Tim Penelitian ISI Surakarta Jajaki Kolaborasi bersama Penyintas Skizofrenia Melalui Workshop Doodle Diary

Spread the love

Menyambut Pekan Peduli Skizofrenia,  tim Penelitian Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang diketuai oleh Taufik Murtono, dosen Prodi Desain Komunikasi Visual bermitra dengan Komunitas Peduli Skizofrenia (KPSI) mengadakan workshop menggambar doodle diary di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta (29/5/2021).

Taufik Murtono, selaku ketua tim peneliti mengatakan bahwa workshop ini bertujuan sebagai ajang perkenalan dan penjajakan kolaborasi antara civitas akademik dengan komunitas skizofrenia.

“Workshop hari ini merupakan awal dari kegiatan penelitian yang bertujuan penciptaan seni bersama penyintas skizofrenia. Selanjutkan akan diselenggarakan workshop lanjutan secara lebih intens baik offline maupun online,” jelas Taufik.

Lebih lanjut, Taufik Murtono menjelaskan bahwa workshop tersebut selain untuk menyambut Pekan Peduli Skizofrenia juga merupakan rangkaian kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat oleh civitas akademik ISI Surakarta. Peserta workshop terdiri dari 20 orang penyintas skizofrenia yang berasal dari Surakarta dan sekitarnya. Peserta dibagikan sebuah doodle diary dan alat tulis untuk keperluan workshop yang dapat digunakan untuk menggambar lagi di rumah masing-masing.

Workshop dipandu oleh ketua peneliti dengan pendampingan relawan KPSI. Workshop berjalan cukup menarik karena pemateri tidak mengajari menggambar, namun lebih memotivasi peserta untuk berani menuangkan gagasannya melalui media gambar. Workshop dimulai dengan pemanasan, menggambar garis-garis secara bebas dalam kotak-kotak kecil.

Memasuki materi utama workshop, peserta diminta membuat coret-coretan secara bebas dengan pensil tanpa memikirkan ataupun bertujuan membuat bentuk tertentu pada doodle diary yang telah dibagikan. Kemudian peserta diminta mengamati hasil coretan dan diajak melihat bentuk-bentuk yang muncul. Beragam bentuk dapat terlihat seketika, namun ada juga yang baru terlihat setelah peserta diminta memutar kertas gambar. Bentuk-bentuk yang muncul tersebut kemudian dijadikan gambar yang berwujud dengan menggunakan spidol.

Sementara itu, Kepala Pusat penelitaian ISI Surakarta, Satriana Didiek Isnanta, M.Sn melalui sambutan dalam workshop tersebut mengatakan bahwa ISI Surakarta memiliki road map penelitian dengan tema seni dan disabilitas. ISI Surakarta juga telah membentuk Pusat Studi Seni dan Disabilitas.

“Beragam penelitian telah dilakukan dengan menggandeng sekolah dan komunitas disabilitas sebagai mitra. Melalui Pusat Studi Seni dan disabilitas, ISI Surakarta bermaksud menjadikan seni sebagai ekspresi bersama seluruh masyarakat secara inklusif,” jelas Didiek. (isna)