Teknik Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa
Oleh: Sigit Adi Pambudi, M. Pd.
Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas X dan XI SMA N 1 Purbalingga
Belajar bahasa, apalagi Bahasa Inggris, bagi sebagian siswa dianggap sulit. Guru harus inovatif saat pembelajaran Bahasa Inggris, salah satunya penulis menggunakan teknik mind mapping untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
Melalui bahasa seseorang dapat melakukan interaksi dan komunikasi dengan sesama. Bahasa adalah aspek sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan bentuk perilaku (Ilzamudin Ma’mur, 2010).
Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Selain untuk menjaga hubungan dengan orang lain. Orang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pendapat, dan pikirannya dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan sarana terpenting dalam kehidupan karena tidak mungkin manusia berkomunikasi dengan orang lain dan melakukan aktivitas sehari-hari tanpa menggunakan bahasa.
Bahasa Inggris telah lama dianggap sebagai bahasa internasional. Sebagai bahasa internasional, bahasa Inggris telah digunakan sebagai media komunikasi baik komunikasi lisan maupun tulisan. Untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris, orang harus memperolehnya secara informal atau mempelajarinya secara formal, dalam kursus bahasa Inggris atau di sekolah. Melihat kenyataan tersebut, pemerintah telah menetapkan bahwa bahasa Inggris harus diajarkan sebagai mata pelajaran wajib di sekolah menengah dan sekolah tinggi. Tujuan pengajaran bahasa Inggris di sekolah adalah untuk membantu siswa memperoleh empat keterampilan bahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
Keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara. Siswa membutuhkan keterampilan ini untuk berbagai alasan, seperti untuk bertukar informasi, untuk mempengaruhi orang, dan menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain. Berbicara merupakan keterampilan penting yang harus dikuasai oleh siswa. Melalui komunikasi, siswa akan mengetahui bagaimana mengungkapkan perasaan dan gagasannya secara lisan. Di era globalisasi, pembelajaran bahasa Inggris menjadi hal yang penting, sejak tahun 1100 setelah bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa internasional (Ari Welianto, 2015). Indonesia merupakan salah satu warga negara yang mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa asing.
Berbicara merupakan salah satu keterampilan perlu dipelajari dan dikuasi oleh siswa. Berbicara memiliki banyak aspek yang berbeda termasuk dua kategori utama yaitu akurasi yang melibatkan penggunaan kosa kata, tata bahasa dan pengucapan yang benar yang dipraktikkan melalui kegiatan yang dikendalikan dan dibimbing. Kategori kedua adalah kelancaran, dianggap sebagai kemampuan untuk terus berbicara ketika berbicara secara spontan (Erik Vilimec, 2006).
Siswa dalam berbicara biasanya mencerminkan bahasa yang mereka gunakan di rumah. Dalam kehidupan sosial, terlihat ketika mereka berbicara dengan intonasi, kosa kata, dan struktur yang berbeda. Jadi, untuk membuat siswa berlatih di kelas, guru perlu mengadopsi dan memvariasikan teknik mengajar, seperti peta pikiran, diskusi kelompok, dan umpan balik. Berikutnya, guru perlu terlibat dalam kelas karena sangat penting bagi guru. Guru tidak hanya berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan yang mendorong siswa untuk berbicara dalam bahasa, tetapi juga harus menampilkan diri sebagai model yang baik dari pengguna bahasa lisan dan memberikan contoh kinerja yang baik dalam bahasa tersebut.
Guru juga harus memahami situasi dan kondisi siswa di kelas dan masalah siswa dalam menguasai keterampilan berbicara. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis sebagai guru Bahasa Inggris kelas XI di SMA N 1 Purbalingga ditemukan sebagian siswa tidak memiliki keberanian untuk berbicara dan kekurangan kosa kata. Selain itu, masalah siswa tidak hanya dari pengamatan di dalam kelas tetapi juga dari siswa itu sendiri. Mereka kurang percaya diri untuk membangun keberanian diri mereka.
Dari permasalahan tersebut perlu adanya solusi atau perlakukan agar siswa berani berbicara dan memperbanyak kosakata yang tidak membuat siswa cemas dan malu untuk berbicara. Suasana kelas harus nyaman untuk mengungkapkan topik dan dekat dengan guru dan teman-temannya. Untuk menciptakan situasi yang nyaman dan baik bagi siswa, guru harus memiliki teknik dan metode yang tepat dalam mengajar bahasa. Guru juga harus memiliki interaksi yang baik dengan siswa. Siswa membutuhkan lebih banyak latihan sehingga guru perlu membuat dan menggunakan teknik yang menarik.
Dalam hal ini, penulis sebagai guru Bahasa Inggris di SMA N 1 Purbalingga menerapkan teknik mind mapping untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Pembelajaran dengan teknik mind mapping diharapkan dapat membuat siswa lebih tertarik ketika mereka belajar berbicara bahasa Inggris. Tujuan bahasa adalah komunikasi dan tujuan berbicara dalam konteks bahasa adalah untuk meningkatkan efisiensi komunikasi. Berbicara merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting bagi setiap siswa. Penguasaan keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris merupakan prioritas bagi banyak pembelajar bahasa asing.
Tujuan penggunaan teknik mind mapping dalam pengajaran berbicara adalah untuk membuat konsep yang sesuai. Sebelum berbicara siswa perlu mempersiapkan konsep, dengan menggunakan teknik mind mapping siswa dapat dengan mudah membuat konsep, dan menerapkannya ketika mereka harus berbicara. Ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh metode mind mapping seperti 1) membantu otak berkonsentrasi karena mind mapping bersifat visual. 2) Informasi menjadi lebih jelas dan menarik untuk dibaca. 3) Esensi materi terlihat jelas. 4) Hubungan antara satu ide dan ide lain mudah dilihat. 5) Meningkatkan keterampilan memori otak. 6) Belajar dengan cara yang menyenangkan dan imajinatif (Shahab, 2019).
Temuan yang didapat setelah menerapkan teknik mind mapping adalah secara efektif dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Kegiatannya adalah guru melakukan brainstorming di awal kelas, mencontohkan pembuatan mind mapping, pengembangan gagasan dalam mind mapping. Sedangkan kegiatan yang dilakukan siswa adalah mengucapkan kata-kata dalam pemetaan pikiran mereka, membuat paragraf dari topik dan menerapkannya dalam mind mapping, berbicara berdasarkan mind mapping secara lisan.
Editor: Cosmas