jelas dan baik kepada anak dalam mengembangkan kemampuan kognitifnya agar anak mampu berkonsentrasi dalam pelajaran dan mengerjakan tugasnya dengan baik. Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan kognitif agar anak mampu berkonsentrasi dengan baik adalah dengan melakukan senam otak. Senam otak merupakan bagian dari Edu-K yang menekankan pada gerakan tubuh untuk menyelaraskan fungsi dan penggunaan otak. Rangkaian gerakan dalam senam otak dapat membantu mengkoordinasikan tubuh dan otak. Senam otak terdiri dari beberapa gerakan sederhana yang dapat memperlancar kegiatan belajar dan mengatasi gangguan belajar pada anak. Senam otak dapat memberikan stimulasi atau stimulus tersebut dapat meningkatkan kemampuan kognitif.
Pengalaman yang diperoleh anak dari interaksi dengan lingkungannya akan merangsang terbentuknya hubungan yang kompleks antara sel saraf dan antar bagian otak (sinapsis) sehingga lama kelamaan anak akan mampu memahami dan melakukan aktivitas yang semakin kompleks. Pengalaman bahwa anak usia dini memiliki pengaruh yang sangat menentukan terhadap arsitektur otak dan kapasitas otak orang dewasa, kemampuan belajar dan kemampuan mengontrol emosi dan metode ini sangat tepat digunakan untuk siswa kelompok B di TK Pertiwi 1 Gedongsari, Kec. Banjarejo, Kab. Blora.
Editor: Cosmas